050%

323 100 5
                                    

LEO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LEO




👺






MEREKA tertawa tanpa memperdulikanku—yang sampai sekarang masih bingung apa yang telah terjadi.

Bukankah Rhino bilang jika Sam sudah mati?

Tapi dengan jelas aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri jika Sam. Sedang. Tertawa. Di. Layar. Itu. Dengan. Rhino. Dan. Juga. Leo.


Aku bahkan sudah tidak memikirkan basahnya tubuhku dan minuman cokelatku yang telah mendingin. Argh! Ini benar-benar diluar dugaan.

"Kak Kira, hei. Aku bisa melihatmu dari sini."

Tubuhku membeku. Netra ketiga orang di sana langsung menatapku yang bungkam. Sial, apa yang harus aku lakukan?

"Kira, sapalah Sam. Dia juga teman dekat Peter."

Aku hanya menelan salivaku dengan berat, "Bukannya kau bilang jika Sam sudah mati? Kenapa sekarang pembunuh itu ada di sana? Kalian bersekongkol untuk membunuhku?"

Mereka saling menatap, kemudian menatapku lagi.

"Kak Rhino belum memberitahukan Kak Kira soal kloningan Sam?"










Hah? Apa katanya?????










"Kak Kira, mendekatlah ke layar. Aku ingin bicara."

Kepalaku makin pening, tubuhku menggigil tak karuan, bibirku bergetar saking dinginnya. Otakku sedari tadi hanya mencerna hal-hal yang terjadi di control room ini.

Tubuhku menegang saat Leo dengan tiba-tiba menghampiriku. Ditariknya pelan lenganku yang masih memegang cangkir berisi minuman cokelat yang tadi ia berikan. Sambil tersenyum, laki-laki berambut undercut keunguan ini membawaku ke depan layar—berhadapan dengan Sam, laki-laki yang bersama dengan Chris sebelumnya—orang yang membunuhku pada kesempatan pertama.

Tapi... Rambutnya kok warna merah muda?












"Kak Kira! Lama tidak bertemu. Aku sangat kerepotan di sini saat kau tiba-tiba dibawa oleh anjing-anjing perusahaan. Sebalnya."

"A-aku tidak mengerti."

"Hei, Mayor Rhino yang terhormat! Tega sekali kau tidak memberitahukan tentang ini ke Kak Kira."

Aku menoleh ke arah Rhino yang tersenyum simpul di sana. Wah laki-laki ini benar-benar...

"Aku berniat untuk memberitahunya di tempat yang aman, Sam. Dia ini buronan mahal, tau."





Mataku mendelik ke arahnya, BURONAN?!



"Kak Kira! Tenang saja. Bukan aku yang ingin membunuhmu di gedung penelitian baru. Dia Sam-HNOXTrial6. Itu penelitian baruku lho selama kau pergi. Bagus gak, Kak?"




Ah aku benar-benar tidak paham.










"Lebih bagus lagi kalau tidak membunuhku."

Sam di layar hanya tergelak, kemudian tersenyum. Tapi aku menyadari jika orang ini dengan si Gondrong pembunuh itu sangat berbeda. Tatapan orang ini sangat hangat dan senyuman yang tersungging di wajahnya begitu manis.

"Maafkan aku, Kak Kira. Aku terpaksa melakukan itu. Jika tidak, posisiku di perusahaan akan terancam. Nanti aku tidak bisa mendapatkan uang lagi dan tidak bisa membantu teman-temanku yang tersiksa di perusahaan ini. Maaf ya."

"Bisakah kalian semua menjelaskanku perusahaan apa yang dimaksud?"

Tatapanku bergantian mengarah ke Rhino dan Leo, juga ke Sam merah muda yang sekarang diam dengan ekspresi datar.


"Kak Rhino, kau harus memberitahukannya sekarang. Otaknya benar-benar tidak berfungsi semenjak keluar dari ruangan sialan itu."









Hah???????










"Okey, Sam. Tapi Kira, kau harus mengganti pakaianmu terlebih dahulu. Nanti kau bisa demam."




Aku hanya mengangguk kemudian kembali ke tempat dudukku untuk mengambil pakaian yang diberikan Leo... Err—kok pendek sekali pakaiannya?

"Leo, kau benar-benar memberikanku pakaian seperti ini?"

Leo di sana hanya mengusap tengkuknya pelan, "Maafkan aku. Di sini satu-satunya pakaian perempuan hanya itu."

Aku hanya mendengus sebal menatap Leo yang sekarang hanya tersenyum tipis.

"Kau bisa memakai pakaian yang tadi Leo berikan kepadaku untuk luaran. Setidaknya itu bisa menghangatkanmu."

Aku hanya memutar bola mataku malas sambil melepas tas pinggang yang baru aku sadari masih melingkar dipinggang kecilku ini. Kemudian aku langsung membuka kancing kemejaku di control room, "Kalian bertiga tutup mata."

"Kira!"

"Kak Kira! Jangan di sini!"

"Astaga, Kak Kira!"

Tak peduli dengan teriakan mereka bertiga yang menggema di control room, aku langsung membuka kemejaku. Yah... setidaknya mereka benar-benar menutup mata.



Masih dengan kemejaku yang lepek, aku merasa seperti memegang sesuatu di saku kemejaku yang basah ini.


Sebuah foto?















👺

SAM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAM



[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang