Guys, informasi yang author share di part ini gabungan dari program PIMNAS dan Kompetisi Mobil yang bisa diikuti mahasiswa di Indonesia.
Mohon maaf kalau ada reader yang pernah ikut PIMNAS dan infonya berbeda dengan yang author share, hehe
Semoga ada ilmu tambahan buat kita yang masih mahasiswa atau calon mahasiswa, atau bahkan mantan mahasiswa.
Happy Reading 🥰
*****
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) adalah puncak dari kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Program ini dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi.
Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan serta berjiwa mandiri dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap, tanggungjawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni.
Tim yang terdiri dari mahasiswa dari satu kampus yang sama terlebih dahulu membuat proposal PKM, lalu diajukan ke DIKTI. Proposal yang berhasil lolos 'didanai', kemudian diseleksi lagi untuk bisa menjadi finalis di ajang PIMNAS.
Ada 7 bidang PKM yang bisa diikuti oleh mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, yaitu
1. PKM-Penelitian (PKM-P),
2. PKM-Kewirausahaan (PKM-K),
3. PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M),
4. PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T),
5. PKM-Karya Karsa Cipta (PKM-KC),
6. PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI),
7. PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT)Arkan, Naufal, Ali, Gilang, dan Ares tergabung dalam satu tim yang disebut Paiton (Pejuang Ajang Intelektual Teknologi Nusantara), dengan produk buatannya bernama Proton.
Mobil Proton menggunakan sumber energi dari baterai Lithium Titanate Oxide (LTO) yang dapat bertahan dalam suhu -20° C hingga 80° C. Perbedaan lainnya terletak pada sistem monitoring yang berbasis Internet of Things (IoT). Sistem ini memudahkan akses dan pemantauan kondisi tegangan baterai, suhu controller, suhu baterai, dan kecepatan melalui smartphone dengan jangkauan internet.
"Kalian ngga makan berapa minggu sih?" tanya Vega heran melihat lima mahasiswa laki-laki di hadapannya makan dengan lahap sekali.
"Dua tahun, Bu," jawab Naufal asal.
"Saya mah asli ngga makan seumur hidup Bu," ucap Gilang, satu-satunya orang yang ngga makan nasi di antara teman-temannya. Iya si doi ngga bisa makan nasi, jadilah cuma pesen burger 3. Kalau kata orang Jawa kan belum dibilang makan kalau belum nasi.
Ceritanya Vega lagi mentlaktir mahasiswanya sebelum perang besok. Hari pertama ini memang hanya diisi dengan technical meeting dan penataan stand, jadilah ia mengajak mahasiswanya seneng-seneng dulu. Makan apa pun yang mereka mau. Dan benar-benar 'apa pun yang mereka mau' kok.
Ada lima tim dari Unisnu yang lolos ke Pimnas. Kelimanya ini punya dosen pembimbing masing-masing. Vega sendiri bukan dosen pembimbing tim Paiton, ia hanya sebagai pengganti Pak Rois yang kebetulan kondisi kesehatannya drop sejak seminggu yang lalu.
Vega mengaduk juz alpukat sambil menceramahi mahasiswanya, "Kalian harus semangat buat besok. Ngga usah pikiran hasilnya dulu, yang penting fokus melakukan yang terbaik, pasti hasilnya terbaik juga kok."
"Siap Bu," jawab mahasiswanya.
"Target kalian emas kan? Jadi usahanya harus emas juga," ujar Vega lagi. Cuma dia yang ngga makan. Kenyang duluan liat mahasiswanya makan dengan lahap. Biasanya ibu-ibu emang begitu kan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ACTWY
Teen FictionMasa lalu tidak mengubah kita di masa depan. Tapi masa kini yang belajar dari masa lalu, mampu mempersiapkan dirimu di masa depan. Sederhana, Ini hanya teori, sampai kamu tau cara praktiknya, ini semua adalah realita. So, I will act, count, and thin...