6. Pamit

179 22 3
                                    

Aku memasuki kelas dan menaruh tas lalu duduk dibangku sebentar lalu Mara datang bersama Angel. Aku menatap mereka sekilas dengan senyum lalu kembali menunduk.

"Hehh Lemot" ujar Angel saat mendekat ke arahku diikuti Mara.

Mara menyenggol Angel "yang sopan donk, kalo dia gak mau gimana?"

Angel memutar bola matanya lalu lanjut bicara "gue minta tolong"

Mendengar itu aku sontak mendongakkan kepala untuk menatap mereka "tolong? Apa?"

"Kerjain tugas gue yang ini" pinta Angel baik-baik.

"Ta-tapi Leya belum bagian itu, Leya belum paham" tolak ku gelagapan.

"Masa sih? Gak percaya gue, biasanya lo kan pasti ngerjain. Lo sengaja ya? Pengen gue di hukum?" Ketus Angel.

"Shutt, Angel! Kasian donk Leya, kan memang bagian itu susah. Mungkin dia memang belom" bela Mara.

Mendengar pembelaan dari Mara membuat ku sedikit senyum dan lega.

"Mara?! Lo kok jadi dipihak Leya" kesal Angel.

"Gua gak dipihak siapa-siapa, gue cuma-" ucap Mara namun terpotong oleh Mars.

"Apa-apaan ini?" Ucap Mars lalu menyelinap lewat diantara Angel dan Mara.

"Ini si Leya, minta bantuin kerjain soal aja pelit" ucap Angel lalu mencemberuti wajahnya.

"Gak gitu, Leya kan-"

"Mana sini, biar gue jelasin" ucap Mars seraya mengambil alih buku tulis Angel yang tergeletak di meja.

"Beneran?" Tanya Mara.

Mars mengangguk dengan semangat "sini, lu berdua ke meja gua"

Sontak Mara dan Angel merekahkan senyuman dan langsung menuju meja Mars. Aku lega akhirnya ada jalan keluarnya, serta lega karena perlahan sikap Mara mulai membaik.

Aku kembali menatap papan tulis dan diam memikirkan jawaban dari soal yang belum terselesaikan. Aku mengambil buku lalu menatapi kertas yang hanya tertulis soal tanpa jawaban. Aku sekilas menengok ke arah Arga, rasa nya hal yang sekilas itu ingin terus ku lihati. Dia terasa objek yang ku gemari untuk dipandang. Namun..

"Woyy!!" Kageti Mars.

Kagetan itu sukses membuat lamunan ku buyar dan Arga menatap ku sekilas lalu kembali membuang tatapan. Hanya sekilas, tapi rasa nya sangat membahagiakan.

"Woyy senyum-senyum sendiri" ledek Mars.

"Enak aja, lo tuh ngagetin aja" balas ku lalu memukul pelan lengan Mars.

"Lo ngelamun aja, liatin apaan sih?" Ucap Mars sebentar menjeda lalu berlanjut "Arga?"

Aku sontak menggeleng "bu-bukan lah, lagi liatin pohon kali" jawab ku gelagapan.

"Ohh" Mars menaruh bukunya diatas buku ku "nih jawabannya, belum kan?"

Aku mengangguk "belom, makasih ya"

"Sama-sama" balas Mars lalu kembali ke tempat duduknya.

-LDR-

Jam pelajaran telah berganti. Aku segers menuju loker untuk mengambil setelan baju olahraga dan segera berganti. Tak lama, aku kembali menuju loker.

"Aley!" Panggil seseorang membuatku sontak mencari asal panggilan itu.

Aku menutup pintu loker lalu menatap Mara "eh Mara"

Lelah Dilatih Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang