Stella Wiratmadja

976 62 118
                                    

Sudah direvisi.

Alisku berkerut ketika memperhatikan gerak-gerik Nadia yang mencurigakan saat aku baru saja sampai di Louroose pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alisku berkerut ketika memperhatikan gerak-gerik Nadia yang mencurigakan saat aku baru saja sampai di Louroose pagi ini. Bahkan kedua pipinya pun bersemu merah. Nadia mengatakan jika di ruanganku sedang ada tamu. Dengan suara gugup, ia mengatakan bahwa tamu itu untuk Stella.

Aku berjalan menuju ruanganku dan langsung membukanya tanpa ragu-ragu. Mataku membulat dan mulutku sedikit terbuka saat menemukan seorang wanita dengan rambutnya yang dibiarkan begitu saja jatuh di punggungnya, ia memakai rok mini berwarna biru muda dan kaus putih. Ia sedang duduk menyamping di atas pangkuan seorang laki-laki yang memakai celana jeans hitam dan kaus berwarna senada serta jaket jin berwarna biru muda.

 Ia sedang duduk menyamping di atas pangkuan seorang laki-laki yang memakai celana jeans hitam dan kaus berwarna senada serta jaket jin berwarna biru muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan laki-laki itu dengan sangat percaya dirinya mengerayangi bagian paha wanita itu yang tidak terlapisi oleh kain. Meremasnya dan naik sampai menyusup di balik rok pendek wanita itu. Sepertinya ia tidak merasa keberatan, karena dengan jelas aku bisa mendengar tawa kecil keluar dari mulutnya.

Wajahku langsung memanas melihat adegan tidak pantas yang berlangsung di dalam kantorku. Aku memijit keningku sebelum berdeham dengan sedikit keras yang membuat mereka berdua kompak memalingkan wajah ke arahku. Mereka menghentikan aktivitas tak senonohnya yang berlangsung entah sudah berapa lama.

Stella sedikit kaget akan kehadiranku, tapi ia segera menutupinya dengan senyuman miring tanpa dosa. "Pagi, Babe. Udah datang aja jam segini. Tumben."

Berharap aku datang telat biar kalian bisa berbuat tidak senonoh di ruanganku?

Dia masih berada di pangkuan Niko dengan tangan yang masih melingkar di pundak laki-laki itu. Niko yang sudah menarik tangannya keluar dari balik roknya Stella pun tidak jauh beda. Ia begitu santai dan bahkan memberiku senyuman kecil, seakan-akan mereka berdua tidak baru saja tertangkap basah olehku.

Mereka benar-benar pasangan yang serasi, bukan?

"Jadi kalian udah baikan?" tanyaku seraya berjalan ke arah meja kerjaku untuk menyalakan PC yang ada di sana.

"Bisa dibilang seperti itu," jawab Niko. Suaranya terdengar sedikit serak.

"I told you I need some more time to think about all of this," ucap Stella sambil tersenyum mengoda sebelum berdiri dan merapikan roknya.

Steph & DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang