13. Arga vs Mars

125 18 0
                                    

"Capek eh" keluh Liora seraya mengelap keringatnya menggunakan lengan seragam.

Wanita itu. Yaa temanku, eh sahabat. Liora. Sedang mendumel karena seluruh seragam nya dipenuhi peluh. Layaknya mandi keringat.

Mereka segera duduk disampingku, masing-masing meraih tas lalu mendapati botol minum mereka yang kosong tanpa isi. Satu dari mereka. Eh tidak satu. Semua dari mereka menampakkan wajah seram dengan peluh memenuhi wajah.

"Ah habis" kesal Letta seraya membalikkan botol yang di pegangnya.

"Gue mau jual keringat gue, laku gak ya?" ujar Liora random.

"Gak lah bau" sahut Mars jutek.

"Bau darimana sih? Wangi begini. Asal lo tau ya. Sebelum berangkat gue tuh pake parfum hampir setengah botol" aku Liora terang-terangan. Dari sini aku terkekeh. Sudah biasa mendengar kalimat aneh darinya.

"Sombong banget lu, gak tau aja gue pake satu botol" celetuk Letta.

"Boros lu! Gue donk gak pake apa-apa juga wangi" Sombong Mars.

"Sutt wangi dari hongkong. Agak asem gitu bau nya" ujar Mara ikut-ikutan.

"Asem-asem gimana gitu. Ngibul lu kalau gak pake parfum, ada wangi nya juga" ucap ku terkekeh.

"Tuh kan lo ngaku, emang gue wangi. Pesona ganteng seorang Mars" sombongnya seraya memegang dagunya.

"Uekk, dilihat dari atas matahari ya lo ganteng" ledek Letta.

"Matamu katarak, ganteng gini gue" bela Mars.

Memang begitu, Mars tidak mau kalah jika berantem dengan cewe-cewe ini. Gimana gak tambah sengklek dan bengek, nyatanya emang cowo ini hadir sebagai bubuk receh. Bikin ngakak kalau liat ekspresinya sambil ngasih humor apalagi kalau garing.

"Untung aja lo ganteng. Kalau gak udah gue muntahin lo pake muntahan berlian gue" ujar Liora.

"Muntah berlian aja banyak gaya. Gue muntah puing-puing planet aja gak sombong tuh" sahut Mars.

"Lucu ya. Haha. Ganteng dikit sih" ucap ku meledek main-main.

"Ganteng lah mayan" sahut Mara.

"Apaan sih? Mata lo semua lagi dititipin di loker? Ganteng dikit doank juga. Liat noh Arga, ganteng kebangetan kelebihan aja gak banyak cincong kayak mulut lo Mars!" ujar Letta seraya memperhatikan Arga yang masih adem ayem dengan aktivitasnya.

"Gue nih tipe-tipe humoris boy bukan cool boy apalagi playboy" jawab Mars seenak jidat.

"Benih-benih playboy nih, gini nih. Ajaran siapa hmm?" ujar ku menatap heran Mars yang tak mau kalah.

"Emang nih bacot mulu si Mars, susah ngalah sama cewek" ucap Letta.

"Emang benih-benih bapak-bapak rempong. Untung tipe gue gak kaya lo" sambung Liora menahan tawa yang hampir meledak.

"Setuju!! Kayaknya cocoknya sama yang kalem-kalem supaya bisa saling menyesuaikan" saran Mara.

"Gila lo semua?" 

Suara itu. tiga kalimat baru saja keluar dari mulut Arga. Ia kini menatap ke arah sini dengan tatapan dinginnya. Tatapan yang membuat siapapun yang melihat langsung hanyut dan jatuh hati.

Liora menggeleng lalu menutup matanya "Astagfirullah, liat nya biasa aja Ga. Gue tau gue cantik, pesona gue menarik tapi jangan bikin gue salting deh"

Aku terkekeh "Tatapan itu bukan bikin melting tapi bikin salting"

"Semua berpaling pada Arga, gue di lupain" ucap Mars dengan nada jutek. Membuat seluruh pandangan itu tiba-tiba berfokus padanya.

"EMANG SEJAK KAPAN KITA BERPALING SAMA LO?" jawab semua perempuan itu berbarengan.

Lelah Dilatih Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang