#13. Old Friends

265 105 10
                                    












SETELAH informasi singkat yang aku dapatkan dari Han. Tubuhku menjadi sedikit melemas. Tatapanku sekarang malah terpaku ke arah makhluk itu di layar kapal Leo.

Kupandangi sisik berwarna hitam keemasan ditubuh dan sekitar wajahnya. Lalu beralih ke gigi panjangnya dengan mulut terbuka. Kemudian ke rambut putihnya yang berkibar dengan sangat indah itu.











Itu benar-benar Rhino? Leo tidak berbohong?















Rasanya, ingin menangis.












Apa yang terjadi jika Chris tidak memanggil Leo untuk menjemputku dan Rhino? Bagaimana jika aku seharusnya sudah mati karena bersama dengan Rhino saat jam sepuluh malam?

Bagaimana bisa aku akan mengikatnya jika sekarang... aku saja sekarang tidak rela untuk mempercayai bahwa makhluk itu adalah Rhino?

Kenapa Rhino bisa seperti itu? Kenapa aku membuatnya menjadi seperti itu? Kenapa aku tega? Kenapa aku membuat kekasihku sendiri menjadi objek penelitian makhluk seperti itu? Kenapa?!














Ah sialan. Air mataku malah jatuh dengan tidak sopan. Jangan menangis. Apa kebodohan yang dulu pernah aku lakukan harus kutangisi? Seharusnya tidak.

Dasar Kira tolol! Bisa-bisanya merubah kekasihmu sendiri menjadi makhluk mengerikan seperti itu. Tolol sekali.

Kenapa tidak bisa berhenti menangis sih?

Walaupun aku menampar pipiku sendiri, air matanya masih saja mengalir. Ayolah. Kenapa harus menangis? Itu tidak berguna, Kira tolol. Jangan menangis!

Kenapa malah makin deras sih? Apa air mataku sendiri tidak patuh kepadaku? Ah sialan. Jangan menangis, Kira. Jangan- menangis. Kumohon.
















"Hentikan."

Tanganku... ditarik oleh Leo. Dia menarikku ke meja kontrol dan menyuruhku duduk di sampingnya. "Tidak perlu seperti itu. Semua yang kau lakukan pada Kak Rhino bukan sepenuhnya salahmu."

"Siapa yang harus aku salahkan kali ini?"

Leo melirikku sekilas, kemudian memalingkan muka dan kembali melihat arah depan untuk fokus mengemudi.

"Bahkan adikku itu mati sebenarnya gara-gara aku sendiri, 'kan? Jika aku tidak membuat penelitian semacam itu, mungkin saja aku tidak akan mengalami hal seperti ini. Aku tidak akan kehilangan ingatanku, aku tidak akan kehilangan adikku, dan aku tidak akan mungkin kehilangan Rhino! Mungkin saja aku masih tentram tinggal di tempat yang bernama Sangkara itu bersama Rhino sebagai suamiku dan Peter yang tinggal denganku juga."

"Kak,"

Leo memanggilku dengan lembut. Helaan napasnya yang ia hembuskan dengan kuat membuat air mataku lagi-lagi keluar sendiri.

"Aku tidak bisa bicara apa-apa soal itu, karena aku tidak tau ceritanya secara lengkap. Yang kutahu hanyalah, kau melakukannya untuk satu hal. Dan aku tidak tau 'hal' itu apa karena kau selalu bekerja sendirian."












[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang