Lisa Pov
Aroma coffee latte menyeruak masuk ke hidungku, menggugahku dari tidur nyenyak. Aku mengerjap meraih kesadaran penuh. Bibirku tertarik ke atas membentuk senyuman, ini malam pertama aku tidur satu ranjang dengan Jennie setelah perpisahan kami. Ya perpisahan, walau pun kini aku tidak tahu harus menyebut hubungan kami apa. Aku menoleh ke samping, tidak menemukan dua gadis yang kucintai. Sontak aku beranjak menuju ke meja sofa dimana coffee latteku berada. Ada secarik kertas dengan tulisan berbeda. Ini note dari Jennie dan Ella.
Dear Daddy, aku dan Mommy pergi. Maaf meninggalkanmu sendiri. Your Daughter E
Kusesap kopi pagiku, masih tersenyum bahagia. Mulai membaca tulisan tangan Jennie yang lebih panjang dari note Ella.
Aku tidak membuatkanmu sarapan. Koki Edw yang membuatnya. Kami pergi jalan-jalan, dan langsung pergi belanja. Aku belum membeli baju untuk Prewedd. Kuharap kau tidak keberatan kupilihkan apa saja. Bajumu di meja rias, pakai itu, dan di rumah saja. Tadi aku tidak tega membangunkanmu, kamu pasti tidur subuh kan ? Mandi, sarapan, dan kamu boleh bekerja semaumu sampai kami pulang. Your J 🖤
Aku mengangguk mengiyakan semua pesan Jennie seolah dia bisa melihat gestureku. Entahlah, ada perasaan bahagia, tapi tidak melegakan. Itu lebih pada rasa syukur, setidaknya Jennie mau memperhatikanku dan mengurusku dengan baik.
Setidaknya dua sesapan lagi, aku bergegas ke kamar mandi. Berendam cukup lama di bathtub, memikirkan semua yang sudah terjadi dan menyusun rencana ke depan. Salah jika Jennie ingin aku bekerja hari ini, sementara pernikahan kami tinggal menghitung hari. Bahkan Prewedd untuk foto selamat datang dan pajangan di pernikahan kami baru akan kami ambil besok.
Aku keluar mengenakan bathrobe, menuju meja rias menikmati pelayanan Jennie yang sudah lama tidak kurasakan. Dan di atas baju, ada note lain.
Mrs. Jang memberitahuku kamu mengamuk karena pewangi pakaianmu berbeda. Kemarin aku meminta maid mencuci pakaianmu dengan pewangi racikanku. Jadi tersenyumlah. Your J 🖤
Tawaku pecah, Jennie memang bisa saja. Kuraih kaos Nike dan celana olaharga dengan mrek yang sama. Menghirup aroma wangi yang sangat kurindukan. Tidak butuh waktu lama untukku memakai baju, mengeringkan rambut, memakai krim dan sedikit berias. Aku turun menuju ruang makan, berniat sarapan di jam 1 siang.
Semua maid membungkuk, Koki Edw masih di dapur sibuk mengelola bahan makanan.
"Sudah bangun Profesor" sapanya, aku tersenyum duduk di kursiku membiarkan maid menyiapkan makanan untukku.
"Nyonya berpesan, mungkin Profesor rindu masakan Korea. Jadi saya mengikuti resep yang nyonya berikan. Kuharap profesor suka" Edw menjelaskan menampilkan senyum manis. Tadinya aku hendak mengisi piringku. Namun sebuah ide muncul. Aku beranjak, meraih ponsel di saku lalu mengetik pesan untuk Jennie.
To : Wife
Aku akan menunggumu sampai pulang, aku ingin diambilkan makanan.
Aku menyimpan ponselku, merekahkan senyuman manis. Sebagai ganti sarapan aku mencari susu coklat di kulkas. Tak lama ponselku berdering, panggilan suara dari Wife.
"Jangan seperti anak kecil ! Sebentar lagi kamu menyandang gelar ayah dari dua anak !" Kujauhkan ponsel dari telinga, teriakan Jennie di seberang sana cukup memekakan telinga.
"Ayolah Hon, itu sudah sangat lama--"
"Lama atau sebentar itu bukan salahku. Kamu yang membuatnya. Jadi makan yang banyak. Atau malam ini aku tidak berencana pulang !"
"Araseo !" Aku menutup panggilan, bibirku mempertahankan senyuman. Tapi aku kembali ke meja makan, mengisi piringku. Baru saja aku hendak makan, ponselku berdering lagi, kali ini panggilan vidio dari orang yang sama. Aku semakin tersenyum, kusandarkan ponsel di gelas dan menerima vidio call dari Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage S1 (Completed)
RomanceWARNING !! PURE GIRL X GIRL. Rated 21+. Menikah muda tidak ada di kamus Jennie Kim. Tapi ayahnya pemilik YG Entertaiment mengharuskan Jennie menikah tahun depan dengan Lalisa Manoban, Profesor muda dari Harvard. Bisakah Jennie membatalkan perjodohan...