20. Percaya?

117 19 2
                                        

"Ada dua tipe orang didunia ini. Ada yang mendapat masalah dan ada juga orang yang sering membuat masalah"
- LDR

Aku menutup pintu gerbang lalu kaget ketika melihat seseorang dengan seragam nya duduk diatas motor. Lelaki itu kini menatapku.

"Ngapain disini?" tanya ku heran.

"Mau mampir gak boleh?" balas Mars. Ya lelaki itu Mars. Lelaki yang kemarin mengaku suka padaku.

"Enggak. Pintu rumah gue udah ditutup" jawab ku jutek lalu berlalu meninggalkan Mars.

"Jutek amat bu. Berangkat bareng yuk?" ajak Mars semangat.

Aku menoleh padanya. Menatapnya dengan sorot dingin "jangan bikin orang lain salah paham"

Aku melambaikan tangan pada ojek online yang sudah ku pesan sejak tadi.

"Pesanan atas nama Aleya ya mbak?" tanya pengemudi ojek online itu.

"Iya pak"

Aku menoleh sebentar ke arah Mars "lain kali gak perlu repot-repot jemput gue. Jangan bikin hal yang nantinya bikin lo sakit hati"

"Makasih udah mau datang kesini. Tapi maaf banget lo tau alasan gue gini sama lo"

Mars mengeryitkan dahinya "kenapa? Arga?"

-LDR-

Aku berjalan menuju kelas. Sejak tadi beberapa murid melihatku dengan tatapan yang susah dimengerti.

"Aleya liat!!" pekik Mara datang ke arahku dengan ponsel di tangannya.

"Kenapa?"

"Liat room sekolah!! Penuh sama berita tentang lo!!" pekik Mara histeris.

Aku melihat berita itu terkejut "siapa yang nulis?"

"Siapa lagi kalau bukan Vania, Letta sama Liora" balas Mara jengkel.

"Yaudah biarin" jawabku santai.

"BIARIN?" tanya Mara sewot.

"Iya biarin aja. Diemin aja" balasku lagi.

"Lo gak bisa gini! Nama lo bisa hancur dimata anak-anak sekolah" jelas Mara "kita harus bicara yang sebenarnya"

"Gak perlu, buat apa? Leya bicara juga pasti gak ada yang percaya. Mending gak usah. Nanti nambah masalah" jawabku lalu nyelonong masuk ke kelas dan duduk dibangku.

"Menurut lo gitu? Menurut gue kita harus jelasin supaya mereka gak salah paham!" kekeh Mara.

"Kita diem aja justru nambah masalah!! Kalau mereka bikin kerusuhan karena lo. Lo bisa dipanggil bk" jelas Mara membuat ku membelalak kaget dan membenarkan perkataanya.

"Bener juga"

"Nanti kita jelasin ya?" tanya Mara.

"Nanti" jawabku.

-LDR-

Bel istirahat telah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Beberapa murid juga sudah keluar dari kelas. Aku bangkit dari bangku dan memutuskan untuk pergi ke kantin bersama Mara.

"Lo duduk aja biar gue yang pesen" usul Mara saat baru saja duduk di meja kantin.

"Bareng aja" balas ku lalu disetujui Mara.

Lelah Dilatih Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang