38. Kacang Ijo

1.3K 90 29
                                    

Putih... Semuanya putih,,,
Warna warni pastel yang memancarkan kelembutan pun turut mengisi ruangan yang penuh sesak dengan deretan panjang manusia beriaskan pesta.

Keriuhan menebar pesona, dan alunan musik menggema ikut bersuara. Tak ada lagi lara, meninggalkan suka dan ceria yang tersisa.

Upacara sakral dan penuh khidmat baru selesai beberapa menit yang lalu. Kini semua tamu tampak berbaur menikmati suguhan sang empunya acara.

"Drama banget ngga sih?" celetuk seorang laki-laki tampan memakai setelan jas tengah menatap kosong sepasang raja dan ratu di sana.

"Apaan?", yang diajak ngomong mengikuti arah pandangnya. Tak lupa helaan napas berat dihembuskan. "Namanya idup ya, mana ada yang tau. Bahkan 1 detik ke depan bakal terjadi apa juga masih misteri."

Laki-laki itu mengangguk, masih menatap ke arah sana. Lalu sebuah lirik lagu berhasil lolos dari mulutnya, "mengapa kitaaaa bersandiwara?"

Tuuuuhaaan hanya satu pintaku padamu
Jagalah ia saat aku
Jauh dari sisinyaa

Kubutuhkan orang yang tulus padaku
Tapi kutinggalkan dirinya
Saat aku berjumpaaa

"Dalem banget liriknya," celetuk laki-laki itu lagi. "Dari hati banget itu mesti nyanyinya."

"Ck. Melow mulu loh Les, keluar aja yok lah. Ketimbang lo nanti kejang-kejang di sini dikira corona lagi," Samuel dengan sigap menarik tangan Charles dan membawanya keluar gedung.

Yaps, anggap saja Samuel alergi sama situasi melow. Anti banget lah pokoknya. Soalnya si doi emang ngga bisa nampakin muka sedih. Ya minimal bersimpati lah ya.

Alih-alih mau ikut prihatin malah dikira lagi parodi.

Samuel membawa Charles ke pinggir kolam renang. Cenderung lebih sepi daripada di dalam ruangan dan lebih apik berhiaskan bintang-bintang. Yang paling penting buat Sam adalah, ngga ada suasana melow.

Ya walaupun sebenarnya melow itu dibuat sendiri ya, karena mana ada yang namanya pesta itu melow, Hey. Mana adaaaaa.

Kecuali dateng ke nikahan mantan terus nangis-nangis. Fyuuhh... Jangan sampai deh ya.

"Gue bingung deh," celetuk Charles tiba-tiba begitu sampai di pinggir kolam renang.

Tenang, mereka ngga berdua kok. Ada banyak orang lain juga di sana. Sama-sama tamu acara.

"Kenapa ya orang-orang gampang banget memutuskan untuk menikah. Dan gampang juga ketika menolak dinikahi. Jadi orang dewasa itu ngga berat ya ternyata?" gumam Charles lagi.

Samsul yang mendengar itu mesem, menahan tawanya.

"Tapi kenapa sampai sekarang gue belum dapet pacar ya? Seumur-umur belum pernah gue ditaksir cewek, dan sekalinya gue naksir cewek bertepuk sebelah tangan," ucap Charles lagi. "Gue kurang apa ya Sam?"

Charles menoleh pada Samuel di sampingnya, hingga keduanya saling berpandangan.

"Gue ganteng ngga si?" Samuel mengangguk.

"Body gue bagus kan?" Samuel menatap Charles dari atas sampai bawah, lalu mengangguk sebagai jawaban.

Charles menghela napas kasar, menatap kembali ke depan, "Jodoh gue nanti kaya gimana ya? Bang Suha yang ganteng tajir kaya melintir gitu aja kagak punya pacar, apalah daya gue."

Tiba-tiba sebuah bisikan suara berat hinggap di telinga Charles, "hey gue punya calon."

Samuel auto ngakak melihat temannya itu bergidik ngeri, sementara Charles spontan melotot melihat sesosok berbadan tegap dengan gagah berdiri di hadapannya.

ACTWYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang