Suara barithone itu memasuki indera pendengarannya, begitu lembut bersatu dengan suara angin yang berhembus membuat riak pada air sungai kecil di sisi jalanan beraspal itu sedikit bergelombang. Pemilik iris hitam itu tak mampu mengalihkan pandangannya, dari wajah yang menatapnya begitu lembut serta lengan yang ia sembunyikan di balik punggung.
Jeon Jungkook masih mengingatnya dengan jelas ketika pria dengan iris berwarna biru itu menanyakan hal yang sama di pinggiran Sungai Han ketika malam natal. Namun, raut wajah pagi ini tampak sedikit berbeda, lebih lembut dan tidak ada raut wajah khawatir seperti semalam membuat Jungkook merasa jantungnya berdetak cukup cepat.
Jungkook pun memutuskan pandangannya lebih dulu dengan pandangan yang kembali menunduk dan jemari yang saling menggenggam kuat. Tubuh itu perlahan bangkit, hingga memperlihatkan tinggi yang cukup berbeda membuat Jungkook sedikit mendongak untuk menatap iris berwarna biru layaknya fajar di musim dingin.
"Aku—membutuhkan bantuan, Tuan—" ucap Jungkook dengan kaki yang kini melangkah mundur hingga betisnya mengenai kursi membuat Taehyung tersadar dan memundurkan tubuhnya lebih dulu dengan senyuman tipis yang kembali ia perlihatkan sebelum menatap pemuda itu kembali. Sedikit menggemaskan.
"Aku hanya ingin bertanya—" ucap Jungkook yang kini mengedarkan iris hitamnya membuat Taehyung terdiam dan memperhatikan dimple pada pipi yang sedikit terlihat di sana membuat Taehyung tersenyum tipis dan memilih untuk menganggukkan kepalanya sebelum ia menyadari jika ada tas besar disamping pemuda itu.
"Apa disini ada yang menyewa flat kecil? Atau sewa kamar dengan harga yang cukup murah? Aku sangat membutuhkannya" ucap Jungkook yang kini kembali menatap lawan bicaranya yang tampak sedikit mengerutkan kening tanda jika pria itu mungkin tengah berpikir. Hal itu membuat Taehyung mengedarkan pandangannya dan mencoba mengingat—Ini pedesaan dan Taehyung tidak yakin.
"Aku sudah mencari ke daerah perkotaan disana—Tapi, harganya tidak cocok untukku" gumam Jungkook yang kembali menundukkan pandangannya membuat Taehyung mengangguk pelan dan kembali menatap ke arah rambut berwarna pink dihadapannya.
"Di sekitar sini tidak ada—Mungkin, kau harus keluar dari jalan ini dan mengambil desa lain ke arah tanjakan di dekat minimarket" jawab Taehyung yang mengingat jika dirinya pernah melihat tanda sewa kamar di sana ketika ia bersepeda.
Hal itu membuat Jungkook turut melirik ke arah mana pria itu melihat membuatnya menganggukkan kepala dan tersenyum tipis sambil membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan terima kasih.
"Terima kasih atas bantuannya, Tuan" ucap Jungkook yang kini meraih tas slempang serta tas besarnya dengan tubuh yang kembali membungkuk ke arah pria yang tampaknya sangat menyukai piyama mewah itu membuat Jungkook tersenyum tipis karena pria itu sudi untuk membantunya.
"Aku pergi—" ucap Jungkook yang kembali membungkukkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Kim Taehyung yang kini masih menatap punggung kecil itu. Taehyung memiringkan mengingat rumah kecil di samping rumahnya yang memiliki dua kamar tidur dan ksoong karena anak buahnya di ambil oleh Tuan Moreau.
Hal itu membuat Taehyung mengetuk pelan kakinya pada aspal sebelum kakinya kembali melangkah ke arah pemuda yang tampak kelelahan dengan membawa tas besar dan wajah pucat itu.
"Tunggu—"
Jungkook sedikit berjengit dengan mata yang membulat dan tubuh yang perlahan berbalik dan menatap ke arah pria yang tengah melangkahkan kaki ke arahnya cukup cepat, membuat Jungkook berbalik penuh hingga pria berambut hitam itu kini berdiri di hadapannya dengan angin yang kembali berhembus membawa awan berwarna kelabu.
"Di samping rumah utama ku—Ada rumah kecil di sana—" ucap Taehyung yang sedikit memberikan jeda untuk sekedar melirik ke arah langit yang tampaknya akan menurunkan salju sebentar lagi. "Mungkin, kau bisa menyewa di sana sebelum mendapatkan yang lebih baik?" lanjut Taehyung sedikit ragu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flower From The Storm
Любовные романыDia indah, dan dia berada di tengah badai musim dingin yang menyeramkan tanpa perasaan. Tatapannya kosong, mimpi senja nya hilang, bahkan harapan akan malam natal nya pun tak ada. Ku pikir dia akan mati, entah besok, lusa atau ketika kembang api ber...