Jennie Pov
Pesta masih berlanjut, jam tanganku menunjukkan pukul 7 malam. Banyak tamu yang sudah berpamitan dan sebagian masih bertahan. Lisa mengenalkanku sebagai tunangannya kepada siapapun yang say hello. Mendampingi Lalisa Manoban di pesta besar merupakaan kebanggaanku tersendiri, tapi juga penyiksaan.
Tanganku pegal sedari tadi menggantung di lengannya. Aku bisa merasakan gigiku mengering, akibat tidak menutup bibirku untuk membuat senyuman. Heelsku terasa menggangu, setiap kami berpindah tempat selalu ada yang bergantian menyapa. Tidak beda seperti saat Theater Brodway, tapi jauh lebih sibuk saat ini, terlebih dengan Lisa mengenalkanku sebagai tunangannya maka itu menjadikanya kerabat keluarga besar Kim. Ini angin segar untuk kami, tapi angin puting beliung bagi saingan kami.
Awalnya Lisa menolak menyapa siapapun. Tapi ayahnya menegur Lisa , mengatakan bahwa itu bukan citra M.H. Dengan terpaksa Lisa menyuruh Bambam dan pengawalnya menghentikan kegiatan mereka menyingkirkan siapapun yang mendekat.
Aku senang menemukan satu fakta bahwa hanya aku yang bisa mengakses wajah asli Lisa, hanya aku yang dia izinkan membaca emosinya, gesture tubuhnya. Lisa menyapa para tamu dengan arogan. Senyumnya tidak ramah, pelukannya dingin, dan tutur katanya selalu berujung ending dari blablabla mereka.
"Lisa, aku ingin duduk" kataku setelah dia selesai menyapa koleganya.
"Kamu bisa duduk di situ, bersama Bambam" aku menoleh ke belakang dimana Bambam berada, itu hanya 2 langkah dari Lisa.
"Kamu tidak ikut...." aku berhenti bicara, mengikuti arah pandang Lisa. Astaga... aku mulai merutuki diriku sendiri kenapa memiliki Lisa yang berpengaruh besar di dunia bisnis. Sampai Mr.Lee Byun Chul pemilik Samsung Group dengan senang hati menghampirinya. Aku mencium pipi Lisa sebelum bergabung dengan Bambam.
"Lalisa Manoban, senang sekali akhirnya bertemu denganmu" sapa Mr.Lee, Lisa menerima pelukan singkat.
"Terimakaih, Mr.Lee" balasnya, aku bersyukur Lisa tidak mencoba untuk mengenalkanku pada pria tersohor itu. Aku sudah lelah, sungguh.
"Aku membuat janji temu, tapi sekretarismu memberitahuku kamu tidak punya waktu luang"
"Oh maaf tentang itu Mr.Lee"
Meski dari belakang, aku tahu seperti apa wajah Lisa sekarang. Tersenyum angkuh tanpa mencoba ramah sedikitpun. Sebagian besar orang memilih hanya say hello, tapi Mr.Lee tampak tidak terpengaruh oleh sikap dingin Lisa.
"Aku hanya ingin membicarakan investasimu di perusahaanku. Well, itu jumlah fantastis" senyuman Mr.Lee tampak licik. Aku tidak mengerti, tapi juga tidak ingin mencari tahu. Itu urusan Lisa.
"Maafkan aku Mr.Lee, tapi aku lupa dimana saja aku menginvestasikan uangku." cengkraman Lisa di gelas sampanye mengeras, aku tahu itu gesture kesalnya.
"Oh ayolah nona, aku tahu siapa di balik kerusakan BH sekarang" pria itu melirikku sekilas sebelum berbisik di telinga Lisa. Aku tidak bisa mendengar apapun dari sini. Tapi kerusakan BH ? Aku tahu keuangan BH milik Taehyung sedang buruk, beritanya ada dimana-mana. Hanya saja, kenapa Mr.Lee mengatakan itu seolah ada kaitanya dengan Lisaku ? Atau mungkin Lisa tidak main-main dengan ucapanya di meja makan tempo lalu ?
Bambam berdiri, dengan sopan menarik Mr.Lee menjauh dari Lisa. Pria itu tidak keberatan dengan tindakan Bambam, dia justru tersenyum lebar.
"Aku akan menunggu undangan makan malam darimu, Lisa" katanya sebelum berbalik dan pergi."Panggil dia, sekarang !" Perintah Lisa, Bambam segera pergi. Aku bisa mendengar jelas nada ketus yang penuh amarah.
"Sayang, apa ada masalah ?" Aku menghampirinya, bisa kulihat wajah tanpa emosi miliknya. Dia menenggak sampanye hingga habis tanpa tersenyum sedikitkpun, sangat angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage S1 (Completed)
RomanceWARNING !! PURE GIRL X GIRL. Rated 21+. Menikah muda tidak ada di kamus Jennie Kim. Tapi ayahnya pemilik YG Entertaiment mengharuskan Jennie menikah tahun depan dengan Lalisa Manoban, Profesor muda dari Harvard. Bisakah Jennie membatalkan perjodohan...