AM 51

11.6K 1.1K 141
                                    

Jennie Pov

Malamnya aku dan Lisa disibukan dengan persiapan pernikahan kami, paling tidak pertengkaran di Disney membungkam mulutnya perihal Yuri. Pernikahan kami tetap pada rencana awal. Dimana kami akan melangsungkan dua kali pemberkatan, pertama di El Malecon dimana hanya dihadiri kerabat terdekat. Kedua akan dilangsungkan di Our Palace dengan tamu undangan yang tidak kurang dari 2000 orang.

Setelah selesai berkoordinasi dengan Jessica mengenai gaun pengantin dan Bambam cs mengenai tamu undangan, aku pergi ke kamar untuk tidur. Tidak mempermasalahkan Lisa yang justru pergi ke kamar Ella. Dan yah Prewedding yang aku inginkan akan diambil di San Diego dua hari lagi bersama fotografer yang kuminta dari Hedi.

Paginya, aku dibangunkan oleh dering ponsel. Dimana nama Yuri melakukan panggilan. Kuterima panggilanya, dan mendengar isak tangis di seberang sana. Hal itu membuatku sepenuhnya meraih kesadaran. Aku bersandar di head tempat tidur, masih diam menunggu Yuri bicara.

"Jam berapa di sana ?"

"6 pagi. Kenapa menangis ?"

"Aku minum-minum sendiri, tiba-tiba ingin menangis"

"Kurang kerjaan"

"Kapan pulang ?"

"Setelah memastikan Ella mau ikut bersamaku"

"Aku tidak memahamimu"

Aku tertawa renyah, aku sendiri tidak memahami diriku sendiri apalagi Yuri. Perlahan kami membicarakan banyak hal, seperti Yuri menanyakan kesehatanku dan keadaan Lisa. Dia sudah menerima undangan pernikahan lengkap dengan visa, tiket pesawat dan voucher hotel. Aku dan Lisa sepakat untuk memberikan transportasi dan penginapan gratis untuk semua kerabat terdekat. Dan mereka akan dibawa menggunakan pesawat eksklusif milik M.H Group. Ini tak ubahnya tiket liburan, karena mereka akan berada di sana paling tidak satu minggu.

"Kau tahu aku ibu rumah tangga sekarang, dan kita sudah bicara setengah jam. Aku harus bergegas dan membuat sarapan"

"Araseo. Selamat beraktivitas ibu rumah tangga" aku tertawa,

"Tidurlah. Dan jangan menangis tanpa sebab. Kau bodoh"

"Hmmm"

Aku beranjak, menjadikan kamar mandi tujuan pertama. Setelah mandi aku berpakaian, lalu menuju ke dapur dimana Koki Edw sudah menyiapkan semua bahan untuk dibuat sarapan pagi ini. Kemarin aku memberi mereka daftar menu yang sama seperti sarapan kemarin.

"Nyonya memegang kalimatnya sendiri. Kau ibu rumah tangga yang handal" begitulah Koki Edw menyambutku di dapur. Aku langsung menempatkan posisi, menyapa semua orang dengan senyuman dan berbasa-basi ringan. Setidaknya satu jam kedepan makanan sudah tertata di atas meja. Aku bergegas menuju kamar Ella, menemukan dia dan ayahnya masih terlelap saling memeluk.

Aku duduk di tepi tempat tidur, mengusap pipi Ella lembut.
"Sayang, bangun. Ini sudah pagi" gadis itu mulai terusik, kudaratkan bibirku di kening dan kedua pipinya baru setelah itu dia membuka mata.

"Aunty..." sapanya, aku tersenyum manis.

"Bangun, mandi lalu sarapan. Aunty membuatkanmu muffin !" Ella tersenyum, ia mengangguk, melepas pelukanya di perut Lisa. Dia bersandar di head tempat tidur. Tak lama Lisa ikut bangun, dia melakukan hal sama seperti yang dilakukan Ella.

"Like father, like daughter !" Aku mengomentari kekompakan adegan duo ayah anak. Mereka tertawa, Lisa menatapku "good morning, Jennie Aunty" rengeknya persis seperti suara Ella. Aku tertawa, menyuruh mereka cepat mandi. Seperti anak kecil mereka berlari ke kamar mandi. Sementara aku membereskan tempat tidur Ella, memilihkan gadis itu baju sebelum aku kembali ke kamar untuk memilihkan Lisa baju. Dia mandi bersama Ella, jadi aku harus kembali ke kamar putri Manoban itu untuk memberi ayahnya baju ganti.

Arranged Marriage S1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang