032%

437 109 5
                                    

















AWWWWW! Sakit banget! Tangga sialan!

Ah sial, kakiku jadi sakit banget habis jatuh dari tangga itu. Aku memegang pergelangan kaki kanan dan agak sedikit perih. Kurasa karena kaki kananku ini yang pertama kali menginjak tangga kayu lapuk itu. Pasti sudah membiru deh.

"Hey, kau."

Deg. Siapa yang bicara?

Ruangan ini cukup gelap, hanya sedikit cahaya dari pintu di atas sana yang masih terbuka.

prang...

Lho, suara itu di depanku?

"S-siapa di sana?"

"Mendekatlah. Aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk membunyikan rantai ini."

Rantai?

Aku merangkak ke depanku, Mengingat jika pergelangan kakiku sangat sakit, begitu juga dengan tubuhku, aku mencoba mendekati suara itu perlahan. Dipandanganku hanya samar-samar terlihat seperti sebuah jeruji besi yang tinggi dengan bau karat menyengat. Samar-samar aku juga melihat sesosok laki-laki yang sedang tersenyum tipis ke arahku.


"Astaga."




















(visualisasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(visualisasi)









Aku refleks menutup mulutku sambil terus menghampirinya—masih sambil merangkak. Di hadapanku ada sesosok laki-laki bertelanjang dada yang berlutut dengan rantai di kedua tangannya. Wajahnya penuh luka memar, sudut bibirnya juga terluka. Lalu aku melihat laki-laki itu tersenyum miring.

"Kau mendengar suara rantaiku tadi, 'kan?" Aku hanya mengangguk pelan.

"Kau mau bantu aku tidak?"

"B-bantu apa?"

"Keluarkan aku dari sini. Kunci penjara ini ada di ruangan Sam, ruangannya di lantai yang sama sebelum kau jatuh. Dan kunci gembokku ada di belakang pintu ruangan kosong di lantai delapan."

"Ini lantai berapa?"

Aku melihat keningnya yang sedikit mengkerut saat aku bertanya,

"Ini gudang bawah tanah. Tempat kau membuka pintu gudang, itu lantai pertama. Dan ruangan Sam ada di situ, dekat tangga."

"Ka-kalau lantai delapan?"

"Astaga, kau ini. Masa tidak mengenal bangunan yang kau rancang sendiri?"





Hah?




"Lantai delapan ada di atas. Salah satu ruangannya ada lemari kecil di dekat pintu, yang ada gambar unicorn di depan pintu lemari. Kau tidak ingat?"

Aku semakin bingung, lemari kecil di dekat pintu?

"Lemari kecil?"

"Jika kau ingin membantuku, cari ruangan itu sendiri. Jika tidak, pergi sana."




Kembali aku menelan salivaku keras, tatapan laki-laki ini juga sama tajam dengan Chris. Bedanya tidak terlalu menusuk dan... tidak terlihat jahat.

"Jika aku menolongmu, kau akan mengkhianatiku. Seperti Sky."

"Haha—Sky? Kau bertemu dengan si pengkhianat itu?"

"Kau... mengenalnya?"

Laki-laki itu kembali mengerutnya keningnya, "Kau benar-benar tidak ingat apapun? Tentangku dan Sky? Jangan-jangan kau juga lupa wajah Sam yang sedari tadi aku sebut?"

Aku benar-benar tidak mengerti keadaan ini. Maksudku, siapa laki-laki yang dirantai ini? Dan aku seperti melupakan sesuatu tentang sebuah masa lalu, kan? Masa lalu sebelum aku berada di lemari sempit itu, kemudian mati dan hidup lagi berkali-kali.

"Jika kau tau tentang aku... hm—namaku siapa?"

"Kau bercanda?"

"T-tidak. Keadaanku sekarang benar-benar tidak pada keadaan bercanda. Aku serius. Aku bahkan telah mati empat kali dan berakhir di sini. Aku tidak mengingat apapun."

Aku bisa melihat raut wajahnya yang bingung itu. Tapi setelah itu, ia terkekeh pelan, "Namamu Kira."



Oh? Kira...



Chris memanggilku dengan nama itu. Jadi namaku beneran Kira?






















"Kira!"





Shit! Ketauan.




[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang