914's Room #2

206 69 3
                                    

















SETELAH mengambil kunci itu dan mengembalikan kotak hijau sebelumnya ke dalam eternit, aku kemudian turun dibantu Leo dan Sam.   

Sudah ada empat kunci yang berada di sana, dengan masing-masing huruf yang berada di badan kunci berwarna hitam itu. Satu kunci lagi berarti.

Aku membuka tas pinggangku dan memasukkan kuncinya ke dalam kotak yang sebelumnya diberikan Meredith. 









"Kak Kira..."

Aku menoleh ke arah Anne yang memanggilku, ia meletakkan satu kunci di dalam kotak.

Itu kunci kelima?! Kunci huruf dengan huruf 'T' di badan kunci?!

"Kau..."

"Aku sudah dengar apa yang terjadi dari Sam dan Kak Leo. Kunci yang Kakak cari ada padaku selama ini."

"Di mana Peter menyembunyikannya?"

"Hehe, aku membawanya setiap saat. Kunci itu menjadi kalungku hampir tujuh tahun lamanya. Tidak ada yang tahu soal itu."

Astaga... jadi kalung?

"Sekarang kunci ini milikmu, Kak. Aku telah menepati janjiku pada Peter untuk menjaganya sampai waktu yang telah ditentukan, yaitu hari ini."

"Terima kasih, Anne. Terima kasih banyak!"

Aku menatap wajah perempuan bernama Anne itu. Wajahnya sangat mirip dengan Felix, versi sedikit lebih berisi dan kantung mata yang sedikit menghitam. Ia juga tersenyum menatapku.

"Kak, kita harus keluar sekarang! Kelima kunci sudah ada padamu, waktunya kita ke rooftop!"

Sam dengan tidak santainya mundar-mandir ke berbagai arah di ruangan ini, ia terlihat sangat panik dan ketakutan. "Mereka pasti mencari kita!"

"Sam, tenang. Kau tidak usah khawatir, kunci sudah ada pada Kak Kira. Kita tinggal pergi menuju rooftop dan menunggu hingga jam 10 malam," ujar Leo yang mencoba menggeser meja yang berada di pintu.

"Di atas ada Canes, Kak Leo. Jangan gila. Kita harus menunggu di tempat lain."

"Ayo ke ruanganku! Lucy dan Jaemmi sudah berada di sana," kata Anne yang membantu Leo untuk menggeser meja yang sebelumnya ia letakkan di sana. "Mereka memang sudah sengaja aku letakkan di sana, agar tidak dijadikan umpan oleh perusahaan untuk menangkapmu."

"Kenapa kau tidak bilang jika kedua adikku ada bersamamu?!"

Kulihat Anne mendengus, "Kau 'kan tadi sedang bersama Kak Chris. Aku tidak mungkin tiba-tiba mendekatimu 'kan, kita saja tidak terlalu mengenal satu sama lain!"

"Tapi, bagaimana kau kenal kedua adikku?"

"Lucy temanku di akademi dulu sebelum ia keluar, Jaemmi kebetulan ada bersamanya. Kau tidak tau caranya berterima kasih ya?"

"Sudah, jangan bertengkar. Intinya kita harus ke ruangan Anne sebelum mereka menemukan kita di sini," sergah Leo sebelum Anne dan Sam kembali beradu mulut.

"Leo, kakiku lemas." Aku memegang kakiku yang tiba-tiba saja gemetar hebat. Lemas sekali rasanya. Merepotkan sekali astaga!

"Kugendong." Leo membenarkan pakaian pasienku dan memakaikan tas ke pinggangku. Kotak––yang berisi lima kunci untuk membuka tameng itu––aku masukkan ke dalam tas, begitu juga Decomphoneku serta obat hitam milik Anne. Setelahnya, Leo langsung menggendongku dipunggungnya.

"Siap?" tanya Anne yang sudah memegang gagang pintu ruangan 914 ini.

Leo mengangguk, "Ayo!"

Aku hanya berharap semuanya akan berjalan dengan baik-baik saja. Aku, Leo, Sam, dan juga Anne. Sedikit lagi, Kira. Ayo sedikit lagi semuanya akan selesai!






[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang