4. The Beginning Of The Story

5.4K 739 16
                                    

Iris berwarna biru itu menatap ke arah pemuda yang tampak terkejut dengan ucapannya sambil memainkan helaian rambut berwarna pink dan membungkuk sebelum melangkahkan kakinya ke arah lain. Namun, hal itu masih membuat Kim Taehyung merasa sedikit jengkel dan Jimin hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Bukankah seharusnya kau berterima kasih karena seseorang mengingatmu? Lupakan mengenai temanku, tapi memang itu yang seharusnya kau lakukan"

Jungkook mendengarnya dengan jelas membuat pandangannya menunduk dan memilih untuk kembali membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf. Ia tidak ingin melakukan kesalahan apapun yang membuatnya tersudut.

Namun, iris berwarna biru yang masih menatapnya tajam itu sangat mengganggu membuat Jungkook membuka ramen serta sosis yang pria itu inginkan dengan jemari yang sedikit bergetar. Ia terlalu takut untuk mendapatkan masalah dan kembali di pecat dari pekerjaannya.

"Tunggu—Aku mendapatkan telepon." ucap Jimin yang kini melangkahkan kakinya menjauh dari Taehyung dan juga Jungkook disana. Namun, tak mampu membuat Taehyung mengalihkan pandangannya dari sosok pemuda yang kini tampak abai mengenai apa yang ia ucapkan tadi membuat Taehyung menggelengkan kepalanya.

"Kau sangat angkuh"

Jungkook kembali mendengarnya dengan pandangan yang menunduk serta mata yang ia pejamkan sejenak. Hari ini, detik ini juga Jungkook kembali berharap jika ia tidak mampu mendengar apapun, bahkan Jungkook berharap ia tidak mampu untuk bicara jika akhirnya apa yang ia ucapkan dianggap sebagai kesalahan.

Jemari nya sedikit mengepal sebelum ia kembali berbalik dan membungkuk ke arah pria mewah yang bahkan tak dikenalnya dengan iris yang sesekali melirik ke arah ruangan di mana manager nya berada. Ini akan jadi masalah.

"Maafkan aku, Tuan" ucap Jungkook yang masih membungkukkan tubuhnya dengan sedikit keringat yang kini membasahi pelipis. Namun, suara tawa itu terdengar membuat Jungkook menemukan sosok pria yang tengah tertawa remeh hingga perlahan Jungkook pun berdiri tegap sebelum ia mengalihkan perhatiannya dan menyerahkan sosis serta ramen pria itu.

"Temanku tidak ada di sini—Kau bodoh?"

Jemari nya kembali mengepal dengan iris berwarna hitam yang kini menatap ke arah iris berwarna biru gelap di hadapannya—Jungkook berharap jika dirinya tidak mampu melihat sekarang.

Hatinya terasa begitu sakit menatap tawa hina di hadapannya, bahkan setelah ia meminta maaf, membuang harga dirinya untuk menghindari masalah, meminta maaf bahkan ketika Jungkook tidak tahu apa kesalahannya. Ia berharap tidak melihat, mendengar, ataupun bersuara untuk kali ini.

"Maaf—Apa terjadi sesuatu pada pegawai ku?"

Seorang pria berucap membuat Jungkook mampu merasakan jantungnya berpacu begitu cepat dengan tubuhnya yang kembali membungkuk ke arah manager yang tampaknya mencurigai apa yang terjadi. Jemari nya menggenggam erat dengan mata yang kembali terpejam ketika Jungkook selesai membungkuk dan hanya mampu menundukkan pandangannya.

Iris berwarna biru itu melirik tidak ramah ke arah pria berkaca mata di sampingnya, tampak sedikit berantakan dengan mata merah seolah pria itu adalah pekerja keras, bibir yang sedikit pucat hingga Kim Taehyung memperhatikan dari ujung kepala hingga ujung kakinya sebelum ia menemukan bekas suntikan yang gagal di perpotongan lengan.

"Tidak—Kami hanya bicara, aku pergi"

Suara langkah kaki yang terdengar itu membuat Jungkook meluruhkan pundaknya seolah bebannya menghilang begitu saja. Namun, Jungkook melirik ke arah manajernya yang tengah menghela nafas dan menggelengkan kepalanya membuat Jungkook berharap ia tidak akan mendengar apapun untuk saat ini—Terlalu melelahkan.

Flower From The StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang