Satu lagi deh aku kasih wkwk. enjoy.
Malam semakin larut dengan mobil yang kini kembali memasuki pekarangan yang cukup besar, berhenti di depan pintu rumah utama dengan sosok pria bermata biru yang keluar terlebih dahulu dan meraih jemari berkulit ivory yang begitu lembut.
Namun, iris berwarna hitam itu tampak sedikit kebingungan dengan suhu tubuh yang meningkat membuat wajah yang kini pucat itu tampak sedikit memerah, mungkin karena panas. Pandangannya terus menunduk dan Jungkook tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelah pemikirannya di depan pabrik besar itu.
Pikirannya tak mampu bekerja bahkan ketika kakinya kini melangkah masuk ke dalam rumah utama, melewati pintu ganda dengan pandangan yang terus menunduk dan kepala yang kini terasa pening. Namun, jantungnya terus berdetak cepat ketika melihat jemarinya masih di genggam, begitu hangat oleh pria mewah dan pria yang memiliki hati begitu baik.
Namun, perlahan genggaman itu terlepas ketika Kim Taehyung hendak membuka longcoat hangat yang ia kenakan dan melemparkannya dengan asal ke arah sofa dengan kaki yang kembali melangkah dengan Jungkook yang kini menggenggam erat tas slempang miliknya dengan kepala yang terasa pening dan berputar membuat langkahnya terhenti.
"Jungkook-ssi? Kamarmu akan bersebelahan dengan—"
Kim Taehyung dengan tubuh yang berbalik ke arah Jungkook kini terdiam, menatap pemuda yang memiliki wajah begitu merah dan rambut yang sedikit berkeringat serta jemari yang gemetar.
Hal itu membuat Taehyung memilih untuk melangkahkan kakinya mendekat, hendak memeriksa suhu tubuh itu dengan lengan yang terulur, tetapi Jungkook memundurkan langkah dan membuang pandangannya membuat Taehyung terdiam dan mengurungkan niatnya.
"Aku sedikit berkeringat, Tuan—Bolehkah, aku masuk ke kamarku?" tanya Jungkook yang kini mencoba untuk menatap pria yang begitu dekat dengannya, mencoba untuk tersenyum tipis sebelum pandangan itu kembali menunduk dan Jungkook terus mencengkam tali tas nya. Ini sangat pening.
Kim Taehyung menghela nafas dan memilih untuk melangkahkan kakinya mendekat hingga Jungkook kembali melangkahkan kakinya mundur. Ia terlalu malu, sangat malu dengan apa yang ia pikirkan ketika di depan pabrik itu. Kim Taehyung sudi tidur bersamanya? Tidak mungkin dan itu membuat Jungkook meneteskan air matanya.
Kenapa ia terlahir menjadi miskin?
Jungkook kembali membungkukkan tubuhnya dengan jantung yang terus berdetak cepat. Kepalanya kini terasa begitu penuh dengan keringat yang terus menetes bahkan pada punggungnya. Kakinya kini bergerak gelisah, ia ingin masuk ke dalam kamar atau ia harus pergi dari rumah utama.
"Jungkook-ssi—"
Taehyung memanggilnya begitu putus asa dengan Jungkook yang kini memilih untuk memejamkan matanya lebih dulu. Namun, Kim Taehyung memilih untuk mengalah dan memberikan ruang pada Jungkook untuk melangkahkan kakinya memasuki kamar hingga Jungkook pun melangkahkan kakinya dengan jemari yang kini semakin berkeringat. Jungkook ketakutan.
Hal itu membuat Taehyung segera mengulurkan lengannya ketika Jungkook tersandung ketika tidak menyadari satu anak tangga menuju kamar, sesuai perkiraannya dengan jemari kecil yang kini mencengkam erat pada pakaian yang Taehyung kenakan.
Tubuh itu sangat panas membuat Taehyung merangkul kuat tubuh Jungkook sebelum ia mengangkat tubuh kecil itu, melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah kamar yang telah disiapkan untuk pemuda itu hingga Taehyung pun menidurkan tubuhnya di atas kasur dan menatap Jungkook yang begitu berkeringat.
"Jungkook-ssi? Kau bisa melihatku? Kepalamu sangat sakit?" tanya Taehyung yang kini duduk di tepi kasur dengan jemari yang menyentuh wajah Jungkook yang kini terasa begitu panas, lebih panas dari sebelumnya membuat Taehyung bangkit dan membantu Jungkook untuk melepaskan jaket tebalnya sebelum Taehyung menyelimuti tubuh itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/239634161-288-k73522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower From The Storm
RomanceDia indah, dan dia berada di tengah badai musim dingin yang menyeramkan tanpa perasaan. Tatapannya kosong, mimpi senja nya hilang, bahkan harapan akan malam natal nya pun tak ada. Ku pikir dia akan mati, entah besok, lusa atau ketika kembang api ber...