#northingquotes
_____
Brendon dan yang lainnya telah sampai di rumah sakit, langsung saja beberapa perawat suruhan Arsell mengantar mereka ke ruang rawatnya. Arsell mendapatkan kabar ini dari Tian dan langsung saja Arsell bertindak dan kini keluarga yang lainpun sudah berkumpul di rumah sakit itu termasuk Sponix dan juga Renatta.
Dokter Roki langsung menangani Acha yang tak sadarkan diri dan Brendonpun juga ditangani oleh dokter kepercayaan Fauzan disana. Sedangkan Wawa, Ghean, dan Tian hanya mengalami luka kecil dan mereka juga sudah di tangani oleh beberapa perawat.
"Gimana bisa kalian gak ngabarin kita dari awal soal ini?!!" Marah Mukhlis membuat Tian terpancing emosi, entah kenapa jika mengenai Budi, Mukhlis dan Lexa belakangan ini Tian merasa sangat sensitif.
"Udah telat Lis, lo jangan sok pahlawan deh mau marah-marah sekarang, gue tuh capek!!" Balas Tian tak kalah sengit
"Gue--"
"Sudah-sudah, gak baik bertengkar di rumah sakit. Mending sekarang kita do'akan supaya Acha baik-baik saja!" Ujar Tuan Aditama yang tak lain adalah ayah Mukhlis.
Arsell dan Ria mencoba menenangkan Dini yang sangat khawatir pada keadaan Acha, yang lainnyapun begitu. Mereka bisa melihat bagaimana buruknya keadaan Acha tadi, begitupun Ella dia juga sangat histeris bahkan sampai tak memperhatikan anaknya yang babak belur.
"Aku takut anakku kenapa-napa!" Lirih Dini.
Renatta mendekat dan mengenggam tangan Dini, "dia anak yang kuat, percayalah dia pasti baik-baik saja!" Ujar Renatta menenangkan Dini hingga tak lama dokter Rokipun keluar dari ruang rawat itu membuat yang lainnya berdiri menunggu informasi.
"Gimana kondisinya?!" Tanya Fardy.
"Dia dehidrasi parah, dan butuh beberapa perawatan dan kami bakal menanganinya, tenanglah Acha bakal baik-baik aja kalau dikasih penanganan yang benar!" Jawab Roki sukes membuat semua orang menghela nafas lega hingga tak lama dokter Brendonpun keluar dari ruangannya.
"Gimana kondisi anak kami dok?!" Tanya Sponix.
"Perutnya hanya tergores pisau, walaupun itu sangat tajam tapi lukanya tidak dalam. Dia baik-baik saja!" Jawab Sang Dokter.
"Syukurlah!" Ujar Arsell bernafas lega.
"Bud, kali ini biar keamanan gue aja yang jaga Acha!" Ujar Tian membuat Budi mengeryit.
"Tumben nawarin diri!" Ujar Budi.
"Keamanan lo payah!" Sindir Tian membuat perasaan Budi sedikit tersentil sebenarnya, tapi ia juga tak mau ambil hati. Toh apa yang dikatakan Tian sebenarnya ada benarnya juga.
"Ya udah kalo itu yang lo mau!"
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tersenyum dalam hati mendengar hal itu.
"Bagus, kalian mulai terpecah belah!"
"Oh iya, kalian boleh menjengguk Acha. Tapi jangan terlalu ramai masuk ke ruangan karna bisa saja Acha masih trauma dengan apa yang ia alami!" Ujar Dokter Roki diangguki oleh semuanya, dan Arsell serta Dini dan Riapun masuk pertama kali sedangkan Sponix dan Renatta masuk ke ruangan Brendon.
Disana mereka melihat Brendon dalam keadaan lemah, pria itu kehabisan banyak darah tapi untung saja mereka bisa cepat sampai ke rumah sakit.
"Apa dia baik-baik saja Moms?!" Tanya Brendon membuka suara.
"Dia baik, kau telah berhasil menyelamatkannya!" Jawab Renatta membuat Brendon bernafas lega.
"Aku ingin bertanya!" Ujar Brendon pada kedua orang tuanya
"Tanyakanlah!"
"Apakah aku dulu pernah membunuh seseorang?!"
Deg!
"Kenapa kalian diam? Apa itu berarti iya?!"
"Saat membaca buku itu satu persatu ingatanku mulai muncul dan seingatku aku pernah mendorong seorang anak laki-laki ke dalam jurang!"
"Apa itu benar?!"
Renatta dan Sponix terdiam, mereka tak tau bagaimana menanggapi pertanyaan itu, mengetahui fakta jika Brendon bukan anak kandung mereka saja sudah membuat Brendon kacau. Lalu bagaimana jika fakta tentang Brendon yang terlibat dalam kematian Zi terungkap, hati Brendon pasti sangat hancur.
"Itu bukan sepenuhnya salahmu kau----"
"Bukan sepenuhnya salahku? Aku membunuh Zi, membuat Lilly hidup menderita sampai saat ini, dan Dad masih berkata bahwa itu bukan sepenuhnya salahku? Jangan membelaku Dad. Harusnya aku yang ada di posisi Lilly saat ini, tapi kenapa saat itu kalian membawaku pergi?!" Lirih Brendon ia benar-benar hancur ketika mengetahui fakta tentang kehidupan masa lalunya.
"Dengarkan Dad nak, Dad membongkar rahasia besar ini agar kau bisa mengingat semuanya kembali, dan membantu Acha keluar dari masalahnya. Kau harus melindunggi Acha, hanya ingatan kalian berdualah yang bisa menyelesaikan permasalahan ini nak, jadi jangan terlalu terpuruk dan menyalahkan dirimu seperti ini!"
Brendon menghela nafas frustasinya, apa yang dikatakan Sponix memang benar. Tak seharusnya ia terlalu terpuruk dalam situasi seperti ini, ia akan melindunggi Lilly seperti janjinya sewaktu dulu.
"Aku belum terlalu ingat semuanya, tapi aku akan berusaha!" Ujar Brendon.
Sponix tersenyum dan menepuk bahu memberi semangat pada Brendon. "Orang tuamu pasti bangga padamu!"
Brendon hanya tersenyum menanggapi itu, ia berjanji akan mengunjunggi makam kedua orangtuanya jika ada kesempatan nanti.
"Tapi aku belum bisa mengatakan ke Lilly bahwa aku adalah Nathaniel Child!"
"Kenapa?!" Tanya Renatta mengelus puncak kepala Brendon.
"Aku takut dia membenciku, aku.......bagaimana kalo dia tau bahwa aku yang membunuh Zi, aku tau Zi pasti sangat penting dalam hidupnya hingga dia rela menjadi seperti saat ini aku tak bisa jika dia harus membenciku!" Jujur Brendon.
"Dad yakin Acha pasti tau bahwa kau tidak salah sepenuhnya, Dad tidak membelamu tapi begitulah kenyataannya. Tenanglah nak, masalah kalian pasti akan selesai!" Ujar Sponix menyemangati.
"Ingatlah untuk tidak terpuruk!" Ujar Renatta memperingati hingga tanpa sadar ada orang yang menguping percakapan mereka sejak tadi yang melempar tatapan tajam menusuk ke arah Brendon.
"Jadi kau yang membunuh Zi? Lihat saja apa yang akan aku lakukan!"
_____
Vomen kali ini pendek dlu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Your Departure!
Mystery / Thriller"Acha Helliza Hendarso, wanita yang bisa dibilang sempurna dan punya segalanya. Ketenaran, kecantikkan, kepopuleran, kekayaan, dan orang-orang yang menyayanginya. Tapi siapa sangka dibalik semua itu tersimpan kisah kelam dari masa lalunya yang membu...