31. Unspoken Word

4.1K 580 39
                                    

"Jungkookie?"

Suara barithone itu terdengar begitu lembut dengan jemari yang kini menyentuh helaian rambut sosok pemuda yang tengah tertidur dengan paha yang menjadi bantalannya. Tidurnya tampak begitu nyenyak setelah turun dari KTX yang membawa mereka dari Pyeongchang menuju Daegu. Tampak nya pemilik rambut pink itu kelelahan.

Iris berwarna birunya tampak tak teralihkan, tampak begitu nyaman hanya dengan melihat mata yang terpejam serta dengkuran halus yang kini terdengar, menghadap ke arah perutnya sepertinya ini dengan lengan yang melingkar pada pinggangnya membuat Taehyung tersenyum tipis karena sebelumnya pemuda itu menolak untuk tidur seperti ini.

Namun, helaan nafas pun terdengar dengan Kim Taehyung yang kini melirik ke arah rumah sakit besar di hadapannya—Waktu masih menunjukkan pukul tujuh malam sesuai dengan janji yang dibuat oleh anak buahnya atas saran dari Kim Seokjin. Taehyung ingin memeriksanya, setidaknya Jeon Jungkook mendapatkan obat agar tidak merasa sakit seperti ini.

"Jungkookie—"

Taehyung kembali memanggil pemuda yang tidak terganggu oleh suara nya itu, tertidur di dalam mobil seperti ini membuat Taehyung mendekatkan wajahnya, mencuri ciuman dari bibir manis itu sekali lagi. Matanya terpejam sebelum ia melepaskan ciuman itu dan kembali menatap wajah yang kini tak lagi terlihat pucat.

"Kau akan memberikan hatimu, kan?" gumam Taehyung yang kini tersenyum tipis dan kembali mengusap helaian rambut yang kini terasa begitu lembut sebelum akhirnya Taehyung terdiam, mengingat Jang Woolim yang menatap Jungkook dengan tatapan itu—Ia marah, Jang Woolim mencari mangsa yang suka melukai diri sendiri dan itu sangat menyeramkan.

Jeon Jungkook tidak boleh bertemu dan bersama dengan Jang Woolim. Apapun yang terjadi. Hal itu membuat Taehyung memilih untuk menggenggam jemari yang kini begitu hangat, mengecupnya singkat dan kembali tersenyum tipis—Entah, Taehyung tak pernah melakukan hal seperti ini, sangat aneh untuknya, tetapi Taehyung menyukainya entah karena apa.

Suara ketukan pada kaca mobil itu membangunkan lamunannya membuat Kim Taehyung melirik dan menemukan Kim Seokjin yang tengah melambaikan tangannya dengan senyuman merekah membuatnya turut tersenyum hingga pria itu masuk ke dalam mobilnya hingga pria itu tersentak dengan apa yang ia lihat.

"Wah—Ku pikir anak buahmu membohongiku, Kim" seru Seokjin membuat Taehyung memberikan peringatan dengan tatapan tajamnya agar pendamping sahabatnya itu tidak berisik. Hal itu membuat Seokijn melipat kakinya, merengkuh jok dengan dagu yang bersandar, menatap ke arah pemuda yang kini tengah tertidur di paha begitu nyaman.

"Ku pikir—Mereka bohong mengatakan, Kim Taehyung berlibur dengan seseorang" lanjut Seokjin sedikit berbisik membuat Taehyung hanya mampu menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum tipis. Namun, Seokjin terdiam—menatap Kim Taehyung yang menggenggam jemari pemuda itu begitu erat dan mengusap helaian rambutnya.

"Kau tidak pernah seperti ini—" gumam Seokjin dengan mata yang membulat, tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Mungkin, jika Kim Taehyung tidak menatap tajam ke arahnya tadi, ia tidak akan percaya pria di hadapannya adalah Kim Taehyung—pria ramah yang menarik diri dari kisah romansa.

"Apa dokter masih mau menunggu? Aku sudah berusaha keras membangunkannya" ucap Taehyung membuat Seokjin berdecih singkat dan tertawa kecil pada Taehyung yang berani mengatakan hal itu. Seokjin tahu—pria itu tidak mungkin berani membangunkan pemuda itu seperti Namjoon tidak berani membangunkannya.

"Kau—mencintainya?" tanya Seokjin sedikit ragu—Kim Taehyung selalu mencari pasangan yang memberikan keuntungan untuknya, hanya sekedar status dan setelah itu Kim Taehyung hanya akan memberikan hartanya tanpa perhatian ataupun tatapannya seperti yang malam ini Seokjin lihat.

Flower From The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang