2.) Teror

10 1 0
                                    

" kau membuat semuanya indah, seakan takkan terpisah!"
#terlanjurmencinta

_____

Bel istirahat telah berbunyi semua murid bergegas keluar kelas untuk sekedar berjalan-jalan, mengisi perut, atau bahkan mojok. Begitu pula dengan Mukhlis, Lexa, dan Wawa yang sedang membereskan buku mereka bertujuan ingin ke kantin.

"Kalian duluan aja ke kantin, gue mau nyari Acha sama Tian dulu nih!" Titah Mukhlis diangguki Lexa dan Wawa merekapun bangkit melangkah keluar kelas sedangkan Mukhlis ngacir mencari duo biang rusuh kesayangannya.

Lexa dan Wawa menghentikkan langkahnya ketika menemukan dua orang yang tak asing berada di meja pojok kantin tempat mereka biasanya makan. Mereka melonggo melihat pemandangan tersebut. Disana sudah ada Tian yang makan dengan rakus dan Acha yang santai meminum jus Alpukatnya, tak ada keributan? Mungkin mereka sekarang dalam mode damai.

"Yaellah ke kantin ngak ngajak-ngajak!" Sahut Lexa yang sudah ikut duduk di meja tersebut bersama Wawa.

"Iya nih, tadi Mukhlis nyariin kalian eh ternyata udah duluan ngacir ke kantin!" Sambung Wawa.

"Gue udah chat Muklis suruh kesini langsung! Lagian si Babon tuh yang buat gue dihukum bersihin seluruh toilet cowok jadinya gue kelaparan deh!" Omel Tian saat mulutnya dengan penuh makanan sehingga menggeluarkan beberapa mucratan dari mulutnya membuat Lexa dan Wawa jijik.

Acha menatap tajam pada Tian seakan tatapan tersebut menggeluarkan laser yang dapat membunuh Tian. "shuttt up!!!" Desisnya tak nyaman melihat Tian yang makan seperti itu, namun Tian hanya cuek sembari melanjutkan makannya. Hingga Mukhlis datang bergabung dan Wawapun pergi memesan makanan untuk mereka.

"Gaes bolos yuk!" Ajak Acha setelah mereka kenyang dengan santapannya.

"Ayoklah!! Kemana?!" Tanya Tian antusias.

"Ck' gue ngak ngajak lo!!"Lihatlah, baru tadi mereka dihukum karna bertengkar, tapi sekarang Acha dan Tian nampaknya siap memulai perang dunia lagi.

"Nistain aja gue terus, gue lempar ke rawa-rawa nyaho lo!!" Watados Tian.

"Lo yang gue mutilasi duluan!!"

"Lo yang gue santet duluan!!"

"Mulut lo gue lempar granat!!"

"Mulut lo gue cipok!!" Acha melotot mendengar itu.

"ANJING!!!"

"Babi!!!"

"SETAN!!"

"KUTIL!!"

"BUAYA!!"

"PAKGERL!!"

Bayangkan saja menjadi sahabat Acha dan Tian yang tiap detik selalu bertingkah seperti itu, dari dulu hingga sekarang tak ada perubahan diantara keduanya, entah sampai kapan mereka seperti itu. Jika saja Acha dan Tian bukan sahabat mereka mungkin sudah dari dulu Mukhlis menyuruh pembunuh bayaran untuk membunuh dua orang tersebut.

"Udah deh! Katanya tadi mau bolos! Ya ayok gue juga mau!" Seru Wawa melerai, jika perdebatan itu berlanjut maka tak akan ada habisnya.

"Yaudah ayok!" Seru Tian dan Acha serempak

"Gue ketua osis masa sering bolos. Nanti jabatan gue dicabut!" Acha berdecak kesal ada Mukhlis.

"Siapa yang berani nyabut jabatan lo bilang sama gue lis!" Mukhlis hanya mengedikkan bahu acuh dan bangkit.

"Ayo bolos!" Ujar Mukhlis membuat semua orang melonggo. Dasar Mukhlis es batu, sangat dingin dan berbicara tidak jelas.

***

After Your Departure! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang