30. The Sweet Calling

4.5K 574 54
                                    

Iris hitam itu mengedar menemukan pemandangan yang begitu luas dan indah walaupun tertutup salju putih yang terus turun sejak semalam. Dari ketinggian—Irisnya mampu melihat bahkan hingga pegunungan di sebelah utara membuat senyuman itu merekah dan tak tahu cara menghilangkannya untuk saat ini.

Gondola itu bergerak cukup pelan memperlihatkan rintikan salju melalui kaca hingga pemuda itu dengan kulit ivory menyentuh kacanya yang sedikit berembun, membuat sedikit goresan yang perlahan menjadi sebuah nama 'Jungkook' di sana membuat nya kembali tersenyum sebelum melirik ke arah sosok pria di hadapannya membuat pandangannya menunduk seketika.

Pria itu terus menatapnya dengan iris berwarna biru yang begitu indah layaknya langit fajar membuat Jungkook ingin mengatakannya secara langsung, tetapi keberaniannya selalu menghilang seolah terbawa oleh angin musim dingin. Senyumannya begitu hangat dengan lengan yang menopang kepala tanpa bicara.

Jantungnya berdetak cepat hingga perhatiannya kini kembali ia alihkan pada pemandangan yang gondola itu berikan—Jungkook tidak ingin melewatkan satu detik pun pemandangan yang kini ada dihadapan, tetapi pria yang mengatakan akan menjadi tangkai untuknya itu seolah lebih menarik membuatnya kembali melirik dan menghadap penuh pada pria itu.

"Tuan Kim? Apa—Ada sesuatu?" tanya Jungkook sedikit terbata, takut jika ia melakukan kesalahan dengan jemari yang kini mengepal diatas paha membuat pria dengan marga Kim itu tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Lihatlah pemandangannya lagi, Jungkook—" ucap Kim Taehyung tanpa menghilangkan senyumannya membuat Jungkook hanya mengangguk dan kembali melirik ke arah jendela yang sekali lagi membuatnya takjub dan selalu membuatnya takjub. Jungkook ingin menaiki gondola terbuka—tetapi, karena kejadian semalam pria itu melarangnya.

Hal itu membuat Jungkook kembali melirik ke arah Taehyung dengan jemari yang mengepal di atas paha, menundukkan kepala dan kembali membungkuk membuat Taehyung melunturkan senyuman itu perlahan dengan tubuh yang kini sedikit condong ke arah Jungkook yang masih membungkukkan tubuhnya sebelum akhirnya pandangan itu terangkat.

"Tuan Kim—Maafkan aku karena merepotkan mu semalam" ucap Jungkook yang kini kembali membungkukkan tubuhnya dengan rasa bersalah. Seharusnya, ia tidak merepotkan Kim Taehyung lebih jauh lagi. "Maafkan aku, Tuan Kim—Semalam, aku hanya terkejut mendengar suara pecahan kaca dan membuatku berlari untuk sembunyi" lanjut Jungkook membuat Taehyung menepuk pelan pahanya.

"Kemari—" ucap Taehyung membuat Jungkook terdiam dengan pandangan terangkat dan mata yang sedikit membulat, menemukan iris yang kini menatapnya tanpa emosi membuat pandangannya menunduk. Namun, jemari itu terulur membuat Jungkook tak mampu menolak dengan jantungnya yang kini berdetak begitu cepat.

Taehyung tersenyum tipis ketika pemuda itu naik ke atas pangkuannya seperti seorang bayi dengan punggung yang bersandar pada kaca dan Taehyung yang kini melingkarkan lengannya pada pinggang sempit hingga pemuda itu sedikit berjengit dengan jemari yang kini mencengkam kuat pada pakaian di bagian dada nya.

"Bisakah—kau tidak memanggil ku Tuan?" tanya Taehyung membuat Jungkook terdiam dengan mata yang membulat sempurna dan cengkaman yang semakin kuat, menatap ke arah pria yang masih setia merekahkan senyumannya dan menunggu jawabannya seperti ini. Tidak terkesan memaksa—Pria itu, meminta padanya.

"Mungkin—Taehyung atau Taehyungie?" ucap Taehyung dengan kening yang sedikit berkerut berpikir mengenai panggilan yang terbaik. Namun, Jungkook merasa wajahnya kini terasa panas mengingat ia selalu memanggil Taehyung setiap malam dengan tidak tahu malunya membuat pandangannya menunduk dan Taehyung tertawa kecil.

"Ayo lah, Jungkookie—Jawab aku" ucap Taehyung sedikit memaksa dengan tubuh yang kini bersandar pada sandaran dan mengabaikan pemandangan yang dihasilkan oleh kaca gondola. Hal itu membuat Jungkook tertawa—Kim Taehyung begitu rendah hati dengan segala kelembutannya seperti ini.

Flower From The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang