25. Vega di Madesu

1K 131 11
                                    

Ada dua part yang bakal aku up malam ini.

Ditunggu ya..

Sekali lagi mohon maaf kalau garing 😁

*****

Tujuh hari lagi LDK mahasiswa baru akan dimulai. Delapan hari lagi peserta Pimnas Unisnu diberangkatkan. Hari-hari padat ke depan akan segera dimulai.

Vega duduk manis di pelataran masjid kampus. Menikmati semilir angin siang menjelang sore yang begitu memanjakan. Ditemani sebatang coklat nikmat yang menggiurkan.

Ya, jangan lupa pertemuannya dengan pemberi coklat itu tadi. Meski masih agak jengkel karena si doi yang super tsundere tiap ketemu, tetep aja coklatnya diterima. Tapi juga siapa si yang mau nolak, apalagi bumbu-bumbu manisnya virus merah jambu. Cuma Suha emang yang bucinable.

Saat lagi asik-asiknya olahraga mulut ngemut manja coklatnya sampai tandas, seseorang menginterupsi.

"Bu Vega kan?"

Vega menatap laki-laki yang berdiri di hadapannya. Matanya langsung memindai dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dari perawakannya harusnya dia mahasiswa tingkat akhir. Ada aura frustasi dan tekanan skripsi. Kelihatan dari lingkaran mata dan kerutan di sana sini.

"Iya, kamu yang namanya Arkan?"

Laki-laki itu mengangguk, "Iya Bu."

"Kamu bawa proposalnya ngga?" tanya Vega melihat Arkan yang berdiri dengan tangan hampa. Sebenarnya ada tas ransel di bahu kananya, tapi kempes gitu. Vega ngga yakin juga itu ada isinya. Paling juga cuma cantelan.

Arkan menggaruk kepalanya. Bukan salah tingkah, si doi emang ketombean.

Seutas senyum kotak terbit di wajah Arkan, "Engga Bu. Kan tadi ngga ada janjian. Saya ambil di kos dulu gimana Bu?"

Vega menghela napas berat. Udah nunggu lama dan sekarang harus nunggu lagi? Males banget. Menunggu itu sesuatu yang sangat menyebalkan. "Kosmu dimana?"

"Deket kok Bu. Di jalan Rinjani."

Memori otak Vega yang ngga seberapa itu seolah ditarik secara paksa. Kaya pernah denger nama jalan itu.

Oh ya, alamat yang disebut Ravin. Tunggu tunggu, Vega masih lupa nama kosnya.
"Iya si, terus saya nunggu kamu lagi di sini gitu?"

"Emmmm," Arkan berpikir sambil mengelus dagunya dengan jari telunjuk, "Memangnya kita mau bahas di mana Bu?"

"Di..." Vega gantian berpikir. "Steak and Shake mau? Sekalian makan gitu, saya yang bayar deh. Lumayan juga wifi di sana kenceng, saya mau ngerjain laporan nanti."

Arkan langsung nyengir lebar, rejeki nomplok ini mah. Lumayan kan menjelang akhir bulan, hemat uang jajan. "Boleh Bu."

Arkan langsung sigap membalik badan, semangat 45 buat bahas proposal PIMNAS yang sebenarnya sudah tersisihkan karena adanya skripsi. Si doi ini juga bukan ketua kelompok sampai harus ketemu sama Vega buat bahas keberangkatan, cuma  si pak ketua yang notabene adik tingkatnya ini lagi pulang kampung. Ingat guys ini lagi libur semester ya.

"Eh eh tunggu tunggu." Arkan reflek berhenti, putar balik. "Mau kemana kamu?"

"Ambil proposal kan?"

"Saya ngga mau nunggu sendirian di sini. Saya ikut kamu ke kos aja, kan searah, biar ngga bolak balik dan ngga pake lama," ujar Vega.

Mata Arkan langsung terbuka sempurna, "Ibu yakin mau ke kos saya?"

ACTWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang