2. The Blue Eyes That Reigned In the Sky

7.9K 808 46
                                    

Musik instrumental itu mengalun begitu lembut di dalam sebuah bar yang berada di daerah Selatan Korea, beberapa orang tampak begitu tenang dan hanya saling bercakap dengan sebotol wine di setiap meja bundar berwarna cokelat gelap dengan kursi woody nya.

Terlihat begitu nyaman dengan sandaran serta bantalan—Sesekali, aroma alkohol lain pun menguar dari sisi lain bar dimana sosok bartender yang tengah mencampurkan minuman dan menyerahkannya pada seorang pelayan untuk di antarkan pada pelanggan

Tak ada yang menarik lagi, kecuali wine mahal yang berjajar di balik punggung sang bar tender dan juga pada sebuah rak di tengah bar dengan aksen kayunya yang begitu kental, dengan tempat persegi serta kaca yang masih mampu memperlihatkan tahun berapa wine itu di buat.

Lebih banyak yang membeli dari pada untuk sekedar berkunjung, mengingat tempatnya jauh dari pusat kota dan tak ada fasilitas lainnya selain untuk meminum wine, hanya pria berkantong tebal yang menyempatkan diri di tengah kesibukan nya, sekedar bersenang- senang menghabiskan uang.

Menghabiskan uang dan membuang waktu tampaknya juga dilakukan oleh pemilik bar mewah yang kini tengah menuruni anak tangga dengan piyama berlogo gucci mewahnya, tampak sedikit angkuh dan tak bersahabat.

Iris berwarna biru itu di bingkai oleh kelopak monolid yang tampak besar dengan bentukan tajam menatap ke arah lantai dimana akan ia pijak setelah ini. Jubah tidurnya ia biarkan terhentak- hentak mengiringi langkah tanpa diikat di bagian perutnya, serta jemari yang ia masukkan ke dalam celana.

"Kim Taehyung? Urusanmu sudah selesai?"

Bartender itu menyapa dengan sedikit teriakan membuat iris biru nya melirik sebelum tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah pria yang tengah meracik minuman disana membuatnya tertarik. Mungkin, pria dengan mata biru dan kulit tan itu sedikit ramah—Atau mungkin, sangat ramah.

"Tentu, itu sangat mudah" ucapnya yang kini duduk di atas kursi bar sambil mengangkat bahu—Suara barithone itu terdengar begitu sombong, memperlihatkan betapa mudahnya bisnis yang ia lakukan hingga langkah kaki yang menuruni anak tangga pun mengalihkan perhatiannya, membuat Kim Taehyung mengangkat lengan pada pria yang membungkukkan tubuh sebelum pergi.

"Apa yang mereka inginkan?"

Bartender itu menyodorkan french martini yang tampaknya mampu membuat pria pemilik bar mewah itu puas dengan jubah tidur di bagian lengan yang ia tarik hingga siku sebelum menumpu pada meja di hadapannya. Namun, bartender itu kini duduk dan masih menunggu jawaban membuat Kim Taehyung melirik sekilas dengan kening yang sedikit berkerut.

"Seokjin hyung? Kau benar- benar ingin mengetahuinya?" tanya Taehyung pada bartender bernama Seokjin yang kini menganggukkan kepalanya, membuat Taehyung memundurkan tubuhnya dengan alis yang menukik tajam. Pria di hadapannya memang selalu penasaran dan seharusnya Taehyung tidak mengadakan pertemuan secara terbuka.

"Mereka meminta bantuanku untuk penangkapan penyeludupan narkoba—" ucap Taehyung sedikit berbisik dengan jemari yang kini meneguk gelas berisi martini hingga ia sedikit mendesis karena alkohol nya cukup kuat. Jawaban itu hanya membuat Seokjin mengangguk dan memakan camilan asin di hadapannya.

"Aku tidak mengerti, mereka meminta bantuan ku dan mereka menutup mata bagaimana cara aku menangkap bandar narkoba itu—Padahal mereka intelejen khusus"

Taehyung tertawa sambil mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya, membuat Seokjin turut tertawa dan menggelengkan kepalanya pelan sambil meminum segelas vodka. Sebentar lagi pergantian shift dan mungkin meminum vodka sebelum kembali ke rumah itu adalah pilihan baik.

"Kau juga mendapatkan keuntungan, Kim" ucap Seokjin yang kini melangkahkan kakinya ke arah lain dan membuka sebuah lemari di atas kepala dengan Taehyung yang hanya menatap penuh tanda tanya pada Seokjin, karena Kim Taehyung tidak mengetahui keuntungan apa yang dimilikinya.

Flower From The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang