Prolog

5.1K 262 16
                                    

Guys, ACTWY ini adalah kisah lanjutan dari Kabinet Venus...

Kalian yang udah baca Venus mungkin bertanya-tanya dengan akhir ceritanya ke depan, wkwk

But, ada maksud lain dari cerita yang aku buat di Venus...

Dan untuk ceritaku yang ini akan sedikit lebih santai. Ini realstory dari dosenku di kampus, wkwkwk Tidak terlalu banyak konflik, but yang namanya hidup tetap aja ada masalah kan?

Kalau kata Nuha si hidup itu berbanding lurus dengan masalah. Semakin kita hidup semakin banyak masalah yang kita dapat.

So, nikmati dulu alurnya ya, semoga ada banyak pelajaran yang bisa didapat.

Tolong beri vote and comment ya, buat jadi bahan evaluasi aku dengan cerita yang aku buat, hehe

Happy reading :)

*******

"Tugas pertama kamu nanti koordinasi sama Kodim Semarang buat pelaksanaan LDK tahun ini ya."

LDK, Latihan Dasar Kedisiplinan yang diadakan kampus sebagai kegiatan awal mahasiswa baru. Latihan ini diadakan bekerja sama dengan TNI AD, AL, atau AU.

"Baik, Pak. Saya mengerti."

Seorang gadis dengan pakaian rok panjang warna hitam serta kemeja batik dan jilbab warna merah maroon yang ujungnya disematkan pada bahu kirinya baru saja ke luar dari ruang Pak Ahsan, wakil rektor tiga bagian kemahasiswaan.

Vega Algieba, gadis muda yang baru belum genap berusia 24 tahun dan belum lama menjalankan tugas barunya sebagai dosen ini harus kembali berurusan dengan dunia aktivis.

Baru enam bulan sejak Vega resmi menjadi seorang dosen di Universitas Nusantara, tapi ia sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab bidang kemahasiswaan di bawah garis koordinasi Pak Ahsan langsung. Menjadi seorang penanggung jawab bidang kemahasiswaan merupakan sebutan lain untuk pembina organisasi mahasiswa yang bernama Senat, BEM, UKM, HMJ, dan bahkan Pers Mahasiswa. Keberjalanan semua organisasi itu ada di bawah pengawasan dan pembinaannya sekarang.

Terhitung sudah empat setengah tahun dirinya menimba ilmu di kampus ini, dan selama itu pula ia habiskan dengan kuliah dan organisasi di kampus. Mungkin karena itu, rekam jejaknya menjadi perhatian para pimpinan kampus.

Misi pertama Vega setelah ke luar dari ruang Pak Ahsan adalah bertemu dengan sang presiden mahasiswa. Berdasarkan informasi dari salah satu anggota Senat, Presma tahun ini dijabat oleh mahasiswa vokasi, jadi seharusnya tidak sulit bagi Vega untuk sering berkoordinasi nantinya. Mengingat ia juga mengajar di kampus vokasi sekarang.

Ketika melewati kantin, Vega mendekat ke stan penjual jus. Kerongkongannya butuh segera dibasahi untuk mulai mengajar 30 menit lagi. Ia memesan jus alpukat kesukaanya. Setelah menunggu beberapa menit, pesanannya jadi.

Vega membawa gelas jusnya ke sebuah meja yang paling ujung. Dari meja ini ia bisa menatap bebas ke sekitaran koridor. Menikmati cogan-cogan yang berlalu lalang sekaligus berharap seseorang yang ia cari akan muncul dengan sendirinya.

Waktu mengajar masih 30 menit lagi. Sambil menyeruput jus di hadapannya, Vega mengirimkan pesan kepada seseorang. Siapa lagi kalau bukan Ananda Diego Adyaksa, si presiden mahasiswa yang sedang menjadi buronanya sekarang.

Jangan tanya Vega dapat kontaknya dari mana, ia punya cukup banyak mentee di kampus ini. Ya, mentee, sebutan untuk mahasiswa yang menjadi bimbingannya sewaktu melakukan penelitian sebagai syarat menjadi dosen beberapa bulan yang lalu.

ACTWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang