AM 48

10.1K 993 116
                                    

Lisa Pov

Paginya, aku merasa kepalaku berat dan kedua tanganku ngilu. Lebam dan luka goresan ada di sana. Aku mengernyit tiap kali bergerak. Bahkan aku bisa tidur di lantai semalam, dan tidak ada yang datang membangunkanku.

"Kau benar-benar ! Aish !" Lu K membersihkan lukaku sebelum membungkus mereka dengan perban. Aku diam tidak menanggapinya mengomel sedari tadi.

"Untung tidak ada yang retak. Berhenti menyakiti dirimu sendiri. Kau bahkan segera menikah Prof. Dan putrimu akan bertanya-tanya mengapa tanganmu terluka. Kau mau jawab apa ? Memukuli tembok ?"

Pembahasan putriku membuatku sadar, tindakanku bodoh. Menyakiti diri sendiri sebagai pelampiasan bukanlah solusi. Jika aku terluka, harusnya aku mencari obat bukan menambahi luka.

Aku berdiri begitu yakin Lu K selesai dengan tanganku. Kuraih ponselku dan meminta Harry menyiapkan jetku. Yah putriku, aku harus kembali ke L.A dan menemuinya. Mencari obatku.

"Kau mau ke L.A lagi ? Setelah tugas yang kau berikan pada kami ?" Lu K membereskan peralatan medis, dia menggeleng heran atas keputusanku.

"Putriku sangat cantik asal kau tahu saja. Lihatlah" aku menunjukkan lockscreen ponselku yang dihiasi wajah Ella. Profesor muda itu tersenyum, dia mengangguk.

"Yah dia cantik. Seandainya dia tidak memiliki darah Inggris, aku akan mengatakan kalian bak pinang di belah dua. Jadi bagaimana tes DNA kalian ?"

Aku menyimpan ponselku ke saku, menatap tidak percaya ke arah Lu K.
"Sudah, dan dia 99,9 persen memang putriku. Jadi percepat penelitianmu dan umumkan pada dunia. Biar aku cepat mengambil Ella dan tidak repot bolak-balik LA-Seoul"

"Memangnya Ella mau dipisahkan dari ibunya Prof ?"

Aku menghela nafas. Mengingat semua yang aku tahu tentang Ella.

"Gadis itu sangat menyayangi ibunya, tapi juga ketakutan. Aku tidak habis pikir bagaimana gadis seusianya bertahan pada situasi seperti itu. Tapi aku tahu cara meyakinkan Ella. Dia penggemar Blackpink ! Aku bisa menggunakan Rose atau Jisoo untuk membujuk Ella. Aku pasti menang Lu K-yaa. Aku pasti bisa membawa putriku ke Korea. Jadi fokus pada penelitianmu !"

Lu K mengangguk, senyuman merekah menunjukan gigi tidak rapi yang justru semakin membuat dia lebih mempesona.

"Araseo. Kau berangkat sekarang ? Tidak pamitan dengan Jennie dulu ? Kau tahu apapun yang kamu lakukan, harus seizin dia"

Aku menghela nafas. Kuambil ponselku, berniat menghubungi Jennie. Tapi kuurungkan, sebagai ganti aku mengiriminya pesan.

To : Wife

"Aku pergi ke L.A pagi ini, beri aku izin lalu aku tidak akan mengganggumu dan Yuri"

Aku pergi ke kamar, menyiapkan keperluanku seminimal mungkin. Ini hanya akan jadi perjalanan 3 hari bolak-balik. Ponselku berdering, mendapat balasan dari Jennie.

From : Wife

"Berapa hari ?"

To : Wife

"Tiga hari bolak-balik. Jadi aku diberi izin ?"

From : Wife

"Ya. Tapi tidak dengan Jet. Pakai penerbangan biasa. Atau tidak sama sekali"

Aku mendengus, kesal. Padahal ini jetku sendiri, bukan milik M.H tapi tidak boleh juga kubawa. Yasudahlah. Bagaimana lagi. Aku kembali menghubungi Harry, membatalkan pesawat Jet dan memintanya membeli tiket kelas satu di jadwal penerbangan seawal mungkin.

Arranged Marriage S1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang