Aku berjalan melewati koridor. Aku melihat pada sebuah benda kecil yang melingkar dipergelangan tangan ku dan ternyata sebentar lagi bel akan berdering.
"Aletta!!"
Suara panggilan itu membuat ku menoleh dan melihat Letta yang tengah berjalan menuju ke arah ku.
"Hai Mars!" balas sapa Letta pada Mars. Tiba-tiba Arga lewat di depan Letta "hai Arga!" spontan Letta dan Arga melihatnya sekilas.
Aku diam memperhatikan mereka lalu membalikkan badan dan berfikir melanjutkan jalan ku.
"Aleya!" panggil Letta.
Aku menoleh dan memberi senyuman "hai Let!"
Letta memberi senyum lalu jalan disamping ku dan Mars.
"by the way nama gue Letta, bukan Aletta!" peringat Letta dan Mars tersenyum.
"Ah iya, lupa"
"gue ke kelas ya, Mars" pamit Letta lalu belok ke kelasnya.
Aku sontak kaget ketika mendengar nama yang disebut Letta hanya Mars. Ah mungkin, dia lupa kalau dirinya tadi juga jalan bersamaku.
"Leya! Leya! tunggu!"
Aku memberhentikan langkahku dan menyuruh Mars untuk pergi ke kelas duluan.
"Lio? ada apa?" jawab ku.
Liora mendekat ke arah ku lalu meminta ku mendekatkan telingaku ke arah mulutnya namun aku enggan melakukannya.
"tadi gue liat, Letta berangkat di jam yang sama kayak Arga. Sebenarnya dari kemaren gue juga liat, tapi gue mau mastiin dulu itu cuman kebetulan atau emang terjadi" bisik pelan Liora.
Aku mengangguk paham "Leya tau, udah lah kita gak usah urusin soal Letta. Nanti bisa salah paham" jelasku.
"bener sih, tapi lo jangan marah sama Letta ya! gue gak mau kita sampai berantem" peringat Liora.
"gak akan! udah ya Leya ke kelas" jawabku lantang dan segera pamit.
"Bye"
Aku segera berjalan menuju kelas dan kemudian duduk di bangku ku. Aku membuka buku tugas yang belum ku selesaikan dan menatap nya. Aku menoleh ke samping dimana Arga tengah sibuk menulis dan tak menghiraukan keadaan di sekelilingnya.
"Mars, gue boleh minta ajarin soal yang ini gak? susah banget soalnya" pinta Mara seraya memberikan buku nya.
"boleh, sini biar gue jelasin"
"makasih" balas Mara dengan senyuman.
Aku menoleh ke arah meja Mars mendapati Mara yang berdiri seraya mendengarkan penjelasan dari Mars. Tadinya aku ingin mendekati mereka, namun aku merasa akan mengganggu mereka.
Satu soal yang sedari tadi belum ku selesai kan masih juga belum selesai. Aku memandanginya sembari berharap jawabannya bisa ada dengan sendirinya. Ah gila, halu aku ini.
"Aleya"
Panggilan itu membuat ku menoleh dan mencari asal pemilik suara itu.
"Iya Mars?" jawab ku kikuk.
"Lo pasti belum yang ini kan? sini biar gue jelasin bareng sama Mara" usul Mars.
Aku mengangguk dengan cepat lalu meraih buku ku dan segera menuju meja Mars.
"jadi caranya gini" jelas Mars.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelah Dilatih Rasa [END]
Teen FictionJika kamu jatuh hati, jatuh lah pada hati yang akan memberimu ruang. Memendam rasa sendiri sudah menjadi hal yang biasa bagi Aleya. Terlebih dirinya tau bahwa seseorang yang ia titipi hatinya tak akan pernah mengizinkan gadis itu menitipkan hatinya...