Part 3

16.2K 771 12
                                    

Hujan turun begitu deras sehingga membuat Rayn dengan Raya yang sedang duduk di kantin berlari sambil bergandengan tangan menuju kekelas Raya.

Didepan kelas. Rayn melihat Raya kedinginan langsung melepas jaketnya lalu memakaikannya kepada Raya. Tatapan mereka bertemu hingga Raya memalingkan wajahnya kearah lain. Rayn menanggapinya dengan tersenyum tipis.

Rayn melihat hujan mulai reda langsung menyuruh Raya segera masuk. Raya mengembalikan jaket Rayn setelah itu masuk kedalam kelas. Rayn pun berjalan menuju kelasnya XII IPA 1 dengan jaket disampirkan dibahu.

---

Rayn duduk dibangku samping Radeya dipojok kelas dengan kaki yang berada di atas meja sambil memainkan ponsel.

+62 83859666192
Gue bkl rebut Raya dr Lu.

Rahang Rayn mengeras membaca pesan dari Rama.

"Lo kenapa Ray?" tanya Radeya melihat Rayn seperti menahan amarah. "Rama dia mau ngerebut Raya dari gue," jawab Rayn dengan wajah datar. "Berani banget tu anak!" gertak Melvin mengebrak meja. "Santai, kita nggak akan biarin dia macem-macem," kata Raphael mengerti kegelisahan Rayn. Ia menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

"Pulang sekolah markas," kata Rayn tegas. Diangguki para sahabatnya. Tak lama pelajaran dimulai sampai bel pulang berbunyi.

---

Raya berjalan menuju halte. Ia menunggu mang Ujang menjemput. Terdengar ponsel Raya berdering.

Rayn
aku gak bisa ngnter kamu hr ini.
klu ada apa² hubungi aku love you.

Raya
Iya enggak apa-apa, kamu tenang aja.
Aku di jemput kok Ray.

Read

Beberapa menit kemudian terdengar suara mobil berhenti di depan Raya. Ia menaruh ponsel disaku seragam berjalan menuju mobil. Mobil pun melaju membelah jalanan kota Jakarta.

---

Rayn melihat pesan dari Raya hanya tersenyum tipis memilih meletakkan ponsel diatas meja. Rayn menegakkan tubuhnya dengan kedua tangan dikaitkan didepan wajahnya. Sikunya diletakan diatas meja memfokuskan tatapan kepada Ikhbar. "Awasi terus gerak-gerik Rama dan anggota gengnya," kata Rayn kepada Ikhbar berada didepannya.

"Siap," Ikhbar bangkit berdiri keluar markas melaksanakan tugas. dimarkas hanya tersisa Radeya, Melvin dan Raphael. "Lo sentuh Raya sedikit aja, abis lo," kata Rayn menyeringai. Mereka bertiga menelan ludah pelan.

---

Raya menuruni anak tangga dengan berpakaian tidur menuju ruang makan. Dimeja makan sudah ada ibunya dan ayahnya. Raya segera menarik kursi didekat ibunya duduk sambil mengambil susu yang disodorkan ibunya dan nasi yang sudah ada sayur.

---

Diruang keluarga Raya duduk disofa sambil memakan cemilan. Terdengar suara ayahnya. "Papa ingin menjodohkan kamu dengan anak teman rekan bisnis papa." Raya berhenti sejenak memakan cemilan menatap ayahnya."Pa, aku nggak mau. Lagian aku udah ada pacar," kata Raya lalu meletakkan toples secara kasar diatas meja dan langsung bangkit berdiri menuju kamarnya. Guzaila menatap suaminya. "Apa sebaiknya kita batalkan saja pa?"

"Mau tidak mau dia harus mau ma," kata Gaishan tegas. Melangkah pergi meninggalkan istrinya menatap pasrah kepergian suaminya.

---

Raya memandangi langit malam "aku," matanya sayu menatap langit, "harus bagaimana tuhan?"

Terdengar suara pintu terbuka Raya masih dengan posisinya. Guzaila samar-samar melihat Raya dengan wajah sedih. "Ray, semua keputusan. Mama serahkan sama kamu nak," Guzaila menutup kembali pintu kamar. Raya telah menaruh hati kepada Rayn walau belum menyatakan perasaannya.

Rayn&RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang