26.) Teror (it's Nathan)

4 1 0
                                    

"kalau gini terus, sama aja membuang-buang waktu!"
_WawaAidiniCharless_

_____

Wawa keluar dari mobilnya dan berjalan memasukki Caffe dimana ia akan menemui seseorang, ini sekitar jam 08;30 PM dan tentunya sahabat-sahabatnya yang lain tidak tahu jika ia akan keluar malam begini, jika saja tau maka Wawa tidak akan diizinkan keluar.

"Sudah lama nunggu?!"

Aldy tersenyum ketika Wawa sudah berada di hadapannya, memang hubungan mereka sudah sedikit membaik setelah kejadian di taman waktu itu, saat Wawa hampir saja di tabrak dan ternyata Aldylah yang menyelamatkan Wawa hingga itu membuat kaki pria tersebut cedera lalu Wawalah yang selalu merawatnya.

"Gimana kaki kamu?!" Tanya Wawa.

"Sudah mendingan sih, makasih sudah ikut ngerawat!" Jawab Aldy tulus.

Wawa tersenyum, meski ada sedikit perasaan bersalah karna telah berbohong pada sahabat-sahabatnya.

"Wa!"

Wawa menoleh sebab Aldy memanggilnya, "apa kamu sudah bener-bener nerima aku?!"

Pertanyaan itu sontak membuat Wawa terdiam, ia juga tak mengerti dengan dirinya sendiri. Biar bagaimanapun ia juga tau bahwa ini salah, faktanya Aldy masih berada di pihak Ruli dan bisa sajakan dirinya hanya di manfaatkan. Tapi kenapa ia seakan kalah dengan hatinya sendiri, jujur ia masih menyayangi Aldy dan dia sedang dilema saat ini.

"Aku........."

"Aku masih belum tau Al, yang jelas untuk saat ini aku sudah maafin kamu. Mungkin!" Ujar Wawa jujur membuat Aldy kecewa, pria itu berpikir bahwa Wawa sudah menerimanya kembali.

"Gak papa kalo gitu, aku bakal tetap berusaha!" Ujar Aldy berusaha tersenyum.

Wawa mengangguk dan menyeruput minuman yang telah ia pesan. Sedangkan dalam diam ada seseorang yang menatap mereka dengan penuh kebencian yang dari tadi memang sudah mengawasi mereka berdua.

"Kurang ajar, gue gak nyangka kalo lo itu penghianat. Liat aja!, Kalian gak bakal bisa bersatu selama ada gue!".

______

Acha menghempas tubuhnya ke kasur, ia benar-benar bosan malam ini tidak ada hal berarti yang bisa ia lakukan. Dan teman-temannya pun bak menghilang entah kemana.

"Hidup gue gini amat dah!" Ujar Acha sendirian.

"Ngapain sih enaknya?!"

"Ngerjain tugas kali yak?!"

"Dih rajin amat gue!"

"Tapi ya udah deh dari pada gue gabut!" Achapun bangkit dari ranjangnya dan melengkah menuju meja belajar, kita harus bersyukur karna saat ini setidaknya Acha memiliki kegiatan yang bermanfaat, mengerjakan tugas contohnya.

"Eh apanih?!"

Acha menggeryit menemukan amplop coklat yang ada ditasnya, ia merasa tak memiliki amplop ini sebelumnya. Lantas siapa yang menaruhnya di tas Acha?.

After Your Departure! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang