12. World Under Power

4.9K 694 17
                                    

 Mobil hitam metalic itu terparkir diantara semak di pinggiran sungai yang begitu besar dengan air yang tampak bergelombang karena angin berhembus begitu kencang di hari akhir malam penuh keajaiban itu. Keajaiban natal untuk menyambut tahun baru nanti—Untuk beberapa orang itu sangat berharga, tetapi tidak untuk pria dengan pakaian hitam serta topinya.

Kakinya kini melangkah pelan, mengabaikan sepatunya yang kini terlihat sedikit basah karena rerumputan yang cukup tinggi dengan jemari yang kini bergerak mengeluarkan sebuah gulungan nikotin beserta pematiknya—Hari ini sangat dingin dan nikotin bisa sedikit menghangatkan, seharusnya dengan segelas champagne. Namun, tampaknya itu tidak mungkin.

Malam ini, lingkungan tampak lebih sepi dari biasanya. Mungkin, beberapa orang memilih untuk menghindar dari pinggiran kota yang kumuh dan berakhir di sebuah tempat wisata ataupun rumah yang hangat untuk sekedar beistirahat dari perayaan natal yang melelahkan. Sangat melelahkan bagi mereka yang memiliki hidup sederhana dan hanya perayaan yang mereka pikirkan.

Namun, iris bewarna biru pekat itu tampaknya menatap tajam dengan kaki yang perlahan di tekuk dan mulai menyulut nikotinnya, menghisap nya begitu pelan dengan sudut mata yang sedikit berkerut menatap ke arah jalanan yang berbatu kasar sebelum irisnya melirik pada beberapa anak buahnya yang telah berjaga.

"Ini akan menyenangkan"

Suara barithone itu terdengar dengan seringai yang muncul mewarnai wajahnya dengan tubuh belahan bibir yang kembali menyulut nikotin itu membuatnya terdiam dengan tatapan yang mengarah pada air yang begitu bergelombang karena angin.

Jemari bebasnya ia masukkan ke dalam saku jaket leather hitam yang mampu menghangatkan tubuhnya lebih dari cukup. Helaan nafas pun terdengar dengan pandangan yang menunduk—Ia tidak mampu melupakan mengenai ciuman yang pemuda itu lakukan, begitu lembut, tetapi candu membuatnya tak mampu berhenti.

Sialan. Pria dengan kulit tan itu mengumpat dalam hatinya ketika dalam keadaan seperti ini dirinya masih sempat untuk memikirkan hal itu. Ini lebih penting, dirinya mendapatkan informasi jika Walikota Han akan melakukan suatu transaksi dengan seseorang di tempat ini walaupun Kim Taehyung tidak tahu siapa seseorang yang di maksud.

"Tidak ada manusia normal yang bertemu untuk sekedar berbincang ditempat ini, bukan?" gumam nya dengan nikotin yang kini ia jatuhkan begitu saja ke atas rumput dan menghembuskan asapnya ke arah langit dengan tubuhnya yang kini sedikit merunduk dan bersembunyi di balik sebuah barrel besar yang sedikit berkarat ketika mobil hitam itu datang.

Ia hanya membutuhkan sebuah kamera kecil, merekamnya lalu mengirimkannya pada media hingga pria tua itu di penjara tanpa menyeret nama Tuan Moreau. Ah—Kim Taehyung mendesah pelan ketika ia mengingat Tuan Moreau selalu melakukan masalah seperti ini, merepotkan ketika dirinya turut andil dalam penyumbangan dana, tetapi tidak ingin terseret di dalamnya.

Iris berwarna biru itu menangkap mobil lain yang kemudian datang, saling berhadapan membuat kakinya yang ditekuk itu melangkah pelan, setengah berdiri dan kemudian berlari untuk ke arah barrel lainnya dan bersembunyi.

Ruangan ini terlalu terbuka dan Kim Taehyung tidak bisa menemukan tempat persembunyian yang baik dengan jemari yang kini merapikan sebuah revolver berwarna hitamnya dibalik saku jaket. Jika polisi datang, mungkin ia akan memberikan identitas palsunya. Sial—Ia yakin akan di borgol lagi setelah ini.

Namun, melihat Walikota Han yang keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam mobil lain membuat Kim Taehyung menghela nafas dan menggelengkan kepalanya pelan. Seharusnya, para petinggi di pemerintahan lah yang berkuasa, tetapi kali ini orang asing yang berkuasa membuat Taehyung berdecih dan mengangguk, menyadari yang memiliki banyak uang lah yang berkuasa.

Flower From The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang