#5. Key of A

289 90 7
                                    









DENGAN sekuat tenaga aku mencoba untuk memecahkan kaca hijau itu. Tapi sialnya tidak bisa. Ini aku yang lemah atau memang kacanya sulit untuk rusak sih?

Jangan-jangan membukanya harus memakai kode-kode lagi?

"Hei, Felix. Apa membuka kaca hijau ini harus memakai sebuah password atau kaca kunci lagi?"








Felix di seberang sana menggeleng,
"Yang tau itu hanya Profesor Kioto, adikmu, dan kau. Tidak ada yang bisa membukanya selain kalian."

Rasanya aku ingin mengumpat, mengabsen satu-satu kata kasar yang sekarang bersemayam diotakku.





Bangsat.








Sekarang aku harus apa? Menunggu kepalaku sakit lagi?

Aih... siapa sih yang membuatku begini?









"Kira."

"Diam, aku mau mengumpat."


Hembusan napas beratku berbarengan dengan Rhino yang menghampiriku.

"Tidak apa-apa, setidaknya kau sudah berusaha. Aku tidak akan memaksamu untuk mengingatnya."

Aku mengangguk, sambil memainkan jariku di kotak kaca hijau itu. Sesekali mengetuknya.

"Sudahku bilang, Naoto tidak akan membiarkan kalian."









"Diam saja kau. Orang sepertimu tidak pantas untuk berbicara. Pengkhianat, pemberontak, licik, pengadu domba, pembunuh, tidak punya otak. Kasihan sekali dirimu."















Netraku melirik ke arah Felix yang menyalangkan matanya ke arah Rhino setelah ia berbicara begitu.

Jari-jari pucat nan kurus itu mengepal, napasnya terlihat memburu. Kulihat seringai yang tersemat di raut wajah Rhino, laki-laki itu sedang mengejek lawannya di depan sana.









"Kau tau kenapa para petinggi dan Profesor menjadikanmu sebatas anak magang? Itu karena kau tidak berguna. Kau kalah dari Sam dan Peter yang seangkatan denganmu. Kau bahkan kalah dengan Lucy. Adik perempuan Sam itu bahkan lebih pintar darimu walaupun dia tidak lulus sekolah menengah. Sedangkan kau? Kau bahkan tidak berguna di perusahaan."

"Kau tidak tau apa-apa, Keparat!"





Aku bingung, kenapa mereka berdua malah bertengkar?

















"Leo, aku harus bagaimana? Rhino malah bertengkar dengan Felix."

Dengan membisikkan kalimatku ke Leo di seberang sana, aku masih berusaha untuk memukul kotak kaca hijau itu.

Ini benar-benar sulit, astaga.














"Kak Rhino, ingat tujuanmu. Felix tidak penting. Kunci yang utama. Sebentar lagi jam sepuluh. Ingat perubahanmu dan air laut pasang. Aku tidak bisa menolongmu jika kau belum terikat."

[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang