satu | putus

11.2K 397 8
                                    

Now playing | Tiara Andini - 365

____


"Ayo putus" suara bass milik seorang siswa bernama Devano Mahardhika itu sukses membuat Siswi yang tengah berdiri di depannya terdiam kaku dengan raut yang terlampau datar.

"Ha?" Siswi bernama Seren Nashira itu hanya bisa membeo, tidak tahu harus bereaksi seperti apa, terlalu terkejut, bahkan untuk sekedar menggerakan bibirpun dia tidak bisa.

"Kita putus, Seren" tidak ada nada emosi di sana, terlampau tenang. Bahkan entah sejak kapan para siswa siswi lainnya sudah berkerumun mengelilingi mereka yang notabennya memang berada di tengah lapangan.

Seren menyipitkan matanya, menelisik ke dalam mata Devan--cowok yang dua tahun terakhir ini berstatus pacarnya namun semua nyatanya akan berakhir hari ini--berusaha mencari kebohongan di mata cowok itu.

Namun, Seren tidak menemukan satupun titik kebohongan di matanya, apalagi melihat wajah tenang dan senyum total menyebalkan pacarnya--oh, apa sekarang dia harus menyebutnya mantan?

Dengan begitu Seren hanya bisa  mengangguk pasrah, lalu beralih menatap ke sekelilingnya, matanya membulat saat menyadari sudah banyak orang yang berkumpul di sana.

Shit gue malu, anjing!

"Ada lagi?" Tanya Seren kembali mendongak, namun ia mengernyit saat menemukan wajah Devan yang tadi pongah dan menyebalkan berubah menjadi tegang dan terkejut.

"Seren, Lo mau kita putus?"

Kernyitan di dahi Seren semakin tebal "apasih, harusnya gue yang nanya ke Lo!" Kali ini nada suara gadis itu naik satu oktaf tanpa diminta.

Melihat Devan yang hanya terdiam, Seren berdecih "dasar gak jelas!"ujarnya lalu berbalik dan membelah kerumunan yang kini berseru padanya, Seren tau sembilan puluh sembilan koma sembilan persen orang akan senang melihatnya putus dengan Devan, dasar cewek-cewek sialan!

"SEREN, KITA PUTUS!" teriak Devan lantang dengan wajah memerah menahan amarah.

"IYA GUE DENGER, DEVAN!" Balas Seren tak kalah lantang sembari mempercepat langkahnya. Tidak, Seren tidak akan menangis hanya karena putus cinta, dia gadis kuat, apalagi ayahnya tidak pernah mengajarinya menjadi gadis lemah, bahkan Seren sudah kebal dengan rasa sakit.

"SHIT, SEREN!" Teriak Devan lagi, setelahnya ikut pergi berlawanan arah meninggalkan kerumunan.

***

"Arche! Erik! Keluar Lo!!" Devan menendang pintu gudang sekolah yang terletak di paling belakang gedung kedua SMA Eighstar, melangkah masuk dengan kaki menghentak kasar, apalagi saat menemukan dua manusia yang kini tengah tertidur pulas di atas meja lama yang di satukan.

"WOY BANGUN LU BERDUA BANGSAT!" Devan berteriak sembari menendang meja kaki meja tempat kedua temannya kini tertidur, berhasil membuat meja tersebut bergeser ke belakang.

"Weits, odading!" Teriak Erik yang reflek turun dari meja dengan sempoyongan.

"Taii!" Gerutu Arche sembari menggaruk lehernya, matanya menyipit, keplanya pening akibat bangun dengan tiba-tiba.

"Sini Lo berdua!" Devan menarik kerah seragam dua temannya itu lalu tanpa aba-aba memukul wajah keduanya bergantian membuat Arche dan Erik yang tadinya masih belum sadar menjadi tersadar sepenuhnya.

Kedua manusia itu tersungkur, kompak meringis dan menyentuh sudut bibir masing-masing lalu memandang sebentar sebelum akhirnya melotot saat Devan kembali berjalan menghampiri mereka berdua.

My EX [COMPLETED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang