Kevin berusaha menahan amarahnya ketika Keyna selesai berucap seperti tadi. Ia memejamkan matanya beberapa saat sebelum menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Ngga ada yang pergi. Selesaiin masalah sekarang", ucap Kevin dengan suara yang dalam dan datar.
Keyna menggeleng. "Ngga mau. Aku kan kayak anak kecil katanya, ya udah aku pulang ketemu bunda. Minggir"
"Aku bilang ngga ada yang boleh pergi, Keyna", ulangnya penuh penekanan.
"Tapi aku ngga mau ketemu kamu!"
Kevin menarik tangan Keyna sedikit kasar menuju kamar. Keyna meronta namun Kevin tak kunjung melepaskan cengkeramannya.
Kevin membuka pintu kamar dan menariknya masuk sebelum menutup pintu, dan menguncinya.
"Omongin baik baik, jangan apa-apa kamu bawa emosi terus", ucap Kevin datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
Keyna menggeleng. "Aku ngga mau. Buka pintunya, aku mau pulang. Minggir!"
Kevin menatapnya datar. "Gitu cara kamu ngomong sama suami kamu sendiri? Kamu pikir sopan?"
Keyna terdiam saat Kevin selesai berbicara. Hatinya mengatakan salah namun otaknya masih menampik hal tersebut. Salah siapa hingga Keyna berani berbicara dengan intonasi tinggi seperti itu pada Kevin?
"Aku tau aku salah. Tapi apa pantes kmau ngomong gitu ke suami kamu sendiri?", tanya Kevin.
Keyna menunduk, menghindari tatapan lekat yang Kevin berikan. Keyna merasa sedikit bersalah, namum sekali lagi ia berpikir bahwa karena Kevin lah ia jadi seperti ini.
"Kamu tau ngga kalo aku cuma khawatir sama kamu? Kamu ngga suka aku khawatir?"
Hanya hening yang menjawab pertanyaan Kevin saja tadi. Keyna masih tetap terdiam.
"Kenapa diem sekarang? Bener? Ngga suka aku khawatir sama kamu? Cape aku khawatir terus? Risih?"
Keyna semakin menundukkan kepalanya. Buka seperti itu, rasanya Keyna ingin menjawab namun bibirnya sulit untuk terbuka.
"Yaudah kalo kamu risih, kamu bebas mau makan apapun ngga akan aku larang. Maaf aku bikin kamu risih", ucap Kevin pelan lalu menghela nafasnya.
Tatapannya melembut. "Kamu ngga mau liat aku kan? Kamu bisa tidur dikamar, aku diruang tamu. Besok pagi aku berangkat duluan, kamu besok berangkat sama pak Tejo pake mobil kamu. Besok pagi juga Bi Ira ngga kerja"
Kevin berbalik untuk membuka kunci pintu lalu menyerahkan kunci itu pada kekasihnya. "Kunci aja, aku ngga bakal masuk. Aku ambil baju dulu"
Kevin melangkah menuju lemari untuk mengambil setelan kerjanya dan beberapa barang yang lain. Setelahnya ia mendekat ke arah Keyna yang masih menunduk, memainkan kunci ditangannya.
Tanpa diduga, Kevin mengecup kening Keyna sekilas dan berbisik lembut.
"Panggil aku kalo butuh sesuatu"Kevin menjauh dan melangkah keluar kamar. Meninggalkan Keyna dengan perasaan bersalah yang mulai menghantui pikirannya
Keyna ingin sekali mengejar Kevin dan meminta maaf kepadanya. Namun kali ini, malam ini khususnya, ego Keyna menang melawan hati nuraninya.
🥀
Kevin benar-benar menepati ucapannya. Dia sudah berangkat pagi-pagi sekali agar Keyna tidak melihat wajahnya pagi tadi.
Namun lelaki itu membuatkan sarapan dengan surat pendek yang tertulis di atas kertas kecil dan tertempel di pintu kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
love legend ✓
RandomSuatu saat nanti jika Tuhan mengizinkan, aku akan mengenalkan pada mereka. tentang perempuan spesial di hidup gw setelah Mama - Kevin. Suatu saat nanti jika Tuhan mengizinkan, aku akan mengenalkan pada mereka. tentang laki-laki spesial di hidup gw s...