074%

359 104 1
                                    















TUNGGU! Aku tidak salah lihat, 'kan?Ini waktu yang sama dengan aku yang hendak keluar dari ruangan biasa.


Kok bisa?


Astaga aku benar-benar tidak mengerti. Kehidupanku menjadi aneh setelah bangun dan melihat pembunuhan di lantai biasa.


Bodo ah! Tak mau ambil pusing, aku langsung bergegas turun ke lantai bawah sebelum Sam dan Chris kembali turun dan selesai dengan tugas utamanya, membunuh Sky.




Aku menuruni lantai demi lantai hingga aku sampai berada di lantai satu. Kutatap pintu bobrok di depanku, errr... dia belum membunyikan rantainya dan dengan satu helaan napas, aku membuka pintu bobrok itu.














Krieeettt...





















Aku disambut oleh kegelapan solid di bawah sana. Sambil menelan salivaku kasar, pelan-pelan aku menuruni tangga yang mungkin akan kembali menjatuhkanku lagi jika aku tidak berhati-hati.

Saking takutnya aku kembali jatuh seperti sebelum kematian yang lalu, aku turun tangga sambil duduk. Ayolah, siapa yang mau jatuh hingga terkilir? Aku tidak akan mencelakakan diriku sendiri.








Krekk


"Ak!"

Sial, hampir saja aku menjerit. Anak tangga yang aku injak tiba-tiba patah, bersyukur aku menginjaknya sambil duduk. Fyuh...

"Siapa di sana?"


Oh... suara Rhino.

"Ini aku. Errr—Kira."

"Kira? Ah... kukira siapa."

Aku mendekat—masih dengan turun dari tangga sambil duduk tentunya—lalu berjalan menuju penjara yang berisi Rhino. Ah melihatnya saja aku sungguh tidak tega. Wajah dan tubuhnya sangat mengenaskan.

"Aku sudah melihatmu seperti ini, tapi aku masih tidak tega."

Kulihat Rhino hanya menyeritkan kening sambil menatapku, "Kapan kau melihatku seperti ini? Kita baru saja bertemu."

Tentu saja, dasar bodoh. Aku lupa. "Lupakan saja. Aku hanya melantur."


"Ck. Karena kau di sini, kau harus membantuku."

"Mencari kunci untuk kau keluar? Tenang saja." Aku mengeluarkan kunci yang masih terkalung di leherku dan mengambil kunci yang ada pada saku rok, lalu menunjukkannya ke Rhino yang matanya langsung membola.

Aku hanya tersenyum melihat ekspresinya.

"Bagaimana kau bisa mendapatkannya?" Tanyanya dengan nada sumringah.

"Ceritanya panjang. Sekarang beritau aku yang mana kunci penjara dan yang mana kunci rantaimu?"

Tatapannya masih menunjukkan rasa tidak percaya jika aku memiliki kunci itu. Padahal aku memiliki kunci ini juga karena dia suruh.

"Ayolah, Rhino!"

"A-ah... Nggg... Aku tidak tau kunci mana yang kunci penjara dan mana kunci rantai? Keduanya sama saja."

"Ish... Kau hanya perlu menyebutkan ruangan tempat di mana kuncinya berada sebelumnya."

"Kunci penjara di ruang Sam, kunci rantai di lantai delapan."

Aku hanya mengangguk mengerti dan membuka kunci yang penjara dengan kunci yang sebelumnya diberikan oleh Chris di ruangannya. Hhhhh mengingatnya membuat jantungku kembali berdebar. Dasar laki-laki sialan.










Klak...








Wah, penjaranya benar-benar terbuka.

Aku kembali mengantongi kunci itu ke saku rokku—yang ada resletingnya—dan menghampiri Rhino untuk membuka rantai yang mengelilingi tubuhnya itu.

"Kenapa kuncinya kau letakkan di saku lagi?" Aku meliriknya sambil tetap memasukkan kunci lainnya ke lubang kunci rantai yang mengikat Rhino,


"Hanya berjaga-jaga. Aku sudah mati hampir sepuluh kali dalam sehari, takutnya aku mati lagi."

"Huh? Kau bercanda?"





Klak...






Ah, terbuka!

Aku membantu menyingkirkan rantai yang mengelilingi tubuhnya. Wah berat sekali, Rhino bisa bertahan dengan rantai yang berat ini di tubuhnya? Hebat sekali."

"Ayo. Kita harus pergi sekarang." Sambil mengalungkan kunci rantai itu ke leherku, aku malah melihat tubuhnya Rhino terhuyung ke depan.

"E-eh, Rhino!"


Rhino, laki-laki itu bersimpuh di hadapanku sambil memegang lututku sebagai tumpuan, "Sebentar. Untuk keluar urusan gampang. Aku butuh istirahat dulu. Tubuhku tidak baik-baik saja."

Astaga, berapa lama dia di rantai?

Di ruangan yang disebut gudang bawah tanah ini sangat gelap. Tidak ada lagi penerangan lagi selain cahaya yang berada di pintu atas tempat aku masuk. Aku berpikir untuk menutup pintu itu agar tidak ketauan duo bedebah, tapi... nanti gelap.

"Aku akan menutup pintu yang di atas terlebih dahulu, nanti Sam dan—"


"Aku hanya perlu istirahat, Kira. Lagian karenamu, aku bisa bebas. Mereka urusan gampang."

Aku hanya membuang napasku pelan sambil ikut duduk bersamanya, di dalam penjara yang terbuka sambil memandang luka Rhino yang sangat mengerikan. Aku memegang kepalanya yang tertunduk lemah dan membawanya ke pangkuanku, kulihat ia hanya tersenyum sambil berbaring.

"Terima kasih." Setelah ia mengucapkan kalimat itu, ia langsung tertidur dan langsung mendengkur. Dia kelihatan lelah sekali.


Aku melirik jam tanganku dan lagi-lagi aku syok.






FEB 29, 2020
3.30AM







Ah jamnya rusak?



[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang