12. Review & Recovery

1.3K 182 26
                                    

Hari-hari terus berlalu. Semakin lama agenda kemahasiswaan semakin padat. Menjelang penyambutan mahasiswa baru, kegiatan para ormawa juga semakin sibuk.

Sebagai seorang pembina ormawa, menjadi kewajiban bagi Vega untuk memantau kegiatan para mahasiswa. Tentu Vega tidak bisa melakukanya seorang diri, dan tak mungkin juga dirinya harus selalu berkeliling ke semua kegiatan yang diadakan ormawa. Jadilah Vega mengandalkan Adia selaku presiden mahasiswa dan Ravin sebagai wakil ketua senat yang bertanggung jawab terhadap internal kampus. Keduanya selalu memberikan laporan berkala terkait kegiatan dan capaian dari semua ormawa yang ada di kampus Unisnu.

Ada tiga kegiatan penting yang menjadi tanggung jawab Vega di awal tugas barunya sebagai pembiana ormawa. Yang pertama tentu saja Latihan Dasar Kedisiplinan (LDK), kegiatan yang dulu paling Vega sukai ketika masih maba, dan sekarang kegiatan itu juga yang mempertemukannya dengan seseorang di masa lalunya. Dan tentu saja ke depan Vega akan bertemu lagi dengannya.

Yang kedua Wawasan Orientasi dan Akademik (WARNA). Dan yang ketiga, Pengembangan Spiritual Mahasiswa (PESIMA). Dua kegiatan ini yang membutuhkan koordinasi lebih intens dengan para ormawa. Maka dari itu, intensitas pertemuan Vega bersama Adia dan Ravin menjadi lebih sering.

“Untuk WARNA hari pertama sebagian di lapangan dan sebagian lagi di ruangan Bu. Ini rundown acaranya,” ujar Adia mendekatkan sebuah kertas berisi susunan acara WARNA ke hadapan Vega.

Kegiatan WARNA ini memang serangkaian dari proses Penerimaan Mahasiswa Baru yang kebetulan dikelola langsung oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Oleh karena itu, tak jarang banyak mahasiswa baru yang ketika menginjakkan kaki di kampus Unisnu pasti langsung pengin jadi anggota BEM. Apalagi kalau liat Presmanya ganteng dan berwibawa. Dijamin 99% semua mahasiswi bakal memimpikan jadi anggota BEM.

Vega membaca rundown acara dengan teliti. “Oke aman,” ujarnya setelah dirasa semua kegiatan dihari pertama itu tidak ada yang melanggar atau hampir melanggar peraturan.

“Ini hari kedua, Bu,” ujar Adia memberikan kertas kedua.

Vega yang membaca itu langsung menunjuk ke salah satu agenda, “Program Cinta Kampus, isinya apa nanti?”

“Itu nanti maba kan pada bawa selembar kertas karton warna biru dan putih bu, nah di acara ini nanti kami akan menata maba di lapangan hingga membentuk tulisan Unisnu, peta Indonesia, dan I Love Unisnus. Kami juga menyewa drone agar bisa direkam dari atas,” terang Adia.

Vega mengangguk paham. “Okey, tolong saving time-nya ditambah. Biasanya acara kaya gitu memakan waktu banyak,” saran Vega.

“Siap Bu.”

“Ngomong-ngomong apa Rudal masih ada sampai sekarang?” tanya Vega ketika teringat dengan kejadian Penerimaan Mahasiswa Baru saat dirinya menjabat sebagai wakil ketua senat.

“Masih Bu,” Ravin yang menjawab.

“Mereka masih sering aksi kah?”

“Tiap tahun juga aksi mereka itu,” jawab Adia.

“Terus biasanya kalian ngapain kalau mereka lagi aksi?”

“Kami si belajar dari demisioner kami, Bu. Intinya jangan panik, terus kasih waktu aja buat mereka menyelesaikan aksinya, terus ajak para pimpinannya buat diskusi. Kalau dirasa agak ricuh, ajak yang lain nyanyi yel-yel juga buat mengalihkan,” jawab Adia.

Vega tersenyum sambil mengangguk lagi. “Diajarin siapa itu?”

“Presma sama ketua senat sebelum kami. Bang Arkan sama Bang Bisma,” jawab Adia.

Yah padahal Vega pengin dijawabnya Suha sama Nuha.

“Katanya aksi kaya gitu udah turun temurun, dan cara itu selalu dipakai sama presma dan senat," lanjut Adia.

ACTWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang