#14. The Next Clue

255 79 4
                                    



















KAPAL selam Leo sudah berhasil diperbaiki. Entah bagaimana caranya, tapi para Séala itu sudah memperbaiki beberapa kerusakan yang ada pada kapal Leo seperti; bentuk yang penyok, kerusakan mesin luar kapal, bahkan mengisi penuh bahan bakar kapal. Wah... Hebat sekali para Séala ini.

Aku melirik jam tanganku. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan aku sudah mengganti bajuku dengan baju Leo. Sedikit kebesaran sih, apalagi celana pendeknya. Meredith sampai membantuku mengikatkan celana dengan serabut kayu yang berada di sana. Aku akan mengingat untuk menggemukkan badan setelah menyelesaikan tugas sialan ini.

Kunci 'A' yang telah aku dapatkan, aku letakkan di kotak yang sama dengan dua kunci 'R'. Lalu kotaknya aku masukkan ke dalam tas pinggang. Untungnya saja masih muat.
















"Kak." Aku menoleh ke arah Leo yang tiba-tiba memanggilku, "kau dan Kak Rhino tadi berbicara apa? Kenapa sekarang dia jadi diam?"

Aku hanya mengedikkan bahu acuh, "Tidak tau. Aku hanya menanyakan beberapa hal."

"Menanyakan apa?"

"Kurasa kita harus menanyakan Han tujuan kita selanjutnya, bukan? Sebentar ya."

Dengan menghiraukan pertanyaan Leo, aku mengeluarkan Decomphoneku dari tas pinggang. Seperti biasa kuletakkan layar di depan wajahku lalu Decomphone akan menyala dengan sendirinya, menampilkan Han—si tupai digital tanpa badan.

"Han, aku sudah siap untuk clue selanjutnya."












Selamat untuk keberhasilanmu mendapatkan ketiga kunci, Nona Muda.

Clue selanjutnya adalah;

Clé 3 : The District of Sangkara

Nona Muda harus menempuh jarak 88,8Km menuju Selatan.














"Kita... Menuju Sangkara?" Leo sama terkejutnya denganku. Ia seperti kehilangan akal saat itu juga.

"Kita langsung ke Sangkara? Kuncinya berada di sana?" Pertanyaannya membuatku mendengus pelan. Tidak berguna sekali, seperti tidak ada pertanyaan lain. "Kupikir ada tempat lain."

"Kau ingat soal kunci yang berada di kamar profesor?"

Leo melotot ke arahku, "Kau ingat?!"

Aku mengangguk, "Kalian membicarakan kunci yang berada di kamar Profesor Nero dan... Profesor Ren?"

"Profesor Airen."

"Itu maksudku."

"Bagaimana ingatanmu bisa kembali, Kak?"

Aku menggeleng, "Tidak penting. Sekarang kita harus ke sana. Kau bisa menghubungi Sam setelah ini."

Leo mengangguk dengan semangat, aku tersenyum melihatnya.

"Han, kunci selanjutnya berada di mana?"













Kunci yang nanti akan Nona Muda cari adalah dua kunci berwarna hitam dengan huruf T serta E, di badan kunci.

Kunci 'T' berada di ruangan 1025 lantai 27. Sedangkan Kunci 'E' berada di ruangan 914 lantai 24.











"Itu ruangan apa?"















Ruangan 1025 merupakan ruangan kerja Nona Muda saat masih menjadi bagian dari perusahaan. Sedangkan ruangan 914 merupakan ruangan Tuan Muda Peter.

Belum terdeteksi siapa pemilik baru dari kedua ruangan itu, Nona Muda.













Aku dan Leo kemudian saling tatap, "Kau tidak tau siapa pemilik barunya?"

"Tidak," jawabnya seraya menggeleng. "Setelah hampir dua tahun kau dimasukkan ke dalam White Room, tidak ada yang tau siapa yang menempati ruanganmu. Sampai aku keluar dari perusahaan pun, tidak ada yang mengisinya."

"Kalau ruangan adikku?"

Leo terlihat berpikir, "Aku juga tidak tau. Waktu itu Sam ingin mengisi ruangan bekas Peter untuk tempat pengawasan Jaemmi, tapi tidak diperbolehkan."

"Jaemmi?"

"Adiknya Sam yang paling kecil, sekarang umurnya dua belas tahun."

"Lalu bagaimana? Sepertinya akan berbahaya jika kita secara terang-terangan pergi ke sana."

Leo diam, begitu juga denganku. Aku bahkan tidak tau bagaimana rupa Sangkara itu seperti apa. Dengan mendengar ceritanya saja sudah membuatku ngeri. Lagipula ada tameng transparan yang menghiasi tempat itu, 'kan? Berarti penjagaannya tidak akan main-main.

Bagaimana ini? Rencana apa yang harus kita lakukan?





[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang