010%

351 107 1
                                    














ARGH! Kepalaku... pening sekali.






uhuk... uek... uhuk! uhuk!





Aku memuntahkan air asin yang cukup banyak dari tenggorokanku. Hidungku juga sangat perih, begitu juga dengan dadaku. Rasanya sesak sekali.

Bukannya aku baru saja lompat dari tebing yang curam? Tapi kenapa aku sudah ada di—ah di mana ini?

Netraku memandang sekitar yang benar-benar sangat asing bagiku. Langit biru yang banyak dengan burung berwarna putih di atas sana, pasir berwarna hitam dengan bebatuan... berwarna putih? Dibalut dengan semilir angin yang dingin, serta bau air yang sangat khas. Air laut. Kedua kakiku juga merasa seperti disapu dengan air yang dingin.

Dengan sekuat tenaga, aku bangkit dari posisiku yang berbaring untuk duduk. Hidungku perih sekali, sepertinya aku terlalu sering menghirup air hingga hidungku seperti ini. Apa yang terjadi padaku setelah terjun dari tebing curam itu?




















Di mana Rhino? Apa dia tenggelam?






























"Kira!"





Suara Rhino...

Suara itu ada berada dari kananku. Saat aku menoleh, sosok Rhino sedang berlari terseok-seok dengan tas berbentuk tabung di tangannya, serta regulator yang terkalung di lehernya. Rhino melambaikan kedua tangannya ke arahku sambil tersenyum.

Yang aku lakukan hanya duduk menatap sekitarku. Ada tas punggung besar dan regulatorku yang berada di sampingnya. Keduanya tersapu ombak pelan. Aku juga meraba tas pinggangku yang masih melingkar di sana, tapi tas tabungku tidak ada. Mungkin terbawa arus kali ya?

Pelan-pelan aku berdiri dari tempatku. Kakiku sedikit lemas dan gemetaran, sambil tanganku yang bertumpu dengan kedua lututku, aku berhasil untuk berdiri. Walaupun yah, masih sedikit terhuyung-huyung.

Rhino sekarang tepat berada di depanku, masih dengan senyumannya, "Aku tidak tau kalau ketidaksukaanmu pada air begitu besar."

Aku hanya mengerutkan dahiku bingung, "Aku... kenapa?"

"Setelah melompat dari tebing, kau hanya kuat berenang sekitar satu menit. Tiba-tiba kau melepaskan genggamanmu pada tas punggung. Itu membuatku panik karena kau langsung tenggelam begitu saja."

Aku benar-benar tidak mengingat apapun setelah berhasil tercebur ke dalam air. Hanya sekilas sih ingatanku melihat hamparan lautan gelap yang berada di bawah kakiku.

"Kau harus berterima kasih padaku karena menggendongmu sambil berenang ke pantai ini."

Rhino menghela napasnya sambil menarik tas punggung yang masih tersapu ombak ke tempat yang lebih kering. Ia juga mengambil regulatorku dan melemparnya ke dekat tas punggung.













"Terima kasih karena tidak membiarkan aku untuk mati."

Kulihat Rhino hanya mendengus, kemudian menatapku. "Sekarang kau tanggung jawabku, Kira. Apapun yang menjadi masalahmu nanti, itu juga akan menjadi masalahku. Tugasmu nanti, juga akan menjadi tugasku. Urusanmu adalah urusanku juga."

Hah? Kenapa dengan anak ini?

"Bukannya kau sendiri yang bilang jika kau itu berbahaya? Kenapa jadi seperti ini?"

Rhino hanya menatapku dengan tatapan yang... aneh. Tidak tau. Mungkin lebih seperti tatapan takut? Atau marah? Raut wajahnya datar sekali, tapi tatapannya mengisyaratkan hal lain.



"Kenapa diam?"

"Itu bukan urusanmu, Kira."

"Urusanmu, urusanku juga. Ingat? Kau yang bilang belum ada satu menit yang lalu, Keparat. Kau ini kenapa sih?"

"Kau ingat soal Chris yang bilang untuk mengikatku pada jam sepuluh malam?"

Tiba-tiba otakku jadi memutar adegan saat Chris memergokiku di ruangannya. Benar, Chris menyuruhku untuk mengikat Rhino sebelum jam sepuluh malam. Itu cukup membuatku kebingungan. Memangnya ada apa dengan Rhino setelah jam sepuluh?



"Turuti kemauan Chris. Ikat aku."

Aku hanya mendesah frustasi sambil berjalan menjauhinya, "Kau tidak menjawab pertanyaanku sama sekali."

"Kau tidak perlu jawaban sama sekali."

Aku hanya berdecih kemudian memandang matahari yang berada tepat diatas kepalaku. Di sampingnya... bulan? Tunggu sebentar. Kenapa ada dua bulan di samping kanan kiri matahari? Apa itu wajar?



"Ayo."

Tangan kiriku di tarik oleh Rhino menjauh dari pantai. Ia sambil menyeret tas punggung itu dengan tangannya yang lain,

"Kau harus aku ingatkan lagi, Kira."

Rhino berbalik dengan tiba-tiba ke arahku, membuat wajahku dan wajah datarnya itu sangat dekat. Tatapannya... benar-benar aneh.

"Untuk saat ini kita hanya harus menunggu di pantai ini, jangan kemana-mana."

Dan tubuhnya menjauh, masih sambil menarikku yang tidak tau apa yang telah terjadi.







[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang