"kau begitu terobsesi, tapi kau tak akan pernah menyakitiku!"
_AchaHellizaHendarso_
______
Budi dan yang lainnya berjalan tergesah menuju mobil Hengky yang kini banyak dikerumuni oleh orang-orang, disana Hengky juga sudah berusaha agar orang-orang tersebut tidak ada yang memvidiokan dan mengerumuni Acha tapi tidak ada yang mendegarkan, karna mungkin Hengky kurang machooo.
"Acha!"
"NGAAAKKK!!"
Budi langsung memeluk Acha, sedangkan yang lainnya sibuk untuk membubarkan kerumunan orang-orang yang ada disana.
"HAPUS VIDEO ATAU FOTO ITU DARI PONSEL KALIAN ATAU KALIAN DAN KELUARGA KALIAN HABIS DI TANGAN GUE!!!!" Teriak Mukhlis penuh emosi.
Semua orang yang ada disana dengan tangan bergetar mulai menjauh dan menhentikan aksinya merekam Acha, mereka tau bagaimana kekuasaan Keluarga Hendarso Dkk di Jakarta, mereka tak mau cari gara-gara.
"SAMPAI ADA SATUPUN VIDEO ITU KESEBAR KE MEDIA, KITA AKAN LACAK KALIAN!!" ancam Lexa.
Wawa dan Tian, bergidik ngeri menatap mobil Hengky yang terdapat mayat supirnya disana. Hengky baru saja menceritakan kejadian yang ia dan Acha alami tadi dan itu sukses membuat mereka semua tercengang, apalagi kejadian itu sangat tiba-tiba.
"Gue bukan pembunuh, gue gak ngebunuh Zi!" Gumam Acha dalam pelukan Budi.
"Sshuuttt!, Udah kita tau lo gak salah. Sekarang lo aman!" Ujar Budi menenangkan dan iapun mengangkat tubuh Acha agar segera masuk ke mobil diikuti Lexa dan Mukhlis. sedangkan Tian dan Wawa bersama polisi sedang mengurus jasad supir Hengky.
"tidak ada saksi mata yang mengetahui pasti kejadian ini, tapi dari kondisi jasad korban sudah jelas kalau ini adalah pembunuhan!" Ujar salah satu polisi.
"Ki, sebenarnya apa yang terjadi sebelum kejadian? Coba lo ceritain!" Titah Tian pada Hengky.
"I-iya, tadi itu aeike sama Acha lagi nganterin satu model lagi masuk ke bandara dan itu supir nunggu di mobil. Pas Kiki balik udah banyak orang-orang yang ngumpul di mobil dan Kiki kira itu fansnya Acha tapi ternyata enggak!" Hengky menjelaskan.
"Pak, saya rasa kita harus mengecek cctv di sekitar sini. Saya yakin pelaku itu pasti terekam!" Saran Wawa di setujui yang lainnya.
"Baiklah kami akan memeriksa lebih lanjut lagi, sebaiknya kalian pulang saja menenangkan diri jika ada kemajuan akan saya kabari!"
Tian, Wawa, dan Hengky mengangguk dan segera meninggalkan TKP. Mobil Hengky harus ditahan untuk diperiksa lebih lanjut dan hal itu membuat Hengky harus ikut dengan Tian dan Wawa.
Budi, Mukhlis dan Lexa segera membawa Acha pulang untuk menenangkan diri. Kondisi Acha sendiri masih sama seperti tadi ia terus saja berteriak sembari menutup telingga dan memejamkan matanya seperti orang ketakutan sehingga itu membuat Budi, Mukhlis dan juga Lexa khawatir.
"Apa kita bawa ke rumah sakit dulu ya?!"
Mukhlis menggeleng, "kita bawa pulang, Papa harus tau kondisi dia. Budi tadi juga sudah ngabarin dokter Roki buat meriksa Acha setelah kita sampai nanti!" Ujar Mukhlis diangguki Lexa.
Mobil Mukhlis terus melaju membelah jalanan ibu kota hingga akhirnya sampai di mansion kediaman Hendarso. Budi segera mengangkat tubuh Acha ala brydal style untuk masuk diikuti Mukhlis dan juga Lexa.
Disana ternyata sudah ada dokter Roki dan bergerak cepat, Arsel, Dini, Fauzan, dan Ria yang menatap Acha penuh khawatir.
Dokter Roki sendiri adalah dokter yang ditugaskan Fauzan untuk menangani penyakit panik Acha semenjak dua tahun belakangan ini. Karna Fauzan sendiri tidak berpengalaman dalam mengatasi serangan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Your Departure!
Misterio / Suspenso"Acha Helliza Hendarso, wanita yang bisa dibilang sempurna dan punya segalanya. Ketenaran, kecantikkan, kepopuleran, kekayaan, dan orang-orang yang menyayanginya. Tapi siapa sangka dibalik semua itu tersimpan kisah kelam dari masa lalunya yang membu...