"Lo mau ngemall apa tebar aurat?"
"Lah ente mau jadi penghulu apa begimane?"
Dua bungsu kos Madesu itu saling menghujat fit out masing-masing.
Yang satu pakai celana boxer pendek warna hitam di atas lutut plus kaos oblong putih polos yang ngepress hampir mencetak lekuk tubuhnya. Dada bidang dan bahu lebarnya menggoyahkan iman sekali.
Sedangkan yang satunya pakai batik dan celana hitam panjang. Mana kemejanya dimasukin lagi.
"Celana jeans gue abis Sam, untung tadi jam kuliah kosong, kalau engga. Wah bisa-bisa gue berangkat pake sarung," keluh Charles mengingat kekesalannya tadi pagi.
Waktu semua anak kos dah berangkat ke kampus, cuma Charles yang masih di kos karena emang jatah masuk kuliah siang. Doi bahkan sempat tidur lagi abis subuh karena begadang ngerjain laporan tulis tangan semalaman.
Waktu doi dah mandi dan mau berpakaian, tau-tau di lemarinya ngga ada celana jeans panjang kesayangannya. Ya kesayangan karena dia cuma punya 3 biji.
Kalau satu dipakai, satunya mesti lagi di cucian, dan sisanya udah pasti di jemuran. Ya gitu aja terus siklusnya.
Dan sialnya siang tadi doi liat celana jeans yang masih di jemuran ketempelan baju cucian abangnya yang masih basah kuyup. Jengkel banget rasanya, celananya yang udah sebagian kering jadi ikut basah. Mana bagian depan lagi.
Pengin marah, maki, dan mengamuk. Tapi Charles tak sanggup, doi tak mampu karena itu pakaian abang sulungnya, Ravin. Dah lah Charles sabar, Charles pasrah.
"Trio jeans lo kemana?" tanya Samuel seolah paham sekali dengan teman kamarnya itu.
"Basah," ketus Charles.
"Dua?"
"Cucian," jawab Charles dengan nada semakin rendah.
"Tiga?"
"Kotor," deep voice ala orang dah mager idup.
"Pinjam lah bege. Orang idup bersosial kok kaya di hutan," hina Samuel.
"Kan lo dah berangkat," jawab Charles sekenanya. "Lemari lo dikunci kalau lo lupa."
"Yang lain kan ada," ujar Samuel masih kekeh dengan usulanya.
"Gue sendirian, dah pada berangkat semua."
Samuel cuma bergumam.
"Kalau lu?"
"Apa?" tanya Samuel.
"Lo abis kuliah apa nikahin anak orang pake baju batik lengan panjang gitu?"
Samuel berdecak, melirik malas temannya itu. "Gue kan seharian ngebengkel tu," Samuel memulai ceritanya.
"Hhmm, terus?"
"Lah gue keringetan. Gue balik kos dulu tu mau mandi, ganti baju, eh gue lupa bawa kunci kos. Elo nya udah berangkat," ujar Samuel.
"Belum menjawab," sela Charles.
"Nah untungnya tadi goodie bag temen gue ketinggalan di bengkel. Gue bawain nih tas," ujar Samuel mengangkat sedikit goodie bag hitam di tangannya.
"Tadi isinya baju batik ini, dia baru ambil dari tukang jahit, punya bokapnya. Gue liat pas sama ukuran badan gue, gue pinjam dulu deh."
Tawa Charles tiba-tiba menggelegar. Membuat orang-orang di sekitarnya menatap heran.
"Emang udah cocok sih lo jadi bapak-bapak," ujar Charles di sela tawanya.
"Ya masa gue pake workpack ini," Samuel mendekatkan goodie bag berisi pakaian harumnya itu ke depan muka Charles.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACTWY
Genç KurguMasa lalu tidak mengubah kita di masa depan. Tapi masa kini yang belajar dari masa lalu, mampu mempersiapkan dirimu di masa depan. Sederhana, Ini hanya teori, sampai kamu tau cara praktiknya, ini semua adalah realita. So, I will act, count, and thin...