#15. Mala

261 80 3
                                    

















SEKARANG tanganku digenggam saat hendak memasuki kapal oleh Meredith, tatapannya seperti masih merindukanku—mungkin ya. Tapi memang genggamannya makin erat.

"Kau akan kembali lagi, 'kan?" tanya Meredith yang membuatku semakin tidak tega untuk meninggalkan dirinya dan tempat ini.

"Kuharap. Aku tidak ingin menjanjikan apapun padamu."

Meredith tersenyum tipis, lalu ia memelukku, "Ucapanmu... Sama seperti tujuh tahun yang lalu, Kira- Sayangku. Persis."

Aku diam, tak ingin membalas perkataan Meredith yang terdengar... Menyeramkan. Perasaanku benar-benar tidak karuan. Apa nanti waktunya aku tidak akan bertemu lagi dengan Meredith?

"Jangan tunggu aku, Meredith." Aku membelai rambutnya yang halus walaupun basah sambil tersenyum, "kali ini, jangan tunggu aku."

Rasanya berat mengucapkannya, tapi aku benar-benar tidak bisa menolak perasaanku yang aneh ini.

Kutatap kedua mata Meredith yang memancarkan kebiruan yang indah. Tanganku menangkup kedua pipinya lalu saling menautkan dahi seraya memejamkan kedua mata, "Jangan tunggu aku, Meredith. Berjanjilah."

"Tidak!"

"Berjanjilah. Aku akan senang meninggalkanmu di sini dengan perasaan yang baik."

Terdengar hembusan napas kasar darinya. Mungkin dengan begini, aku bisa pergi menuju Sangkara dengan perasaan yang tenang, sambil mengerjakan tugas utamaku.

Menghancurkan Sangkara dari dalam.

Benar yang dikatakan Meredith sebelumnya. Dendam akan membawa petaka. Dan aku akan membawa petaka itu ke mereka.







































































































Aku, Leo, dan Rhino sudah masuk ke dalam kapal. Rasanya memang berat meninggalkan Meredith, tapi aku harus melakukan itu. Kutatap jendela kapal yang menampilkan Meredith dan kawanannya. Sambil melambaikan tangan pelan, aku menatapnya tersenyum. Kuharap ia bisa melihatnya.

"Siap, Kak?"

Aku menatap Leo kemudian mengangguk, "Hm... Aku sangat siap."

"Perjalanan akan memakan waktu yang cukup lama, aku akan menghubungi Sam untuk mengkonfirmasi ruangan 1025 dan ruang 914."

"Apa kita akan berhasil?" Pertanyaanku membuat Leo dan Rhino menoleh kompak, "aku hanya bertanya."

"Kita harus berhasil," gumam Rhino dengan nada pelan. "Aku akan membunuh siapa saja yang menghalangi rencana kita."

"Rencana kita sudah tertahan dua tahun karena Kak Kira yang masuk ke White Room, aku tidak akan lagi menunda rencana kita untuk waktu yang lama kedua kalinya. Pokoknya kita harus berhasil."

Aku melirik keduanya. Tatapannya sama, memiliki amarah dan dendam dengan sudut pandang yang berbeda. Dan aku juga memiliki dendam dengan sudut pandangku. Menghancurkan Sangkara, kemudian menghancurkan Chris dan keluarganya.

Tak apa jika aku akan mati sungguhan kali ini. Toh, aku tidak akan mati sendirian. Orang-orang keparat itu akan menemaniku.

Tunggu saja, petaka itu akan datang. 





[✓] SURVIVE OR DIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang