Kaki kecilnya melangkah menyusuri pasir putih tanpa alas kaki dengan celana longgar sebetis serta tshirt yang membentuk tubuh, tetapi di tutupi oleh cardigan rajut berwarna cream di musim yang di penuhi oleh bunga untuk tahun ini.
Iris hitam nya menatap langkah kaki di hadapannya, menginjak jejaknya yang sedikit lebar dan sesekali membuatnya melompat kecil hingga cardigan rajut itu terhentak dan membuat pria di hadapannya melirik.
Sangat sunyi, dengan udara yang berhembus begitu cukup kencang, deburan ombak yang menggulung beserta buih nya begitu indah dan langit pun cukup cerah untuk senja hari ini walaupun udara terasa begitu dingin.
Jungkook tersentak ketika lompatannya membuat kakinya sedikit terlipat membuatnya terjatuh ke atas pasir dan membuat pria di hadapannya tersentak, menekuk lutut di samping Jungkook yang kini menelungkup.
"Ah! Sakit—"
"Jungkookie? Kau baik- baik saja?" tanya Taehyung yang kini mengangkat tubuh kecil itu, layaknya bayi di pesisir dengan laut luas yang menjadi pemandangannya.
Namun, Jungkook terdiam, menatap Kim Taehyung dengan iris hitam yang kini berbinar dan Jungkook tak mampu mengalihkan. Hal itu membuat Taehyung berkedip beberapa kali, mempertanyakan apa yang Jungkook lihat.
"Taehyungie? Apa dirimu sangat sangat sangat kaya raya?" tanya Jungkook membuat Taehyung terdiam, mencerna pertanyaan itu cukup lama sebelum Taehyung tertawa kecil dan menganggukkan kepalanya begitu percaya diri.
Jawaban itu, membuat Jungkook mengedarkan pandangannya, menatap pulau yang ia tempati bersama pria bermarga Kim setelah sampai di Maldives beberapa waktu lalu.
"Pulau ini milikmu, Taehyungie?" tanya Jungkook lagi membuat Taehyung kembali menganggukkan kepalanya brutal percaya diri dan Jungkook yang kini menatap ke arah lautan yang begitu luas, serta mentari yang sebentar lagi akan terbenam.
Sangat nyaman dengan rengkuhan yang ia dapatkan kali ini. Hal itu membuat Taehyung memberikan satu kecupannya membuat Jungkook tertawa kecil.
"Ku kira—orang tua dari orang kaya menyeramkan Taehyungie—" ucap Jungkook yang kini mengingat mengenai Tuan Moreau yang nyatanya begitu baik dan selalu menghubunginya, menanyakan mengenai kabar ataupun apa yang ia inginkan takut jika Taehyung tidak memberikannya.
Jungkook khawatir jika drama- drama akan terjadi di hidupnya, sangat menyeramkan.
"Anak mereka harus memiliki pasangan dari orang kaya lagi— ku pikir seperti itu" ucap Jungkook yang kini sedikit mendongak untuk menatap Taehyung yang mengerutkan keningnya, sebelum Taehyung tersenyum begitu hangat dan menyandarkan pipinya pada kening Jungkook yang kini cukup dingin, mungkin karena angin cukup kencang.
"Beberapa seperti itu—Kau tahu? Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya atau hanya untuk sekedar keuntungan semata—" ucap Taehyung membuat Jungkook terdiam sebelum ia menganggukkan kepalanya dan kembali menatap ke arah lautan yang begitu luas, sangat indah di musim kali ini.
"Tapi, Taehyungie—" gumam Jungkook yang memberikan jeda pada ucapannya, membuat Taehyung melirik sebelum menidurkan tubuh Jungkook di atas pasir putih itu dan tempurung kepala Taehyung yang menutupi sinarnya, membuat sudut mata yang berkerut itu menghilang dan Taehyung mengusap pelan kening Jungkook.
"Orang kaya selalu menikah dengan orang kaya dan orang miskin dengan orang miskin—" gumam Jungkook yang kini menyimpan lengannya di atas perut dan kaki yang masih menumpu pada paha Taehyung yang kini menatapnya begitu lembut dengan langit yang perlahan menggelap dan lampu yang kini bersinar.
Namun, Taehyung pun memiringkan kepalanya dan sedikit berpikir.
"Pasangan kita adalah tempat dimana kita tinggal, Jungkookie" ucap Taehyung yang kini menghalau rambut pink yang mungkin akan menyakiti mata bulat itu, membuat Taehyung mengecup kening Jungkook diantara jeda ucapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flower From The Storm
Lãng mạnDia indah, dan dia berada di tengah badai musim dingin yang menyeramkan tanpa perasaan. Tatapannya kosong, mimpi senja nya hilang, bahkan harapan akan malam natal nya pun tak ada. Ku pikir dia akan mati, entah besok, lusa atau ketika kembang api ber...