33. Pergi

1.2K 134 27
                                    

Maaf ya teman-teman kemarin sibuk perekrutan kerja, jadi ngga sempet update, hihi... Mohon doanya ya semoga hasilnya sesuai harapan ☺️🙏🙏🙏

Alhamdulillah hari ini bisa update lagi, semoga kalian belum berpaling ya 🥰❤️

Kalau ada typo, ngga nyambung, aneh, silakan disampaikan ya... Ini nulisnya kepotong-potong terus, jadi idenya sambung menyambung menjadi satu, itulah ACTWY 🤣

Happy reading...

*****

Dung durung dung dung dung

Sahooorr Sahoorrr

Pernah dengar muda mudi bangunin sahur di gang desa? Ya seperti itulah gambaran trio bungsu madesu saat ini.

Deon dengan baskom dan centong, Samuel dengan pisau dan talenan, juga Charles yang seenak jidak nabokin bahunya Samuel buat jadi gendang.

Kerusuhan Madesu di siang bolong ngga ada duanya. Antara hiperaktif atau hilang akhlak, beda tipis.

"SAMLEKOM!" Ares tiba-tiba memasuki rumah dengan membuka pintu menggunakan kaki. Jangan suudzon sama Maharesi Geneswara ya sobat. Habis kedua tangan Ares sibuk bat. Yang kanan pegang es marimas sambil nyedotin ke mulut, yang kiri bawa barang belanjaan.

Begitu masuk ruang tengah, Ares disambut dengan kondisi rumah yang kalau kata enyak babeh kaya kapal pecah. Si doi langsung menaruh tas keresek belanjaannya ke samping sofa.

"Innalillahi... Akhlaknya tipis ya Res. Setipis dompet lu!" Seru Adia dari belakang tubuh Ares. Kedua tangan doi ngga kalah sibuk. Yang kanan bawa belanjaan yang kiri pegang kunci motor plus hp. Ia mengikuti Ares di mana menaruh tas kereseknya.

"Nyindirnya ngga pake ngehujat gue bisa?"
Adia cuma balas nyengir kuda.

Yang menjengkelkan, trio bungsu itu ngga ada yang menggubris kedatangan Adia Ares, apalagi bantuin. Masih menikmati tabuhan abstraknya, membuat Adia Ares yang ubun-ubunnya kebakar sinar matahari hampir meledak.

"Assalamualaikum Yaaa Ahli Kubur!" teriak Ares sambil berkacak pinggang.

"Astaghfirullah Bang Ares damage-nya!" sahut Samuel sambil mengelus dada.

"Orang salam itu dijawab ya anak manis," ujar Adia senyum kalem. Yaps, emang aslinya dia kalem kok, ini kata dia sendiri si.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokaaaatuhhh," jawab Deon, Samuel dan Charles serempak.

Deon langsung nyerobot es marimas dari tangan Ares.

"Abisin, Yon. Kalau nanti lo sakit perut dan muntah-muntah berarti gue ngga ikhlas," ucap Ares. Deon yang lagi nyedot es dengan semangat hampir aja menyemburkan air dari mulutnya, belum sempat ditelan. Untung Deon masih bisa kontrol, kalau engga bisa-bisa dia harus puasa makan sampai besok pagi. Alias dilarang makan sama abang sadisnya ini.

Ya biarpun secara tampang Ravin paling sadis karena senyumnya yang limited edition, tapi untuk urusan peri kemanusiaan dan peri keadilan, Ares masih juaranya.

Mau ngga mau Deon langsung ngembaliin plastik es ke pemiliknya. Tentu saja yang punya kegirangan. Bukannya mau pelit, cuma uangnya Ares cuma cukup tinggal buat beli es marimas tadi. Padahal ditambah 1000 lagi dah dapet es kopi kesukaanya, tapi karena duitnya buat ngeganti belanjaan dulu, jadilah sisanya cuma cukup dapet es marimas. Mana hari ini cuaca panas banget kaya pintu neraka bocor.

ACTWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang