43.) Grandpa

7 0 0
                                    


Dokter Roki terganggu dari tidurnya karna merasakan pergerakan Acha hingga itu membuatnya terbangun dan meringis akibat posisi tidurnya semalaman membuat badannya pegal semua. Ia terbangun dan memandangi wajah Acha yang tampak masih pulas dalam tidurnya, entah sejak kapan Acha menjadi menarik di matanya apakah dia memang menyukai Acha? Tapi sejak kapan?"

"Hei bangunlah Acha!" Ujar Dokter Roki menepuk nepuk pipi Acha tapi itu malah semakin membuat Acha mengeliat untuk mencari posisi nyamannya.

"Ck' Tian!! Hari libur jangan ganggu gue tidur!" Ujar Acha tak sadar membuat Dokter Roki terkekeh entah kenapa Acha sangat lucu dimatanya.

"Ini bukan hari libur dan bangunlah!"

"Gak mau!!"

"Baiklah setidaknya kau bisa beristirahat dikamarku dan aku bisa bangkit dari kursi ini Acha!" Acha yang merasa tergganggu pun tampak membuka matanya secara malas, wanita itu tampak mengerjap-gerjap lucu memperjelas pengelihatannya di depan wajah Dokter Roki membuat dokter Roki gemas sendiri.

"Bagaimana kondisimu?!" Tanya dokter Roki.

"Tian!" Ujar Acha tak nyambung membuat dokter Roki berpikir bahwa Acha masih dalam pengaruh alkohol.

"Maksudmu?!"

"Tian kok lo berubah jadi Dokter Roki sih? Masih mabuk nih gue gak beres!" Ujar Acha setengah sadar.

"Aku memang doktermu!" Ujar dokter Roki malas namun Acha tetap tak percaya.

"Tian lo mah orang lagi mabuk juga bukannya lo sadarin, tampar gue kek biar muka lo berubah jadi Tian lagi bukan dokter Roki!"

Dengan gemas tangan Dokter Rokipun terulur untuk mencubit pipi Acha memberi rasa sakit sedikit, gila saja jika dia benar-benar menampar Acha.

"AAuuuhh!!" Pekik Acha kesakitan karna cubitan keras di pipinya.

"Kok gue malah lo cubit? Sakit tau ngak?!" Dengus Acha.

"Apa aku kelihatan seperti Tian?!" Tanya Dokter Riki di gelenggi oleh Acha.

"Berarti aku memang doktermu!" Ujar Dokter Roki sukses membuat Acha terbelalak tak percaya, Ia dengan ragu menepuk-nepuk pelan pipi dokter Roki untuk memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi.

"Jadi kau masih ragu?!" Tanya Dokter Roki membuat Acha mematung jadi dia memang bersama dokter Roki? Tapi bagaimana bisa? Seingatnya semalam dia sudah pulang ke rumah dan oh tidak, pasti orang rumah sekarang tengah sibuk mencarinya.

"Dokter!"

Acha yang menyadari posisinya langsung bangkit dengan cepat hingga ia sempat terjatuh dan untung saja Dokter Roki bisa menahan tubuhnya.

"Aduh dokter!! Kok aku bisa disini? Orang rumah gak ada yang tau lagi aku pergi!! Gawat nih!!" Panik Acha tergesah untuk menggambil tas kecilnya namun di cegah oleh dokter Roki.

"Tenanglah Acha, aku yang akan mengantarmu pulang nanti dan menjelaskan dengan yang lain kalau kamu bersamaku!" Ujar Dokter Roki.

"Tapi tapi, dokter pasti bakal bilang kalau ak---"

"Mabuk?!"

"aku bersyukur jika kau datang kesini, maksudku dalam keadaanmu yang mabuk semalam maka tidak ada yang menjamin keadaanmu jika kau menginap di hotel!" Ujar Dokter Roki membuat Acha mengangguk, semalam ia memang menghadiri pesta ulang tahun temannya yang sesama model di club dekat hotel, hingga ia ditawari untuk minum, awalnya Acha hanya berniat meneguk setengah saja tapi entah bagaimana ia juga bisa kalap akhirnya.

"Semalam aku cuman ngehadirin ultah temen!" Jelas Acha diangguki oleh dokter Roki.

"Aku mengerti profesimu, sekarang lebih baik bersihkan dirimu, aku akan siapkan sarapan sebelum mengantar kau pulang!" Acha mengangguk menurut, ia menahan pergelangan tangan Roki sebelum pria itu ngacir ke dapur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After Your Departure! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang