#8. The Truth

264 85 22
                                    






















HANYA satu pertanyaan dari Aku yang lain lontarkan, membuat sendok ditangan Chris terjatuh ke lantai. Ia menatap Aku yang lain dengan tatapan sedih sekaligus kecewa. Aku yang lain hanya menatap Chris dengan kerutan di dahinya. Kurasa ia bingung karena tiba-tiba Chris menampilkan ekspresi syok.

Aku yang melihat mereka juga terdiam. Maksudku—kegiatan yang berada di ruangan putih ini hanya berulang-ulang. Makan-disuntik-tidur-makan-disuntik-tidur dan begitu seterusnya. Rasanya aku ingin meminta Meredith memutar adegan sebelumnya untuk memastikan jika aku memang melewatkan sesuatu. Tapi... sepertinya tidak. Aku yakin tidak ada yang terlewat.

"Kau... tidak mengenalku?"

Aku yang lain menggeleng dan kembali makan nasi putihnya dengan tangan karena sendok yang tersedia sudah dijatuhkan oleh Chris. Chris terpaku, dia tertawa miris melihat Aku yang lain masih memakan makanannya.

"Kau sungguh tidak mengenalku, Sayang?"

Gerakan tangan Aku yang lain kemudian berhenti saat Chris bertanya begitu, "Sayang? Kau bercanda?"

"Aku Chris."

"Salam kenal, Chris. Aku... Aku tidak tau namaku siapa."

Astaga... Aku benar-benar sudah melupakan nama dan Chris pada masa ini. Kenapa? Apa yang terjadi? Apa karena suntikan itu?

"Maafkan aku."

"Untuk?"

"Mengkhianatimu."

Aku memandang Chris yang tak henti-hentinya mendesah gusar. Wajah Aku yang lain bahkan tidak peduli dengan 'orang asing' di depannya. Ia hanya melanjutkan makan nasi putih dengan perlahan namun cepat.

"Maafkan aku, Sayang."

"Kau memanggilku sayang seakan kita sepasang kekasih."

"Aku suamimu!"

"Benarkah? Hebat. Aku punya suami."

Respon seakan tidak peduli itu membuat Chris mengerang sambil menjambak rambutnya sendiri. Itu membuatku penasaran apa yang dia lakukan sebenarnya. Pengkhianatan apa yang ia lakukan padaku?

"Seharusnya aku tidak memalsukan dokumen itu. Seharusnya aku berada dipihakmu. Seharusnya aku tidak takut untuk dihukum."

Dengan tatapan lesu nan lelah, Aku yang lain menelan makanannya dengan susah payah sambil mengerutkan dahi, "Sebenarnya kau ini siapa? Apa maksud kedatanganmu kemari?"

"Sudahku bilang aku suamimu."

"Lalu? Hanya itu?"

"Aku ingin minta maaf."

"Untuk apa?"

"Memalsukan dokumen kesehatanku. Aku sakit, Kira. Maaf jika mengkambing-hitamkan dirimu untuk masuk ke sini. Maafkan aku. Maaf."







Aku tidak mengerti. Maksudnya apa? Dokumen apa? Chris... sakit apa?








"Aku tidak mengerti. Pergi sana!" Aku yang lain hanya mengacuhkan Chris dan meneguk air putihnya. Nasinya tidak dihabiskan, hanya menyisakan setengah nasi yang masih ada.

Chris kembali mengerang frustrasi. Dibantingnya nampan beserta isinya ke lantai dan memegang pundak Aku yang lain. Sepertinya kasar, lenguhan yang terdengar dari bibir pucat Aku yang lain membuatku yakin akan hal itu.

[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang