Lisa Pov
Jadwal menginap sehari berubah jadi seminggu. Ada saja masalah yang harus segera ditangani. Minggu depan pernikahan Amber, aku bahkan tidak meringankan tugasnya sebagai CEO. Atau menemani kegugupanya yang sebentar lagi memiliki gelar suami.
Tak seperti saat kutinggal ke New York atau hari pertama aku di Busan. Jennie behenti merengek, entah apa yang merasuki tunanganku. Sampai posesifnya hilang. Sejujurnya aku tidak keberatan dengan tingkah Jennie, itu justru jadi penyemangatku supaya cepat-cepat merampungkan pekerjaan.
Helikopterku mendarat sempurna di atap M.H pusat. Kami bertiga turun disambut Seulgi cs. Mereka membungkuk ke arah kami. Ayahku dan Harry pergi lebih dulu untuk menghadiri rapat. Sedangkan aku langsung bergegas menuju YG dimana istriku berada. Tanpa peduli letihku.
Aku bertemu Blackpink di lobi, say hello sekedar menanyakan kabar. Mereka menggodaku habis-habisan perihal pernikahanku dan Jennie. Kudapati Irene di ruang tunggu depan ruangan kerja Jennie. Kulirik Seulgi yang otomatis berubah canggung mendapati kekasihnya menunggunya.
"Nikmati waktu kalian" aku mengisyarakatkan Seulgi untuk menemani Irene. Sahabat Jennie tersenyum manis, berterimakasih padaku.
"Jiwan, apa Jennie di dalam ?"
"Ya. Dia sedang ada pertemuan dengan Jaehyun"
"Jaehyun ?"
Mendengar nama itu selalu saja menimbulkan perasaan yang tidak enak. Pria itu selalu terang-terangan mendekati Jennie. Dan apa maksudnya Jaehyun di sini ? Sebenarnya Jaehyun salah satu pimpinan team EO perusahaanku, tapi sikap pria itu aku tidak suka.
Aku masuk tanpa mengetuk, mendapati Jennie dan pria itu berhenti tertawa. Tunanganku bangkit, menghambur ke pelukanku. Kusambut tubuhnya dengan senang hati, mengankatnya lalu memutar-mutarkan tubuhnya. Astaga, aroma ini sangat kurindukan.
"Aku merindukanmu sayang"
"Aku lebih merindukanmu, Niniya" aku semakin memutarkan tubuh kami.
"Turunkan aku Li... hahahha" pintanya, aku menurut. Kuraih bibirnya sembari melirik Jaehyun yang mengalihkan pandanganya dari kami. Raut tidak suka tergurat di wajahnya. Apa-apaan! Kami bertukar saliva sedikit lama sebelum Jennie sadar ada orang lain di sini. Dia menuntunku duduk di sofa bergabung dengan Jaehyun. Di meja berserakan contoh desain pernikahan.
"Sayang, aku ingin Jaehyun yang jadi WO pernikahan kita. Lihat, dia membawakan contoh dekorasinya. Kamu ingin outdoor atau indoor ?" Nada bicaranya terdengar bersemangat. Sebegitu bahagianya dia dengan pernikahan kami. Kusimpan egoku sendiri, tersenyum lebar. Kuraih beberapa gambar, memilih satu yang dirasa baik.
"Akan ada lebih banyak tamu undangan di pernikahan kita. Ini tidak akan jadi pernikahan sederhana Li"
"Jadi biarkan kita bahas ini secara pribadi. Oke, hon ?" Jennie sedikit kecewa, tapi senyuman di wajahnya menutupi itu. Dia mengangguk. Jaehyun yang tersendir akhirnya pamitan pergi, dan berjanji akan segera menemui kami begitu sudah ada yang diputuskan.
"Apa kamu masih ada pekerjaan ?"
"Waeyeo?"
"Seminggu kita tidak bertemu. Aku ingin kita memiliki waktu, aku merindukanmu Hon"
Tunanganku beranjak, dia merapikan meja. Menyimpan semua berkas pekerjaanya di laci. Jennie memakai mantelnya, mengambil tas tangan lalu menghampiriku.
"Ayo pulang. Aku bisa melanjutkan pekerjaan kapanpun" katanya menarik tanganku, dia menyelipkan tanganya di lenganku. Kami keluar ruangan, dan mendapati Seulrene yang tampak sedang berdebat. Seulgi berdiri begitu tahu kami keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage S1 (Completed)
RomanceWARNING !! PURE GIRL X GIRL. Rated 21+. Menikah muda tidak ada di kamus Jennie Kim. Tapi ayahnya pemilik YG Entertaiment mengharuskan Jennie menikah tahun depan dengan Lalisa Manoban, Profesor muda dari Harvard. Bisakah Jennie membatalkan perjodohan...