"Jungkook!"
"Jeon Jungkook!"
Jantungnya berdetak begitu cepat, jemari nya seketika mengepal dengan kening yang berkerut begitu gelisah, tubuhnya terasa sulit di gerakan dengan mata monolid yang kini berusaha untuk terbuka.
"Tidak berguna! Kalian semua tidak berguna!"
"Ayah! Jangan lakukan itu! Ayah!"
Seketika nafas nya seolah terhenti dengan mata monolid yang kini terbuka, terbangun dari tidurnya yang begitu panjang dengan mata yang membulat sempurna serta tubuh yang hampir bangkit jika seorang pria tidak merangkul punggungnya begitu lembut serta tatapan khawatir itu. Nafasnya yang memburu perlahan menghilang dengan pundak yang kini meluruh.
"Taehyungie—"
Pemuda berambut pink itu bergumam membuat Taehyung menarik tubuh itu perlahan dan merengkuh nya cukup erat hingga Taehyung mampu merasakan tubuh yang gemetar tanda pemuda itu ketakutan. Nafasnya turut memburu dengan rasa khawatir yang perlahan menghilang ketika ia melihat Jeon Jungkook membuka matanya.
"Aku disini—"
Taehyung berucap sambil mengecup helaian rambut itu dengan mata yang terpejam, hingga Taehyung merasakan lingkaran tangan kecil yang gemetar itu dan mencengkam kuat pakaiannya membuat Taehyung semakin merengkuh Jungkook yang kini terdiam dengan tatapan kosongnya serta air mata yang menetes di sana.
Benaknya kini membawa Jungkook kembali pada kejadian dimana Jang Woolim mengatakan hal yang terdengar begitu menyakitkan untuknya, membuat pikirannya begitu kosong dan berharap kematian akan menerpa nya malam itu. Namun, kali ini—Ia kembali terbangun dengan Kim Taehyung yang ada di hadapannya dan merengkuh nya begitu erat.
"Jang Woolim membunuh Ibuku—"
Suara itu terdengar begitu gemetar seolah mengadu dengan cengkaman yang kini semakin kuat membuat Taehyung hanya mampu memejamkan matanya dan menganggukkan kepala pelan hingga ia mendengar suara tangis yang tertahan dengan tubuh yang kini sedikit berontak.
"Dia—Dia membunuh Ibuku—" ucap Jungkook dengan jemari yang kini memukul dada Taehyung begitu lemah dan pandangan yang menunduk, membuat Taehyung menggenggam pergelangan tangan Jungkook dengan pemiliknya yang kembali berontak, meminta genggaman itu untuk di lepaskan dan Taehyung tidak menurutinya.
"Dia juga membunuh Ayahku!" ucap Jungkook sedikit berteriak membuat Taehyung hanya mampu mengangguk dengan jemari yang kini menangkup pada rahang kecil itu hingga pemiliknya terus memukul dadanya—meluapkan amarah dengan tangis serta suara yang kini hampir menghilang.
"Aku—aku tidak bisa melakukan apapun—" lirih Jungkook yang kini menangis dan meminta agar Kim Taehyung menjauh darinya, membuat Taehyung merangkul pundak sempit itu hingga Jungkook kembali berontak dan Taehyung tidak akan melepaskannya.
"Bunuh aku! Cepat bunuh aku!" teriak Jungkook sambil memukul tubuh Taehyung cukup kencang. "Aku tidak berguna! Aku sama sekali tidak berguna!" teriak Jungkook lagi membuat Taehyung mengusap helaian rambut itu, memejamkan matanya dengan tangisan dari Jungkook yang memenuhi ruangan.
"Ah! Aku sangat lelah!" teriak Jungkook membuat Taehyung semakin mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya pelan hingga Jungkook pun hanya mampu menangis dalam pelukannya bahkan setelah ia beristirahat selama tiga hari—Sangat lama membuat Taehyung begitu khawatir.
"Jungkookie—"
Taehyung memanggil pemuda itu begitu lembut, hingga jemari yang mencengkam kuat itu perlahan melonggar dengan pundak yang kembali meluruh dan wajah yang disembunyikan pada dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower From The Storm
RomanceDia indah, dan dia berada di tengah badai musim dingin yang menyeramkan tanpa perasaan. Tatapannya kosong, mimpi senja nya hilang, bahkan harapan akan malam natal nya pun tak ada. Ku pikir dia akan mati, entah besok, lusa atau ketika kembang api ber...