31. Tiffany's Birthday

127 14 7
                                    

"Andai kau tahu, tanpa harus aku berucap"
- Aleya Nadhifa

Malam ini. Malam yang kata Tiffany akan bersejarah dihidupnya. Wanita berwajah campuran australia itu terus saja menelepon ku untuk segera datang.

"Iya sebentar. On the way setengah jam lagi"

Wanita di seberang sana terus berteriak tidak sabar. Katanya bagaimana mungkin aku bisa melewatkan sedetik dalam pesta itu. Setiap hal yang akan dikenang itu menyimpan kejutan, ucap Tiffany.

Aku mematikan telepon setelah mendapat izin darinya untuk bersiap-siap. Bagaimana mau siap-siap? Jika sejak tadi wanita itu terus membuat dering telepon ku berbunyi.

Aku memakai dress putih selutut dengan renda berwarna senada sebagai hiasan. Aku sengaja menyatok rambutku agar terlihat bervolume. Berdandan tipis agar tidak terlalu menor, lagi pula aku tidak suka. Sepatu putih berhak yang ku pilih sebagai pelengkap penampilan ku saat itu.

Butuh beberapa waktu untuk perjalanan kesana. Hotel bintang lima itu cukup jauh dari kawasan tempat ku tinggal. Aku sampai didepan gedung yang menjulang tinggi itu. Sudah banyak tamu yang meramaikan acara itu. Jelas karena kedua orang tua Tiffany adalah kalangan orang terpandang.

Aku menyapu pandang ke sekeliling. Betapa megahnya ruangan ini, hiasan ornamen berwarna silver juga menghiasi ruangan itu. Banyak sekali kado yang mulai bertumpuk diatas meja kotak yang memang disediakan untuk menaruhnya. Tiba-tiba tangan ku ditarik oleh seseorang hingga sampai di ruangan khusus.

"Nona Tiffany sudah menunggu anda" ucap pelayan perempuan itu.

Aku memegang pergelangan tanganku yang sedikit sakit lalu masuk ke ruangan itu.

"Gue nunggu lo daritadi!!" teriak wanita itu kesal seakan ruangan itu memang hanya dirinya. Yaa memang hanya kami berdua.

Aku memegang telinga ku yang ikut menjadi korban teriakan "lo nelepon aja gue jadi bingung"

Tiffany menyengir malu "sorry gue kan takut kalau keluar sendiri"

Aku mendekati gadis yang nampak bersalah itu "kenapa malu? Cantik begini juga. Ini pesta lo harus percaya diri dong!!"

"Malu aja. Diluar pasti rame banget ya?"

Aku mengangguk "banget! Oh iya kejutan di pesta ini apa? Katanya mau kasih tau sekarang?"

Dia menggeleng dengan senyum "nanti aja liat. Gue bakal segera, ada deh"

-LDR-

Tiffany sudah berdiri menyambut tamunya bersama orangtuanya. Sedangkan aku berada ditengah kerumunan orang sambil menikmati camilan yang disediakan. Dari jauh saja perempuan itu terlihat cantik. Perempuan yang memilih sekolah di luar negeri untuk menemani bisnis kedua orang tuanya itu sangat pintar. Terkadang aku merasa minder disebelahnya. Tapi kau tahu apa yang ia katakan?

Aku memang pintar dan cantik tapi apa kau tau, hatimu bahkan lebih cantik dariku. Biarkan kita saling menyempurnakan, bukan saling merendahkan. Begitu katanya.

Para penyanyi yang cukup terkenal di tanah air sudah membawakan beberapa lagu mengiringi puncak pesta ulang tahun ini. Sangat ramai. Banyak tamu dari kalangan atas yang hadir.

"Oke. Kalau begitu kita akan langsung ke inti pesta. Sebelumnya kita sapa dulu ratu di acara kita. Tiffany Fairy Diantoro" ucap sang mc disambut tepukan tangan meriah dari para hadirin.

"Hallo guys. Welcome" ucap Tiffany hangat.

"Oke. Kalau gitu kita langsung aja undang bapak Diantoro, selaku pemegang Dianz grup. Yang akan menyampaikan kejutan di acara ini. Siap?" tanya pembawa acara itu lagi lalu diteriaki kata siap dari seluruh hadirin.

Lelah Dilatih Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang