040%

313 106 9
                                    







SEKARANG aku berada di dalam Errr... di dalam... paus. Aneh sekali kalau dipikir-pikir.

Terlihat jelas jika paus besar ini adalah sebuah kapal selam, dan di dalamnya ada fasilitas yang mumpuni, serta ada control room yang sangat canggih.

Di depan sana, dari kaca kapal yang bisa diatur menjadi transparan-terlihat kedalaman lautan yang sangat gelap. Dibantu cahaya dari kedua bola mata paus yang sebenarnya adalah lampu utama kapal selam ini.






"Kak Kira, ini diminum coklat hangatnya." Laki-laki pemilik kapal paus ini, memberikan secangkir coklat hangat kepadaku. Aku yang masih kedinginan dan terbalut handuk miliknya, hanya mengangguk dan mengambil cangkir itu darinya.

"Terima kasih. Namamu siapa?"

Laki-laki itu tersenyum, "Aku Leo, Kak. Teman Peter. Dulu kau sering memarahiku karena membawa Peter main ke pantai terus."

"A-ah... maaf jika melupakanmu. Aku memiliki hidup yang cukup berat saat ini. Aku tidak ingat apapun."

"Tidak apa-apa, aku tau. Kak Chris yang memberitahuku jika kau akan berada di pantai itu bersama Kak Rhino."




Chris?





"Oh ya? Sekarang... Chris berada di mana?"

"Kira." Aku menengok ke arah Rhino yang masuk ke dalam control room. Dengan baju yang basah sambil membawa tas punggung itu dan beberapa peralatan lainnya, yang entah dari mana ia dapatkan.

"Kak, kau mau coklat panas?" tanya Leo ke Rhino yang sedang berjalan ke dalam control room.

Rhino menggeleng, "Tidak, terima kasih. Tapi jika ada air mineral, tidak apa-apa."

"Oke, aku ambilkan dulu." Laki-laki yang bernama Leo itu keluar dari control room dan meninggalkanku berdua dengan Rhino di dalam. Rhino duduk di sampingku yang sedang menyeruput coklat hangatku dengan hikmat.

"Kau bisa ganti baju dengan baju Leo. Tapi pakaian dalamnya tidak ada."

Aku hanya menggeleng. Tubuh Leo yang kulihat tadi itu sangat besar dan kekar, mengalahkan tubuhku yang tipis ini. Hhhhh aku tidak bisa membayangkan tubuhku yang akan mengenakan baju laki-laki besar itu.

lalu Rhino mendekat ke arahku, "Bicara apa saja dengan Leo?"

"Leo hanya bilang jika dia teman adikku. Katanya aku sering memarahinya karena membawa Peter ke pantai terus."

Rhino hanya terkekeh pelan, "Adikmu pernah hanyut di lautan dan koma selama dua bulan saat umur dua belas tahun. Ia tersengat ubur-ubur beracun. Leo yang saat itu membawanya jadi panik sendiri. Ia merasa bersalah jika ingat hal itu."

"Lalu, apa yang terjadi setelahnya?"

















"Aku terus-terusan menangis sepanjang malam di kamar rawatnya, Kak." Kulihat Leo masuk ke dalam control room, sambil membawa sebotol air mineral dan baju ganti.

"Karena aku yang membawanya dan tidak melarangnya untuk berenang di pantai, aku jadi sangat merasa bersalah. Hingga akhirnya Peter bangun dengan keadaan yang lemas sekali. Rasanya aku ingin bunuh diri saat itu karena melihat kondisinya. Dan sejak saat itu, aku tidak pernah membawa Peter ke pantai atau lautan lagi."

Aku hanya menatap Leo yang memberikan botol air mineral yang ia pegang ke Rhino dan meletakkan baju ganti ke sampingku, "Kau harus ganti baju, Kak. Ada pakaian dalam kakak perempuanku juga di sana. Kau bisa memakainya. Kak Rhino juga harus ganti baju. Pakai saja pakaian dalamku, mungkin agak kebesaran soalnya penisku cukup besar."








Uhuk!



Aku tersedak minumanku sendiri saat mendengar Leo berbicara seperti itu di depanku. Rhino malah tertawa dengan keras sambil memukul lengan Leo keras, "Sialan. Penisku juga besar, tau. Ngeledek banget sih."

Dasar laki-laki.







Aku mencoba untuk tak menghiraukan percakapan mereka dan kembali menyesap pelan coklat hangatku yang tinggal setengah.








bip bip bip.







Di meja control room yang memiliki banyak tombol di sana, ada suara bip berkali-kali dengan cahaya merah yang berkedip.

"Oh, ada panggilan."

Leo menghampiri mejanya dan menekan beberapa tombol. Kedua mataku refleks melotot. Di layar besar itu, ada laki-laki gondrong yang tak asing tersenyum menatap Leo di sini.





"Oy, Leo. Sedang di mana? Kau sudah bertemu Kak Kira dan Kak Rhino?"

"Sudah, Sam. Mereka bersamaku. Bagaimana di perusahaan?"





Bukannya kata Rhino, Sam sudah mati???????



Aku menoleh ke arah Rhino yang tersenyum sambil berdiri menghampiri Leo di sana, "Sam, apa kabar?"

"Kak Rhino! Dua tahun aku tidak bertemu denganmu, makin tampan saja. Bagaimana rasanya penjara?"







Hah????????????





[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang