35. A Warm Milk

4.5K 540 40
                                    

Mata monolid itu mengerjap pelan dengan lengan yang kini semakin mengeratkan rengkuhan nya pada sosok pemuda yang memunggungi nya dengan mata yang masih terpejam begitu nyaman. Perlahan kelopak mata itu terbuka, memperlihatkan iris berwarna biru begitu singkat dengan pemiliknya yang kembali memejamkan mata.

Namun, waktu tidurnya tampak telah cukup dengan iris yang kembali terlihat dan menatap ke arah jendela dan tampaknya waktu telah berlalu cukup lama, mungkin ini telah mencapai senja membuat jemarinya terulur meraih ponsel yang berada di atas nacas yang menunjukkan waktu empat sore.

Bibir tebal itu sesekali mengecup helaian rambut yang begitu lembut dengan iris yang tampak tengah memeriksa ponselnya lebih dulu hingga keningnya kini berkerut menemukan sebuah pesan dari anak buahnya yang mengatakan jika terjadi penyerangan terhadap tempat tinggal anak buahnya.

Irisnya kini melirik ke arah pemuda yang tampaknya bergerak, berbalik ke arahnya membuat Taehyung memilih untuk menghela nafas dan menyimpan ponsel pada nacas dengan lengan yang kini di tekuk untuk menopang kepalanya hingga Taehyung melihat kelopak monolid yang kini perlahan terbuka mempelihatkan iris hitamnya.

"Selamat—sore?" ucap Taehyung sedikit kebingungan untuk mengucapkan sapaan pada pemuda yang kini tampak terkejut dengan wajah yang terlihat kembali merona setelah pemuda itu mengalami kedinginan yang cukup panjang hingga menggunakan beberapa hotpack untuk menghangatkan tubuh itu.

Sapaan itu membuat Jungkook kembali menunduk dan membungkukkan tubuh dengan jemari yang kini menarik pelan ujung lengan piyama yang tengah ia kenakan. Hal itu membuat Taehyung tersenyum tipis dan kembali merengkuh serta memberikan satu kecupan pada puncak kepala itu.

"Selamat, sore—" gumam Jungkook yang bahkan tak mengetahui waktu saat ini, hanya mengikuti apa yang pria itu katakan. Jantungnya berdetak terlalu cepat dengan aroma tubuh yang kini begitu lembut menyapa—

Sangat lembut membuat Jungkook ingin mendekat hingga lengannya pun terulur, melingkar pada pinggang Taehyung dan mendekatkan wajahnya pada dada pria itu hingga pemiliknya sedikit tersentak dan sedikit mengintip mengenai apa yang tengah Jungkook lakukan. Pemuda itu, kembali memejamkan matanya.

"Tuan—Maksudku, Taehyungie—" ucap Jungkook yang kini mencari kehangatan pada tubuh Taehyung membuat pemiliknya tertawa kecil dan merengkuh tubuh itu. "Aroma ini sangat lembut—Aku menyukainya" sambung Jungkook membuat Taehyung tersenyum, memperlihatkan senyuman kotaknya yang begitu khas.

"Aku juga menyukai aroma madu ini—" gumam Taehyung sambil mengecup pelan puncak kepala Jungkook hingga Jungkook kembali terkejut dengan sentuhan lembut ini. Ini terasa berbeda, dengan perasaan yang berbeda pula seolah kupu- kupu kini berkumpul di perutnya. Sangat membahagiakan dan Jungkook tak bisa menahan senyumannya saat ini.

"Apa kau lapar? Aku meminta Bibi untuk memasak sup tadi—Entah sup apa" ucap Taehyung yang sambil mengusap pelan helaian rambut Jungkook sebelum pemuda itu memundurkan tubuhnya dan menganggukkan kepalanya pelan dengan tubuh yang kini perlahan bangkit keluar dari selimut.

"Masih terasa dingin?" tanya Taehyung hingga ia melihat Jungkook yang sedikit merengut dan menggelengkan kepalanya pelan. Jawaban itu membuat Taehyung hanya mampu tersenyum datar dan mengambil jubah tidur miliknya dan memakaikan nya pada Jungkook yang nyatanya tidak pandai berbohong.

"Belajarlah untuk berbohong lebih baik, Jungkookie" ucap Taehyung yang kini mengikatkan tali pada jubah tidurnya hingga tubuh itu tertutup rapat dan tidak ada angin yang akan masuk. Taehyung hanya mampu menggelengkan kepalanya pelan mengingat dua kali Jeon Jungkook mengalami tubuh yang menggigil.

"Maafkan aku, Tuan—Taehyungie" ucap Jungkook dengan mata yang sedikit membulat dan menatap ke arah Taehyung dengan raut wajah tersentak karena ia kembali salah memanggil. Hal itu membuat Taehyung tersenyum tipis dan mengulurkan jemarinya agar Jungkook turun dari atas kasur hingga Jungkook pun menggenggam jemarinya.

Flower From The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang