Lisa Pov
Sudah dua minggu aku mengurung diri di lantai dua. Tidak mengizinkan siapapun menginjak lantai ini, kecuali orang yang kupanggil. Semua akses ke lantai atas dialihkan melalui tangga darurat. Aku kecewa, bahkan Bambam dan yang lain menyembunyikan kehamilan Jennie. Percaya pada jalang itu bahwa anak yang dia kandung adalah anakku.
Aku cukup rasional untuk menyangkal itu. Hei, aku perempuan. Bahkan alat kelamin menjijikan itu aku tidak punya. Entah apa yang dipikirkan Seohyun cs sampai bersi keras bahwa kemungkinan besar aku menghamili Jennie. Mungkin untuk melindungiku terutama mentalku, atau mereka berpihak pada Jennie ? Entahlah, ini menyakitkan untukku.
Harry menghubungiku, ya aku tidak mengizinkanya menemuiku tapi masih mau menerima panggilanya. Terlepas dari patah hatiku, aku masih punya tanggung jawab dengan semua proyekku. Dan hari ini dia memintaku datang ke kantor, untuk rapat pemegang saham. Entah apa yang akan mereka bahas, yang jelas aku tidak ingin dituntut kepastian tentang pernikahanku.
Perjodohan sialan dengan si fucking bitches. Kenapa pula aku menerima perjodohan ini hanya karena rasa bersalahku ? Yaa ! Kim Jannie kenapa pula kamu melindungiku, kenapa bunuh diri ? Untuk pertama kalinya aku merasa seperti ini, seolah rasa bersalahku menghilang entah kemana.
Bohong jika aku melupakan Jennie, sebrengsek apapun dia, aku masih menyimpanya di hatiku. Sekuat apapun aku berusaha menghapusnya, tetap saja itu tidak mudah. Ini baru dua minggu, aku yakin seiring berjalanya waktu aku akan terbiasa tanpanya. Mungkin.
Dua minggu di rumah tanpa dia, cukup menyulitkan. Asal tahu saja, aku tidak bisa membedakan mana pakaian dalamku. Di ruang baju masih ada sebagian pakaian Jennie. Tapi lebih sulit pagi ini, aku ada meeting dan biasanya dia yang memilihkanku baju. Terserahlah, kugunakan apapun, persetan cocok atau tidak.
Aku memasukan sweater ke kepalaku, aromanya beda. Aku tidak suka. Aku berjalan mendekati nakas, meraih telfon rumah berniat memanggil Mrs.Jang.
Kuraih bathrobeku, duduk di sofa menunggu kepala maid itu datang."Kenapa aroma bajuku aneh ?!" Bentakku, bahkan wanita paruh baya itu belum sempurna memasuki kamar.
"Itu pewangi pakaian yang kami pakai sebelum Miss.Kim disini--"
"Kenapa diganti ?"
"Miss.Kim mengubah pewangi pakaian setelah dia tinggal disini--"
"Jadi gunakan yang dia gunakan juga"
"Sayangnya kami tidak tahu itu pewangi apa"
"Bagaimana bisa ?!!"
Mrs.Jang mengurai senyumnya, dia mengambil duduk di hadapanku. Biasanya wanita ini akan sangat hormat memperlakukanku, tapi kali ini berbeda. Dia tak segan memasang tampang kesalnya.
"Lisa, kenapa kau tidak bertanya dengan calon istrimu dia mengkombinasikan pewangi apa saja ?! Semua kebutuhanmu dia yang mengatur, aku tidak diberi kesempatan untuk ikut andil. Panggil dia untuk pulang, dan tanyakan padanya !"
Aku memandang wanita itu sendu, air mataku sudah berkumpul di pelupuk mata. Bagaimana bisa aku mengharapkan situasi yang sama, setelah apa yang terjadi. Bodoh.
"Ahjuma, dia menyakiti--"
"Tidak. Hamil itu berita baik, kenapa bisa menyakitimu"
"Nee ?!!"
Sekarang dia yang bergantian memotong ucapanku. Air mataku jatuh, wanita itu mendekat dan memelukku tanpa ragu. Sebenarnya kami sangat dekat, dia sudah seperti ibuku. Dia merawat dan menemaniku sejak kecil. Bahkan aku membawanya ke Amerika, memberinya libur 4 hari setiap bulan untuk pulang ke Korea. Namun semenjak aku mendapat gelar Profesor dan sebagian besar orang menaruh hormat padaku, diapun mengikuti gaya mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage S1 (Completed)
RomanceWARNING !! PURE GIRL X GIRL. Rated 21+. Menikah muda tidak ada di kamus Jennie Kim. Tapi ayahnya pemilik YG Entertaiment mengharuskan Jennie menikah tahun depan dengan Lalisa Manoban, Profesor muda dari Harvard. Bisakah Jennie membatalkan perjodohan...