Ucapan Selamat

640 38 19
                                    

Aku meletakan segelas air putih dan satu strip pil aspirin di atas nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meletakan segelas air putih dan satu strip pil aspirin di atas nakas. Sambil menunggu Dion bangun, aku membuka tirai supaya sinar matahari yang masih malu-malu menerangi kamar Dion.

Sang pemilik kamar masih terlelap dalam mimpinya, setelah hampir seperempat malam ia habiskan duduk di depan toilet. Sebenarnya ini salah Dion sendiri, sudah tahu akan pergi ke The Baxter untuk minum, tetapi lupa untuk makan malam. Alhasil perutnya tidak mampu menampung alkohol dan menyebabkannya muntah serta berkeringat dingin.

Aku sempat tersulut emosi setelah mengetahuinya. Tidakkah ia tahu berbahayanya bila mengkonsumsi alkohol dalam keadaan perut kosong? Itu bisa berakibat fatal. Dion pun tidak menanggapi ocehanku, ia hanya mengerang kesakitan sambil terduduk di lantai kamar mandi dengan muka pucat pasi.

Kedatangan Nameera semalam masih belum diketahui oleh Dion. Ia menitipkan sebuah amplop putih yang masih belum kuketahui isinya. Amplop itu masih kusimpan di dalam tasku.

"Siapa yang bisa menolak pesona seorang Dion Mahardika?"

"Dion orang baik. Dia bisa membuat siapa aja merasa nyaman berada di dekatnya."

"Tenang, Steph. Kami udah sepakat kok, kalau kemarin cuma sebatas perjodohan semata. Dion enggak ada perasaan sama aku. Dia hampir setiap waktu ngomongin soal kamu. Dia laki-laki yang setia."

Pujian yang keluar dari mulut perempuan keturunan Arab itu menimbulkan gejolak kecemburuan dalam hatiku. Nameera dekat dengan Dion selama bertahun-tahun lamanya. Meski dalam sebuah keterpaksaan, tetapi dari apa yang kutangkap semalam, ia begitu mengagumi sosok putra sulung keluarga Mahardika.

Saat ini aku duduk di sebuah kursi, di depan meja yang penuh dengan dokumen perusahaan keluarganya. Tanganku menulis sesuatu di sebuah buku yang selalu ada di dalam tasku. Buku berwarna biru muda dengan gambar beruang di bagian sampul, isinya penuh dengan ungkapan rasa bahagia, marah, dan putus asa yang kurasakan sejak bertemu dengan Dion.

Jakarta, 17 Agustus 2019

Sayangku, Dion ....

Kamu adalah satu-satunya orang yang membuatku hampir gila karena tidak bisa berhenti memikirkanmu.

Kamu adalah satu-satunya orang yang dengan mudahnya membuatku jatuh cinta.

Ketahuilah, rasa cinta yang kupunya untukmu akan selalu ada. Bahkan akan terus bertambah, seiring dengan tarikan napas yang menghidupkanku.

Hari ini kamu genap berusia dua puluh lima tahun. Aku selalu berbisik pada-Nya … memohon agar kamu selalu diberi kesehatan, dilindungi dari keburukan, dan dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangimu.

Steph & DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang