50🍂

108 10 6
                                    

Keyna membuka matanya saat sinar matahari menusuk wajahnya. Ia melihat Velin sedang membuka jendela. Ya, ia ketiduran di sofa setelah seharian menangisi keadaan kekasihnya.

Matanya kembali ke arah ke Kevin. Masih sama, Kevin masih terpejam dan tak sadarkan diri. Kevin telah melewati masa kritisnya , dan dirinya sudah dipindahkan di ruang rawat inap yang kamarnya sebelahan dengan orang tuanya, kakak, dan juga adiknya.

Mereka memang sengaja tidak disatukan, karena kata dokter yang menangani Kevin dia masih membutuhkan penanganan intensif untuk memulihkan keadaannya.

Keyna kembali menghampiri Kevin dan mengelus punggung tangan kekasihnya. Hati Keyna kembali teriris melihat Kevin berbaring di ranjang dengan lemas.

Tempat Keyna berpikir dalam benaknya, apakah Kevin mengetahui kehadirannya? apa ia bisa mendengar suara kehadirannya?

"Keyna", panggil Velin membuat Keyna menoleh.

"Kemarin lo ketiduran, kebetulan gw ketemu adek lo. Jadi gw suruh dia balik duluan sama ngabarin bokap sama nyokap lo", jelas Velin.

"Hah? Seriusan? Makasih ya kak. Gw bahkan sampe lupa", ucap Keyna sambil menunduk. "Sorry, jadi ngerepotin"

"It's okay no problem. Btw adek lo yang cowok tinggi itu kan?"

"Eh iya. Dia adek gw", ucap Keyna tersenyum kaku.

"Ohh"

"Tapi yang jagain keluarganya Kevin di ruang inap siapa?", tanya Keyna.

"Ohh... Gw udah minta tolong orang tua gw buat nemenin di ruang inap. Tapi tadi gw juga sempat kenalan sama nyokap lo"

"Nyokap gw? Bunda? Bunda gw disini?", tanya Keyna membulatkan matanya.

"Iya tadi sempet kesini, tau lo juga kok. Tapi katanya Bunda nggak mau ganggu lo tidur, jadi cuma tadi pesan buat lo kalo sekolah lo udah diizinin", ucap Velin.

Astaga kok gw lupa sih sekarang kan masih sekolah?! - batin Keyna.

"Berati sekarang tinggal nyokap lo?"

"Engga kok, kayaknya disebelah ada Arga sama anak anak lainnya"

lah kak Arga disini? - batin Keyna.

ya iya lah orang sohip nya:( - Author.

"Oh thanks ya kak", ucap Keyna yang dibalas anggukan.

Keyna dapat melihat betul wajah Velin yang pucat. Mungkin dari kemarin ia belum makan, akhirnya Keyna memutuskan untuk mengajak Velin sarapan di kantin rumah sakit.

"Terus yang jaga Kevin siapa?", tanya Velin.

"Ya udah, Kak Velin tunggu Kevin dulu. Di ruangan satunya kan udah ada dijaga sama orang tua kak Velin, biar gw aja yang beli makanannya", ucap Keyan lalu meninggalkan ruangan itu.

Setelah Keyna membeli makanan untuk mereka berdua, dan juga orang tua Velin. Ia kembali menuju ke ruangan Kevin. Saat masuk, Keyna sudah melihat kehadiran Devan, Reza, Aldo, Ara, Imel, dan Della sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

Keyna sudah mau memberikan dua bungkus nasi kepada Velin dan satu bungkus untuk dirinya sendiri. Velin bangkit dari duduknya.

"Gw mau nemenin Alan dulu ya, sekalian ngasih makanan ini ke mama gw", kata Velin yang di beri jawaban anggukan dari Keyna. Velin langsung keluar dari ruangan itu.

"Keyna cayanggg", ucap Ara menghampiri Keyna.

"Hmm"

"Key, sorry ya kita baru dateng... Kita baru tahu kabarnya dari adek lo semalem chat gw. Jadi baru kesini", ucap Della.

"It's okay", singkat Keyna.

"Cil, gimana keadaan Kevin? Gw denger dia sempet kritis", tanya Reza yang memanggil Keyna dengan ( Cil / Bocil ).

"Iya sih, puji Tuhan dia udah ngelewatin masa kritisnya", lesu Keyna.

"Syukur deh kalau gitu"

"Btw semua nggaa sekolah?", tanya Keyna sambil membuka karet yang membungkus kertas minyak itu, lalu melahapnya nasi itu dengan raut wajah yang tidak semangat.

"Bolos"

"Ih parah lo semua, kenapa ngga sekolah coba?", ucap Keyna.

"Ya gimana mau sekolah, keadaan Kevin kayak gini. Lo juga pasti cape dari semalam kan lo jagain Kevin? Udah abis ini lo istirahat. Biar kita yang jagain, kesehatan lo tuh diinget", ucap Reza yang tidak ada balasan dari lawan bicara.

10 menit mereka saling diam bergulat dengan pikiran mereka masing-masing.

"Eh guys, kalau disuruh milih... kalian pilih mandi di sungai atau mandi di sumur?", tanya Devan untuk mencairkan suasana agar tidak tegang.

"Mandi di sumur sih kalau gw. Di sungai pasti banyak tainya tuh", ucap Imel terkekeh diikuti sahabat-sahabatnya. Namun tidak dengan Keyna.

Mereka semua saling bertatapan merasa gagal menghibur satu cewek itu. Akhirnya mereka memilih diam sejenak sebelum waktunya tiba.

Diam-diam Reza, Aldo, dan Devan sudah menyiapkan kue tart dengan krim putih di atasnya. Aldo mencolek Ara, memberi kode untuk sedikit menggeser posisinya. Ya walaupun situasinya tidak tepat.

Ara yang memegang kue di tengahnya, sedangkan yang lain berdiri disamping Ara. Perlahan mereka mendekati Keyna, agar tidak menimbulkan suara hentakan.

"Keyna!", panggil Ara membuat Keyna menoleh.

"Happy sweet seventeen, Keyna Kamila Wijaya!", ucap Ara pelan mengingat ini di rumah sakit dan Kevin masih terbaring.

"Semoga di tahun ini, kalau jadi cewek yang lebih dewasa lagi. Diberi kesehatan, diberi kesabaran menghadapi setiap masalah, dan tetap jadi sahabat terbaik kita meskipun lo ngeselin", ucap Ara.

"Makasi Ara, makasii guys....", lirih Keyna.

"Sekarang, lo make a wish. Biar gw bisa makan kuenya", ucap Aldo dengan em entengnya. Keyna memejamkan matanya sejenak...

Tuhan, Keyna mohon kali ini buatlah Kevin sadar dari komanya. Keyna ingin Setelah dia membuka mata yang pertama kali dia lihat adalah senyum di wajah Keyna. Keyna mohon Tuhan... - Keyna.

Sebulir air mata menetes membasahi pipi Keyna. Ia membuka matanya dan meniup lilin di hadapan Kevin dengan sekali tiupan.

"Makasi ya", ucap Keyna menatap mereka bergantian.

Terdengar decitan pintu terbuka dan menampilkan sosok Velin di balik pintu.

"Eh Keyna ulang tahun?", pekik Velin yang terlihat terkejut, padahal Ia sudah tahu kalau hari ini ulang tahun Keyna.

"Happy birthday ya!", ucap Keyna menunjukkan senyumnya.

"Hehe thanks kak Velin", balas Keyna.

"Key", panggil Velin setelah mereka terdiam cukup lama. Ada yang harus gw tunjukin ke lo"

~~~

°
°
°

TBC
see you next part guys!🌱

love legend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang